7 Obat yang Dapat Memicu Gagal Jantung, Jangan Digunakan Sembarangan

Intinya sih...
- Obat-obatan tertentu dapat memicu atau memperburuk gagal jantung, seperti OAINS yang meningkatkan resistensi vaskular dan obat diabetes yang menyebabkan retensi cairan.
- Beberapa jenis obat antijamur seperti itrakonazol dan amfoterisin B dikaitkan dengan risiko kardiotoksisitas dan gagal jantung, begitu pula dengan obat antimalaria.
Obat bertujuan untuk mengatasi berbagai macam penyakit, tetapi harus digunakan secara bijak. Pasalnya, beberapa obat ternyata dapat memiliki efek samping serius, salah satunya adalah memicu atau memperburuk gagal jantung. Kondisi ini terjadi saat jantung tidak mampu memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh.
Kendati obat-obatan tersebut bermanfaat untuk menangani infeksi, penyakit autoimun, atau gangguan kesehatan lainnya, tetapi beberapa jenis obat dapat menekan fungsi jantung, terutama pada individu yang sudah memiliki risiko penyakit jantung. Oleh sebab itu, penting untuk memahami jenis-jenis obat yang dapat menyebabkan gagal jantung serta dampaknya bagi kesehatan.
1. Analgesik—OAINS
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) seperti ibuprofen, indometasin, diklofenak, dan ketorolak menghambat isoenzim COX-1, sehingga menimbulkan efek buruk pada seberapa baik trombosit menggumpal untuk membentuk bekuan darah, pemeliharaan penghalang mukosa lambung tubuh, dan fungsi ginjal. Hal ini dapat memicu gagal jantung dengan menyebabkan retensi natrium dan air berlebih, meningkatkan resistensi vaskular sistemik, dan mengurangi kemanjuran diuretik.
Pasien dengan gagal jantung prevalen yang menggunakan OAINS juga lebih mungkin mengalami gagal jantung dan lebih sering dirawat di rumah sakit karena gagal jantung atau infark miokard (serangan jantung).
Mereka juga memiliki risiko kekambuhan 10 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien gagal jantung yang tidak mengonsumsi OAINS dan peningkatan risiko kematian karena semua penyebab.
2. Obat diabetes
Metformin adalah obat diabetes yang bekerja dengan mengelola kadar gula darah. Tubuh membuang limbah metformin melalui ginjal, jadi ini bukan pilihan yang baik untuk orang yang ginjalnya tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Obat diabetes lain, yaitu tiazolidinedion, dapat menyebabkan retensi cairan dan penambahan berat badan pada orang dengan gagal jantung dan membuat orang yang tidak mengalaminya lebih mungkin mengalaminya. Meskipun begitu, jangan pernah berhenti minum obat diabetes tanpa persetujuan dokter.
3. Obat antijamur
Obat antijamur itrakonazol dikaitkan dengan laporan kardiotoksisitas, hipertensi, fibrilasi ventrikel, kontraksi ventrikel, memburuknya gagal jantung yang ada, dan meningkatkan risiko gagal jantung baru. Oleh sebab itu, pasien dengan disfungsi ventrikel atau gagal jantung hanya akan diberi resep obat ini jika mengalami kasus infeksi jamur yang mengancam jiwa.
Obat antijamur lain, amfoterisin B, menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk kardiomiopati dilatasi baru dan gagal jantung berikutnya, tetapi gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan menghentikan pengobatan.
4. Obat antiinfeksi
Beberapa obat yang digunakan untuk infeksi, terutama obat antijamur yang diakhiri dengan "-azole," dapat memperburuk gagal jantung. Obat ini biasanya hanya diresepkan untuk orang dengan infeksi jamur yang mengancam jiwa.
Obat antimalaria juga dapat merusak jantung.
5. Suplemen alami
Suplemen yang berlabel alami belum tentu baik dan tidak memiliki efek samping. Beberapa dapat menyebabkan risiko serius, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Ini juga berlaku untuk vitamin. Kamu tidak perlu khawatir seputar keamanan vitamin yang didapatkan dari buah dan sayuran. Namun, lain halnya dengan vitamin dalam bentuk pil. Misalnya, minum vitamin E dengan dosis lebih dari 400 IU setiap hari dapat meningkatkan risiko gagal jantung.
Suplemen juga dapat berinteraksi dengan obat lain. Beri tahu dokter jika kamu sedang minum suplemen sehingga dokter dapat menjelaskan pro dan kontranya.
6. Obat hematologi
Anagrelide adalah obat hematologi yang digunakan untuk menurunkan jumlah trombosit dan mengurangi risiko trombosis. Obat ini dapat menyebabkan gagal jantung, dan kondisi dapat berkembang beberapa hari hingga tahun setelah terapi.
Efek umum termasuk edema, takikardia, dan palpitasi, dan beberapa pasien mengalami kematian mendadak setelah mengonsumsi obat ini.
7. Obat reumatologi
Inhibitor tumor necrosis factor-α (TNF-α) seperti infliximab, etanercept, dan adalimumab digunakan untuk mengelola gejala artritis reumatoid dan penyakit Crohn, tetapi terkadang dikaitkan dengan terjadinya atau memburuknya gagal jantung.
Selain itu, pasien berusia di atas 64 tahun dengan artritis reumatoid dan gagal jantung menunjukkan peningkatan risiko rawat inap karena gagal jantung, jadi obat ini hanya direkomendasikan untuk pasien dengan gagal jantung terkompensasi jika tidak ada pilihan pengobatan lain yang masuk akal.
Agen antimalaria juga biasa digunakan untuk pengobatan artritis reumatoid, serta lupus eritematosus sistemik. Namun, klorokuin terbukti mengakibatkan kardiotoksisitas, sering kali dalam bentuk efek samping yang terbatas.
Mengingat banyaknya obat yang dapat menyebabkan gagal jantung, kamu harus berhati-hati sebelum mengonsumsi obat dan suplemen apa pun. Selalu tanyakan kepada dokter efek samping yang mungkin ditimbulkan dan jelaskan riwayat kesehatanmu untuk memastikan kamu mendapatkan obat terbaik yang tidak akan memengaruhimu secara negatif.
Referensi
"Drugs That Cause Cardiac Complications." Alternative to Meds Center. Diakses Januari 2025.
"Drug-Induced Heart Failure." Medical News Today. Diakses Januari 2025.
"Medications That Can Cause Heart Failure." WebMD. Diakses Januari 2025.