Apakah Vaginosis Bakterialis Bikin Perempuan Tidak Subur?

Infeksi ini harus diobati

Vaginosis bakterialis adalah infeksi bakteri yang umum terjadi pada perempuan usia subur. Kondisi ini terjadi akibat perubahan keseimbangan bakteri pada vagina. 

Ketika jumlah bakteri berbahaya lebih banyak dibandingkan bakteri baik di dalam vagina, maka vaginosis bakterialis dapat terjadi.

Gejala vaginosis bakterialis yang paling umum antara lain:

  • Lendir vagina atau keputihan berwarna putih atau abu-abu.
  • Keputihan yang berbau amis.
  • Gatal dan iritasi pada vagina.
  • Sensasi saat buang air kecil.

Namun, perlu dicatat bahwa setengah orang dengan vaginosis bakterialis tidak mengalami gejala apa pun.

Karena ini memengaruhi vagina, apakah vaginosis bakterialis bisa membuat perempuan menjadi tidak subur? Mari telusuri bersama bagaimana vaginosis bakterialis memengaruhi kesuburan.

Baca Juga: Vaginosis Bakterialis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Apakah vaginosis bakterialis menyebabkan kemandulan?

Vaginosis bakterialis telah dikaitkan dengan infertilitas atau ketidaksuburan.

Menurut penelitian, perempuan yang mengalami infertilitas 3,3 kali lebih mungkin terkena vaginosis bakterialis dibandingkan mereka yang bisa hamil secara alami (American Journal of Obstetrics and Gynecology, 2021).

Hubungan antara vaginosis bakterialis dan infertilitas sangat kuat, terutama pada perempuan yang mengalami infertilitas tuba. Ini terjadi ketika saluran tuba tersumbat akibat jaringan parut, kerusakan jaringan, atau infeksi.

Jika tidak diobati, vaginosis bakterialis dapat meningkatkan risiko penyakit radang panggul. Penyakit ini diketahui menyebabkan infertilitas tuba.

Terkena vaginosis bakterialis juga meningkatkan risiko tertular klamidia dan gonore. Kedua penyakit menular seksual ini bisa menyebabkan kemandulan.

Apakah vaginosis bakterialis memengaruhi kehamilan?

Apakah Vaginosis Bakterialis Bikin Perempuan Tidak Subur?ilustrasi kesehatan reproduksi perempuan (vecteezy.com/Dzianis Vasilyeu)

Menurut American Pregnancy Association, vaginosis bakterialis dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran praklinis dua kali lipat, kadang-kadang disebut kehamilan kimiawi, setelah fertilisasi in vitro (IVF).

Bagi perempuan yang mengidap vaginosis bakterialis selama kehamilan, mungkin ada peningkatan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan komplikasi berat badan lahir rendah pada bayi baru lahir, serta infeksi pascapersalinan.

Pengobatan dan pencegahan

Untuk memutus siklus vaginosis bakterialis, fokuslah pada pengobatan infeksi dan pencegahannya di masa mendatang.

Menurut Office on Women’s Health, pengobatan dari dokter meliputi:

  • Gunakan antibiotik yang diresepkan sesuai anjuran.
  • Hindari aktivitas seksual hingga infeksi sembuh.
  • Beri tahu pasangan seksual mengenai infeksi yang kamu alami.
  • Temui dokter lagi jika gejala tidak membaik.

Sementara itu, langkah-langkah untuk mengurangi risiko vaginosis bakterialis adalah:

  • Gunakan air hangat untuk memberishkan bagian luar vagina.
  • Hindari sabun, bahkan sabun berbahan ringan, karena dapat mengiritasi vagina.
  • Kenakan pakaian dalam berbahan katun.
  • Tidak melakukan douching.
  • Setialah pada satu pasangan.

Vaginosis bakterialis adalah infeksi umum pada perempuan dan terjadi ketika keseimbangan bakteri dalam vagina berubah. Ketika jumlah bakteri berbahaya lebih banyak daripada bakteri baik di dalam vagina, vaginosis bakterialis dapat terjadi.

Kondisi ini telah dikaitkan dengan ketidaksuburan karena lebih mungkin ditemukan pada perempuan yang mengalami infertilitas.

Vaginosis bakterialis juga dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah pada ibu hamil.

Baca Juga: Apakah Aborsi Memengaruhi Kesuburan?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya