Tom Lembong Akui Deep Voice-nya karena Asma

Katanya karena puluhan tahun menggunakan obat asma

Dalam acara "Real Talk With Uni Lubis - PoV Tom Lembong Soal Pilpres 2024" yang disiarkan langsung dalam YouTube channel IDN Times pada Rabu malam (24/1/2023), Thomas Trikasih Lembong, yang akrab disapa Tom Lembong, mengaku suara dalam yang dimilikinya itu adalah efek dari pengobatan asma selama puluhan tahun.

"Sebetulnya suara saya itu punya latar belakang sejarah yang cukup pedih, karena saya dari usia muda, usia 11, 12, 13 tahun itu kena asma yang berat," ia mengungkapkan.

Ia juga mengatakan dirinya sempat terkena bronkitis dan sering keluar masuk rumah sakit.

"Saya kena bronkitis, infeksi paru-paru yang sangat serius di usia remaja muda, kemudian harus pakai nebulizer dan banyak obat selama puluhan tahun dan sering keluar masuk rumah sakit karena asma yang sangat berat."

Salah satu co-captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) untuk Pilpres 2024 ini juga bercerita bahwa kondisinya membaik mulai kuliah, salah satunya berkat olahraga.

"Baru waktu saya mulai kuliah saya mulai olahraga, khususnya gym, mulai angkat besi. Di situ asma saya baru membaik. Dengan perkembangan teknologi ada obat-obatan asma yang canggih sehingga lama-kelamaan asma saya boleh dibilang cured," ceritanya.

Mengenai suaranya yang menjadi dalam, Tom Lembong punya teori.

"Teori saya kenapa suara saya menjadi seperti ini karena puluhan tahun ngisep obat asma untuk paru-paru ya."

Apa benar asma dan/atau pengobatan asma bisa mengubah suara? Simak ulasannya di bawah ini.

Baca Juga: Mengapa Harus Berkumur setelah Menggunakan Inhaler Asma? 

Bagaimana asma memengaruhi suara?

Tom Lembong Akui Deep Voice-nya karena Asmailustrasi asma (freepik.com/krakenimages.com)

Asma adalah penyakit kronis yang menyerang bronkus/saluran pernapasan paru-paru. Gejala asma menyebabkan penyempitan dan iritasi pada saluran bronkial, kejang otot, peradangan mukosa, dan penumpukan lendir.

Gejala asma antara lain:

  • Sesak napas
  • Sesak di dada
  • Mengi
  • Batuk

Dilansir National Health Service, gejala-gejala tersebut bisa membahayakan suara dengan menyebabkan perilaku vokal yang merusak atau mengiritasi dan mengeringkan tenggorokan. Ini dapat menyebabkan perubahan pada suara penderita asma.

Selain itu, pengobatan tertentu juga bisa menyebabkan kerusakan pada pita suara. Menurut Institute for Safe Medication Practices (ISMP), obat yang paling umum menyebabkan kerusakan pita suara adalah kortikosteroid inhalasi (steroid).

Steroid ditemukan dalam inhaler untuk mengelola asma, yang juga digunakan untuk mengobati penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Inhaler ini digunakan setiap hari oleh jutaan penderita asma dan PPOK untuk membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan serangan asma atau kesulitan bernapas.

Contoh inhaler yang mengandung steroid:

  • QVAR (beclomethasone)
  • Pulmicort (budesonide)
  • Alvesco (ciclesonide)
  • Arnuity Ellipta (fluticasone)
  • Flovent Diskus dan Flovent HFA (fluticasone)
  • Advair Diskus (fluticasone dan salmeterol)
  • Breo Ellipta (fluticasone dan vilanterol)
  • Symbicort (budesonide dan formoterol)

Inhaler ini mungkin meninggalkan sedikit obat pada pita suara, atau menyebabkan kekeringan, iritasi, atau pembengkakan pada pita suara. Hal ini dapat mengubah bunyi suara dan menyebabkan suara serak, suara seperti berbisik (breathy voice), serta suara rendah/dalam dan kasar (croaky voice), atau hilangnya suara sepenuhnya.

Tenggorokan berdarah atau nyeri saat berbicara mungkin terjadi.

Pertumbuhan berlebih jamur di tenggorokan (kandidiasis) juga bisa terjadi.

Dalam kasus yang jarang terjadi, pita suara mungkin tidak membuka atau menutup dengan benar atau tidak terbuka sama sekali, sehingga menjadi lumpuh dan menyebabkan kesulitan bernapas. Efek pita suara ini bisa terjadi dalam beberapa jam setelah meminum obat, atau setelah beberapa bulan meminum obat.

Setelah pengobatan dihentikan, efeknya biasanya hilang dalam beberapa jam atau mungkin perlu waktu selama beberapa bulan.

Cara mengurangi risiko kerusakan pita suara

Tom Lembong Akui Deep Voice-nya karena Asmailustrasi sakit tenggorokan (vecteezy.com/dao_kp20226443)

Untuk mengurangi risiko kerusakan pita suara, segera berkumur dengan air dan keluarkan setelah setiap dosis steroid yang dihirup. Kemudian, setelah berkumur, minumlah air.

Beri tahu dokter jika suara berubah atau kamu mengalami pendarahan atau sakit tenggorokan.

Bercak putih di lidah atau area lain di mulut mungkin menandakan infeksi jamur. Ini mudah diobati dan tidak berbahaya.

Jangan pernah berhenti menggunakan inhaler tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, meskipun kamu mengalami beberapa gejala yang disebutkan sebelumnya.

Apabila kamu mengalami kesulitan bernapas atau tenggorokan berdarah, segera dapatkan bantuan medis.

Baca Juga: Kualitas Udara yang Buruk Bisa Picu Asma Kambuh

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya