Postnasal Drip, Lendir Ekstra di Belakang Hidung dan Tenggorokan

Bikin kamu merasa lendir mengalir ke tenggorokan

Intinya Sih...

  • Postnasal drip mengacu pada lendir dari hidung atau sinus yang mengalir ke tenggorokan.
  • Penyebabnya termasuk alergi, deviasi septum, pilek, flu, infeksi bakteri, sinusitis, suhu dingin, makanan pedas, obat-obatan tertentu, usia, dan GERD.
  • Gejalanya meliputi merasa lendir mengalir ke tenggorokan, sering menelan, berdeham, suara serak, dan merasakan benjolan di tenggorokan.

Sindrom batuk saluran napas atas (upper airway cough syndrome atau UACS), sebelumnya disebut sebagai sindrom postnasal drip, adalah salah satu penyebab paling umum dari batuk kronis. Ini bisa berhubungan dengan alergi, sinusitis, atau makanan tertentu.

Kalau kamu mengalami batuk yang tak kunjung sembuh, hidung tersumbat, lendir menetes di tenggorokan, atau perasaan ingin sering membersihkan tenggorokan, kamu mungkin mengalami postnasal drip.

Postnasal drip mengacu pada lendir dari hidung atau sinus yang mengalir ke tenggorokan. Kamu mungkin mengeluhkan hidung tersumbat dan sensasi lendir yang menetes dari belakang hidung.

Saat diperiksa, dokter mungkin melihat lendir menetes ke tenggorokan dan radang di hidung dan tenggorokan. Kombinasi gejala dan pemeriksaan fisik dapat membantu dokter mendiagnosis postnasal drip.

1. Penyebab

Postnasal drip bisa terjadi karena berbagai alasan. Salah satu penyebab terseringnya adalah alergi, yang sering disebut sebagai postnasal drip alergi.

Penyebab lainnya adalah deviasi septum. Dalam kondisi ini, dinding tulang rawan di antara lubang hidung (septum) bengkok. Struktur hidung yang salah tempat membuat salah satu saluran hidung lebih kecil dari yang lain. Ini dapat mencegah lendir mengalir dengan baik dan dapat menyebabkan postnasal drip.

Penyebab postnasal drip lainnya meliputi:

  • Pilek dan flu.
  • Infeksi bakteri.
  • Infeksi sinus (sinusitis).
  • Suhu dingin, perubahan cuaca dan kekeringan di udara.
  • Cahaya terang.
  • Makanan pedas.
  • Kehamilan.
  • Obat-obatan tertentu, seperti pil KB dan obat hipertensi.
  • Usia.
  • Refluks asam kronis (GERD).

2. Gejala

Postnasal Drip, Lendir Ekstra di Belakang Hidung dan Tenggorokanilustrasi postnasal drip (commons.wikimedia.org/Jeffamaname)

Berikut ini gejala postnasal drip:

  • Merasa lendir mengalir ke tenggorokan.
  • Sering menelan.
  • Membersihkan tenggorokan atau berdeham.
  • Suara serak atau menggelegak.
  • Tenggorokan sakit dan teriritasi.
  • Merasakan benjolan di tenggorokan.

Pada anak-anak, sekret yang kental atau berbau busuk dari satu sisi hidung bisa berarti ada sesuatu yang tersangkut di hidung, seperti kacang, gumpalan kertas, atau potongan mainan. Jika melihat gejala tersebut, bawa anak menemui dokter anak.

Postnasal drip sering menyebabkan tenggorokan yang sakit dan teriritasi. Walaupun biasanya tidak ada infeksi, tetapi amandel dan jaringan lain di tenggorokan bisa membengkak. Hal ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau rasa ada yang mengganjal di tenggorokan.

Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat di Malam Hari

3. Diagnosis

Untuk mengetahui penyebab postnasal drip, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan kamu, termasuk gejala postnasal drip.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik pada telinga, hidung, dan tenggorokan.

Dokter umum mungkin akan merujuk kamu ke spesialis THT. Dokter THT mungkin merekomendasikan endoskopi hidung. Prosedur ini memeriksa bagian dalam rongga hidung dan bukaan sinus menggunakan endoskop—tabung tipis fleksibel dengan kamera dan lampu.

Dokter THT mungkin juga memesan tes pencitraan seperti sinar-X.

Jika dokter curiga postnasal drip disebabkan oleh alergi, kamu mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis alergi untuk pengujian dan pengobatan.

4. Pengobatan

Postnasal Drip, Lendir Ekstra di Belakang Hidung dan Tenggorokanilustrasi pengobatan postnasal drip (unsplash.com/Diana Polekhina)

Postnasal drip bisa sulit disembuhkan dan pengobatan bervariasi sesuai penyebabnya:

  • Infeksi bakteri biasanya diobati dengan antibiotik, semprotan hidung, dekongestan, dan irigasi garam hidung. Untuk sinusitis kronis, operasi untuk membuka sinus yang tersumbat mungkin diperlukan.
  • Alergi paling baik ditangani dengan menghindari penyebabnya. Antihistamin, dekongestan, semprotan hidung cromolyn dan steroid, atau steroid oral dapat meredakan nyeri. Beberapa antihistamin yang lebih tua dapat mengeringkan dan mengentalkan sekresi postnasal lebih banyak; antihistamin yang tidak menyebabkan kantuk yang lebih baru tidak memiliki efek ini. Imunoterapi (desensitisasi) menggunakan suntikan alergi atau obat tetes di bawah lidah dapat membantu.
  • Perawatan untuk GERD termasuk meninggikan posisi kepala 15–20 cm saat berbaring atau tidur, menghindari makanan dan minuman setidaknya 3 jam sebelum tidur, menurunkan berat badan, dan menghilangkan alkohol dan kafein dari pola makan. Antasida juga dapat membantu.
  • Tindakan yang memungkinkan sekresi lendir keluar dengan lebih mudah mungkin direkomendasikan. Banyak orang, terutama lansia, butuh lebih banyak cairan untuk mengencerkan sekresi. Minum lebih banyak air, menghilangkan kafein, dan jika mungkin menghindari diuretik (obat yang mengeluarkan cairan dari tubuh dengan meningkatkan buang air kecil) akan membantu. Agen pengencer lendir seperti guaifenesin membuat sekresi menjadi lebih encer. Irigasi hidung saline mengurangi sekresi yang menebal. Semprotan hidung saline tanpa resep adalah cara alami untuk melembapkan hidung.

5. Pencegahan

Salah satu cara untuk mencegah postnasal drip adalah dengan mengurangi paparan terhadap hal-hal yang menyebabkan reaksi alergi sebaik mungkin. Cara untuk mencegah kondisi tersebut bisa termasuk:

  • Minum pil alergi setiap hari atau sesuai arahan dokter.
  • Menjaga rumah bebas debu dan bersih.
  • Menggunakan sarung bantal dan seprai untuk mencegah tungau debu.
  • Mengganti filter udara pada sistem heating, ventilation, dan air conditioning (HVAC) sesering mungkin.
  • Mandi sebelum tidur jika banyak menghabiskan waktu di luar ruangan.

Postnasal drip bisa mengganggu, tetapi biasanya tidak berbahaya. Sebagian besar waktu, kamu bisa mengatasinya dengan pengobatan rumahan sederhana dan obat bebas.

Apabila mengalami gejala tambahan atau postnatal drip tidak hilang dalam beberapa minggu, hubungi dokter. Dokter dapat menentukan apakah kamu memiliki kondisi yang memerlukan perawatan medis.

Baca Juga: Deviasi Septum Nasal: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Referensi

American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery Foundation. Diakses pada April 2024. Post-nasal Drip.
Cleveland Clinic. Diakses pada April 2024. Postnasal Drip.
WebMD. Diakses pada April 2024. Postnasal Drip: Symptoms and Treatment.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya