ilustrasi obat yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi (pexels.com/Ron Lach)
Selain 10 obat yang disebutkan pada poin sebelumnya, ada beberapa obat yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau memperburuknya.
Dalam hal kategori obat-obatan, dua penyebab tersering menurut studi jurnal Sexual Medicine tampaknya adalah antidepresan dan obat psikiatri lainnya, serta 5-alpha-reductase inhibitor (5-ARI).
Ulasan lebih jelasnya dibahas di bawah ini.
1. 5-ARI
Ini adalah obat yang digunakan untuk mengobati hiperplasia prostat jinak dan kerontokan rambut pada pria mengurangi aktivitas dihidrotestosteron (DHT) dalam tubuh. Meskipun dapat membantu mengatasi kerontokan rambut dan pembesaran prostat, tetapi obat ini juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan masalah seksual lainnya. Contohnya meliputi:
- Finasteride (Propecia, Proscar)
- Dutasterid (Avodart)
2. Antidepresan dan obat psikiatri lainnya
Depresi dapat menyebabkan gairah seks rendah dan disfungsi ereksi. Akan tetapi, banyak antidepresan dapat menyebabkan dorongan seks rendah atau memperburuknya. Obat psikiatri lainnya juga dapat menyebabkan masalah ereksi, termasuk antipsikotik dan benzodiazepine.
Berikut adalah beberapa dari banyak obat psikiatri berbeda yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi:
- SSRI: Citalopram (Celexa), escitalopram (Lexapro), fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), dan sertraline (Zoloft).
- SNRI: Venlafaxine (Effexor), desvenlafaxine (Pristiq), dan duloxetine (Cymbalta).
- MAOI: Isocarboxazid (Marplan), phenelzine (Nardil), dan tranylcypromine (Parnate).
- Antidepresan trisiklik: Amitriptyline (Elavil), nortriptyline (Pamelor), dan clomipramine (Anafranil).
- Benzodiazepine: Diazepam (Valium), lorazepam (Ativan), oxazepam (Serax).
- Antipsikotik: Paliperidone (Invega), risperidone (Risperdal), dan haloperidol (Haldol).
Ada banyak teori tentang mengapa obat psikiatri menyebabkan masalah ereksi. Menurut studi, beberapa dapat memengaruhi aliran darah ke penis yang mungkin mempersulit ereksi (Basic & Clinical Pharmacology & Toxicology, 2016). Sementara itu, obat lain memengaruhi otak yang bisa membuat penggunanya kurang tertarik pada seks, atau kurang responsif secara fisik.
3. Antihistamin
Banyak orang menggunakan antihistamin untuk alergi musiman dan kondisi lainnya. Obat ini memblokir aksi histamin, zat kimia dalam tubuh yang terlibat dalam reaksi alergi. Namun, antihistamin juga menghalangi ereksi yang sehat.
Dilansir MedlinePlus, beberapa antihistamin umum yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi dapat meliputi:
- Diphenhydramine (Benadril).
- Dimenhydrinate (Dramamine).
- Hydroxyzine.
4. Obat tekanan darah dan pil air (diuretik)
Semua obat tekanan darah dapat menyebabkan disfungsi ereksi, tetapi thiazide diuretic dan beta-blocker adalah yang paling mungkin menyebabkannya. Obat-obatan ini dapat menurunkan aliran darah ke penis, membuatnya lebih sulit untuk ereksi.
Menurut GoodRx Health, obat tekanan darah dan diuretik yang umumnya menyebabkan thiazide diuretic meliputi:
- Thiazide diuretic: Chlorothiazide, chlorthalidone, dan hydrochlorothiazide.
- Beta-blocker: Metoprolol (Lopressor), atenolol (Tenormin), dan propranolol (Inderal).
- Diuretik loop: Furosemide dan bumetanide.
- Obat lain: Spironolactone, clonidine, dan methyldopa.
Obat tekanan darah tinggi lainnya cenderung tidak menyebabkan masalah ereksi, dan dalam beberapa kasus bahkan dapat membantu.
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
5. Obat asam lambung
Seperti antihistamin, obat refluks asam tertentu, seperti H2 blocker, juga dapat memengaruhi histamin dan menyebabkan disfungsi ereksi. Ini termasuk:
- Cimetidine (Tagamet)
- Ranitidine (Zantac)
- Nizatidine (Aksid)
6. Obat nyeri opioid
Opioid dan disfungsi ereksi juga berjalan bersamaan. Kalau kamu menggunakan opioid dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan kadar testosteron rendah dan disfungsi ereksi.
Contoh obat opioid yang biasa diresepkan adalah:
- Hydrocodone
- Oxycodone
- Morfin
7. Obat penyakit Parkinson
Memiliki penyakit Parkinson dapat memengaruhi kesehatan seksual, termasuk kemampuan untuk melakukan ereksi yang teratur dan kuat. Namun, beberapa obat penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Contohnya:
- Benztropine (Cogentin)
- Bromocriptine (Parlodel)
- Levodopa (Sinemet)
- Trihexyphenidyl (Artane)
8. Terapi hormon
Terapi hormon adalah pengobatan umum untuk kanker prostat. Beberapa jenis obat terapi hormon menurunkan kadar testosteron dalam tubuh, sementara lainnya memblokir efek testosteron. Meskipun dapat menghentikan pertumbuhan kanker prostat, tetapi obat terapi hormon juga bisa membawa banyak efek samping, termasuk disfungsi ereksi.
Obat terapi hormon yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi meliputi:
- LHRH agonist: Goserelin (Zoladex) dan leuprolide (Lupron).
- LHRH antagonist: Degarelix (Firmagon) dan relugolix (Orgovyx).
- Antiandrogen: Flutamide (Eulexin), bicalutamide (Casodex), dan nilutamide (Nilandron).