Apa Itu Sistoskopi? Kenali Prosedur Ini

Prosedur untuk melihat kandung kemih dan uretra

Intinya Sih...

  • Sistoskopi adalah prosedur untuk melihat kandung kemih dan uretra secara mendetail.
  • Prosedur ini digunakan untuk memeriksa gejala kandung kemih, mengobati kondisi kandung kemih, dan memeriksa serta mengobati kanker kandung kemih.
  • Ada dua jenis sistoskop, yaitu fleksibel dan kaku, dengan persiapan dan prosedur yang berbeda.

Kalau kamu pernah mengalami masalah pada kandung kemih atau uretra, sistoskopi atau cystoscopy mungkin diperlukan.

Apa itu sistoskopi? Sistoskopi adalah prosedur intervensi yang memberikan gambaran bagian dalam kandung kemih dan/atau uretra, saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh.

Tes ini digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati kondisi medis yang memengaruhi organ-organ tersebut.

1. Tujuan

Dijelaskan dalam laman National Health Service, sistoskopi dapat dilakukan untuk memeriksa penyebab gejala kandung kemih, mengobati beberapa kondisi kandung kemih, atau untuk membantu mendiagnosis dan mengobati kanker kandung kemih

Memeriksa gejala kandung kemih

Sistoskopi dapat digunakan untuk memeriksa penyebab gejala kandung kemih, seperti:

  • Darah dalam urine.
  • Infeksi saluran kemih (ISK).
  • Inkontinensia urine.
  • Nyeri perut bagian bawah (nyeri panggul) yang tidak kunjung hilang.
  • Gejala yang memengaruhi buang air kecil, seperti nyeri saat buang air kecil, buang air kecil lebih sering dari biasanya, atau kandung kemih tidak terasa seperti sudah benar-benar kosong setelah buang air kecil.

Mengobati kondisi kandung kemih

Sistoskopi juga mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi kandung kemih tertentu, seperti:

  • Menghilangkan batu kandung kemih.
  • Membantu mengecilkan prostat jika kamu mengalami pembesaran prostat.
  • Menyuntikkan obat langsung ke kandung kemih, seperti Botox untuk kandung kemih yang terlalu aktif.
  • Memperbaiki kerusakan pada kandung kemih.
  • Mengambil sampel sel untuk pengujian (biopsi).

Memeriksa dan mengobati kanker kandung kemih

Biopsi dapat digunakan untuk memeriksa adanya perubahan pada kandung kemih, yang mungkin merupakan kanker kandung kemih.

Kanker kandung kemih mungkin sulit didiagnosis, jadi kamu mungkin juga perlu menjalani tes lain.

Jika kamu didiagnosis dengan kanker kandung kemih, sistoskopi dapat digunakan untuk:

  • Menghilangkan tumor di kandung kemih.
  • Memeriksa seberapa baik pengobatan bekerja, seperti kemoterapi.

Keterbatasan

Sistoskopi tidak dapat mengidentifikasi setiap masalah yang melibatkan kandung kemih atau uretra.

Misalnya, sering kali penyebab inkontinensia urine atau kandung kemih neurogenik tidak ditemukan. Sistoskopi juga tidak berguna dalam mendiagnosis penyakit ginjal.

2. Cara kerja dan jenis

Apa Itu Sistoskopi? Kenali Prosedur Iniilustrasi sistoskopi (commons.wikimedia.org/Cancer Research UK)

Untuk melakukan sistoskopi, ahli urologi akan memasukkan sistoskop ke dalam uretra dan hingga ke kandung kemih. Di sana, dokter dapat melihat ke dalam kandung kemih dan menggunakan instrumen untuk mengambil sampel jaringan, atau melakukan tes atau perawatan lain.

Menurut Cleveland Clinic, ada dua jenis sistoskop:

  • Sistoskop fleksibel: Dokter mungkin menggunakan teropong yang dapat ditekuk untuk mengikuti jalur alami uretra dan memeriksa bagian dalam kandung kemih dan uretra.
  • Sistoskop kaku: Sistoskop ini tidak bisa ditekuk. Dokter mungkin memasukkan instrumen ini melalui tabung untuk melakukan biopsi atau mengangkat tumor. Sistoskop ini biasanya hanya digunakan dengan obat penenang atau anestesi umum.

Dokter akan menggunakan jenis yang paling sesuai untuk prosedur spesifik kamu.

Baca Juga: Kandung Kemih Turun (Sistokel): Penyebab, Gejala, Perawatan

3. Persiapan

Untuk menjalani sistoskopi, dokter akan mendiskusikan prosedur dan detailnya sesuai dengan situasi spesifik kamu.

Sebagai contoh, kamu mungkin diminta untuk memberikan sampel urine atau tidak buang air kecil sekitar 30 menit sebelum prosedur.

Sistoskopi fleksibel

Sistoskopi fleksibel biasanya dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal untuk mematikan rasa di area sekitar uretra.

Kamu seharusnya bisa makan dan minum seperti biasa pada hari kamu menjalani sistoskopi fleksibel.

Sistoskopi kaku

Sistoskopi kaku dapat dilakukan dengan menggunakan:

  • Anestesi umum, yang mana kamu tertidur selama prosedur.
  • Anestesi diberikan di tulang belakang (anestesi tulang belakang), yang membuat bagian bawah tubuh kamu mati rasa selama prosedur.

Jika kamu menjalani anestesi umum, kamu mungkin diminta untuk menghadiri janji pemeriksaan sekitar seminggu sebelum sistoskopi. Ini biasanya melibatkan perawat yang melakukan beberapa pengukuran, seperti tekanan darah. Ini membantu merencanakan penggunaan anestesi yang aman.

Kamu biasanya akan diminta untuk menghindari makan atau minum (puasa) selama beberapa jam sebelum menjalani sistoskopi kaku. 

Kamu juga memerlukan seseorang untuk mengantar kamu pulang setelah sistoskopi kaku dan menemani kamu selama 24 jam setelahnya.

4. Prosedur

Apa Itu Sistoskopi? Kenali Prosedur Iniilustrasi sistoskop fleksibel (wikidoc.org/C Michael Gibson)

Sistoskopi bisa dilakukan di rumah sakit atau klinik.

Sebelum prosedur, kamu akan diminta untuk mengosongkan kandung kemih dengan buang air kecil. Kamu mungkin diminta untuk memberikan sampel urine pada saat yang sama untuk memeriksa adanya infeksi. Jika ditemukan mengalami infeksi, sistoskopi mungkin perlu dijadwalkan ulang.

Prosedur sistoskopi yang fleksibel

  1. Kamu biasanya akan diminta membuka pakaian dari pinggang ke bawah. Kamu akan diberikan gaun untuk dikenakan.
  2. Kamu akan diminta untuk berbaring di sofa atau tempat tidur.
  3. Gel anestesi lokal akan digunakan untuk mematikan rasa di area sekitar uretra.
  4. Sebuah tabung tipis dan fleksibel dengan kamera di dalamnya (sistoskop) dimasukkan dengan lembut ke dalam uretra lalu digerakkan ke dalam kandung kemih.
  5. Larutan garam dipompa ke kandung kemih untuk menggembungkannya. Ini membuatnya lebih mudah untuk melihat ke dalam.
  6. Sistoskop dipindahkan ke dalam kandung kemih untuk memeriksanya. Gambar dikirim ke layar yang bisa kamu dan dokter lihat.
  7. Alat dapat digunakan melalui sistoskop untuk mengambil sampel kecil sel untuk pengujian (biopsi).
  8. Setelah tes selesai, sistoskop dikeluarkan dengan hati-hati dari kandung kemih.

Sistoskopi fleksibel biasanya memakan waktu sekitar 10 hingga 15 menit.

Prosedur sistoskop kaku

  1. Kamu akan diberikan anestesi umum (kamu akan tertidur selama prosedur), atau bagian bawah tubuh akan dibius dengan anestesi tulang belakang.
  2. Sistoskop dimasukkan ke dalam uretra dan digerakkan ke dalam kandung kemih.
  3. Larutan garam dipompa ke kandung kemih untuk menggembungkannya. Ini memudahkan untuk melihat ke dalam dan melakukan perawatan apa pun.
  4. Alat dapat digunakan melalui sistoskop untuk mengambil sampel kecil sel untuk biopsi atau untuk mengobati kondisi tertentu.
  5. Setiap luka terjadi selama pengujian atau perawatan akan ditutup dan sistoskop dikeluarkan dengan hati-hati dari kandung kemih.

Sistoskopi kaku biasanya memakan waktu sekitar 30 menit.

Setelah sistoskopi

Jika kamu menjalani sistoskopi fleksibel, setelahnya kamu bisa langsung pulang dan beraktivitas normal jika mampu.

Apabila kamu menjalani sistoskopi kaku, kamu biasanya bisa pulang setelah pulih dari efek anestesi dan bisa buang air kecil. Bagi kebanyakan orang, ini memerlukan waktu beberapa jam.

Jika kamu mendapatkan anestesi tulang belakang atau anestesi umum, seseorang perlu mengantar kamu pulang dan menemani kamu selama 24 jam.

Selama jangka waktu 24 jam ini, jangan:

  • Meminum alkohol.
  • Menyetir.
  • Mengoperasikan mesin berat atau rumit.

Kamu mungkin mengeluarkan sedikit darah dalam urine selama beberapa hari setelah sistoskopi. Kamu mungkin juga merasa nyeri saat buang air kecil.

Jangan khawatir, gejala-gejala ini biasanya akan hilang dalam beberapa hari.

Parasetamol atau ibuprofen dapat membantu mengatasi rasa sakit. Bicaralah dengan dokter jika gejalanya tidak hilang setelah beberapa hari.

5. Risiko

Dirangkum dari Mayo Clinic, risiko komplikasi sistoskopi dapat meliputi:

  • Infeksi: Jarang sekali, sistoskopi dapat memasukkan kuman ke dalam saluran kemih sehingga menyebabkan infeksi. Faktor risiko terjadinya ISK setelah sistoskopi termasuk usia lanjut, merokok, dan anatomi saluran kemih yang tidak biasa.
  • Pendarahan: Sistoskopi mungkin menyebabkan darah dalam urine. Perdarahan serius jarang terjadi.
  • Nyeri: Setelah prosedur, kamu mungkin mengalami sakit perut dan sensasi terbakar saat buang air kecil. Gejala-gejala ini umumnya ringan dan berangsur-angsur membaik.

Hubungi dokter atau pergi ke IGD terdekat jika kamu mengalami:

  • Ketidakmampuan untuk buang air kecil setelah sistoskopi.
  • Darah merah cerah atau gumpalan darah berat dalam urine.
  • Sakit perut dan mual.
  • Menggigil.
  • Demam lebih tinggi dari 38,5 Celcius.
  • Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil yang berlangsung lebih dari dua hari.

6. Hasil

Apa Itu Sistoskopi? Kenali Prosedur Iniilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro studio)

Hasil tes didasarkan pada pengamatan dokter terhadap anatomi kandung kemih dan uretra selama tes, serta hasil biopsi jika dilakukan.

Dokter mungkin mendiskusikan hasilnya dengan kamu selama prosedur dilakukan atau segera setelahnya. Atau, dokter mungkin menjadwalkan janji temu lanjutan untuk mendiskusikan hasil dan langkah selanjutnya secara mendetail.

Rencana tindak lanjut akan tergantung dari hasil tes. Misalnya, jika kamu mengalami striktur uretra, kamu mungkin perlu menjalani suatu prosedur untuk memperbaikinya.

Apabila hasil tes kamu memiliki kanker kandung kemih, kamu mungkin perlu menjalani kemoterapi, radiasi, atau pembedahan, atau kombinasi dari perawatan tersebut. Perawatan akan tergantung pada apa yang menyebabkan gejala.

Dokter mungkin merekomendasikan sistoskopi jika kamu memiliki masalah kandung kemih atau uretra untuk mengetahui penyebab dari gejala yang kamu alami. Prosedur ini memungkinkan dokter membuat diagnosis yang akurat dan memberi pengobatan untuk meringankan atau mengatasi gejala.

Baca Juga: 7 Fakta Medis Uretritis, Infeksi Peradangan di Saluran Kencing

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya