- Kecanggungan saat berjalan.
- Kurang responsif.
- Disorientasi.
- Insomnia dan perubahan suasana hati.
- Kejang.
7 Bahaya Tersembunyi dari Penggunaan Obat Nyamuk Elektrik

- Salah satu risiko kesehatan yang terkait dengan obat nyamuk elektrik adalah potensi iritasi pernapasan.
- Kontak langsung dengan bahan kimia yang dipancarkan oleh obat nyamuk elektrik dapat menyebabkan iritasi kulit dan reaksi alergi.
- Ada juga efek neurologis, berpotensi menyebabkan masalah kognitif.
Di tengah iklim lembap dan hangat seperti di Indonesia, nyamuk mudah berkembang biak. Tak heran jika banyak orang mengandalkan berbagai jenis obat nyamuk untuk mengurangi gangguannya, mulai dari semprot, bakar, losion, hingga yang dianggap paling praktis yaitu obat nyamuk elektrik.
Obat nyamuk elektrik sering dipilih karena dinilai lebih aman dan tidak berbau menyengat seperti versi bakar atau semprot. Pemakaiannya cukup colok ke listrik. Namun, apakah benar-benar tanpa risiko?
Meski efektif dalam mengendalikan populasi nyamuk, tetapi penggunaan obat nyamuk elektrik tetap perlu diperhatikan. Kandungan bahan kimia di dalamnya, seperti prallethrin atau transfluthrin, bisa berdampak pada kesehatan jika digunakan terus-menerus atau dalam ruangan tanpa ventilasi yang baik. Beberapa keluhan yang mungkin muncul termasuk iritasi mata, gangguan pernapasan ringan, atau sakit kepala.
Risiko ini tidak berarti kamu harus berhenti total menggunakan obat nyamuk elektrik. Yang penting adalah memahami cara pakai yang aman: gunakan sesuai petunjuk, hindari pemakaian berlebihan, dan pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang cukup.
Dengan langkah sederhana ini, kamu bisa tetap nyaman di rumah tanpa mengorbankan kesehatan.
1. Masalah pernapasan
Salah satu risiko kesehatan paling signifikan yang terkait dengan obat nyamuk elektrik adalah potensi iritasi pernapasan.
Bahan kimia yang dilepaskan oleh obat nyamuk elektrik, seperti allethrin atau DEET (N,N-diethyl-meta-toluamide), dapat mengiritasi sistem pernapasan dan memicu gejala seperti batuk, mengi, dan kesulitan bernapas. Ini terutama dapat memengaruhi orang dengan kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Paparan bahan kimia ini dalam waktu lama dapat memperburuk kondisi ini, sehingga penting bagi orang yang sensitif untuk membatasi penggunaannya.
2. Iritasi kulit
Kontak langsung dengan bahan kimia yang dipancarkan oleh obat nyamuk elektrik dapat menyebabkan iritasi kulit dan reaksi alergi.
Gejala yang ditimbulkan dapat meliputi kulit kemerahan, gatal, ruam, dan bahkan melepuh pada orang yang sensitif.
Penting untuk dicatat bahwa paparan bahan kimia ini dalam jangka panjang atau berulang dapat memperburuk iritasi kulit. Sangat penting untuk berhati-hati saat menggunakan perangkat ini di ruang tertutup.
3. Efek neurologis

Obat nyamuk sering mengandung piretroid dan DEET. Paparan bahan kimia ini dalam jangka panjang dapat memiliki efek neurologis, berpotensi menyebabkan masalah kognitif seperti:
4. Iritasi mata
Jika asap atau partikel dari obat nyamuk elektrik mengenai mata, itu dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, dan rasa tidak nyaman. Hal ini dapat menjadi masalah khususnya bagi orang yang memakai lensa kontak atau memiliki kondisi mata yang sudah ada sebelumnya.
Jika cairan atau asap dari obat nyamuk mengenai mata, segera bilas mata dengan banyak air. Kamu juga dapat mendatangi UGD untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik.
5. Risiko bagi hewan peliharaan
Kalau kamu punya hewan peliharaan di rumah, kamu wajib berhati-hari. Pasalnya, obat nyamuk elektrik dapat menjadi racun bagi hewan peliharaan, terutama jika mereka bersentuhan langsung dengan bahan kimia atau menghirup asapnya.
Dua bahan dalam obat nyamuk elektrik yang sangat berisiko bagi hewan peliharaan adalah DEET dan minyak esensial.
Penggunaan DEET dapat menyebabkan masalah neurologis, seperti tremor, kejang, atau bahkan kematian.
Selain itu, beberapa hewan juga sangat sensitif terhadap minyak esensial, yang dapat menyebabkan sakit perut, depresi sistem saraf pusat, dan bahkan kerusakan hati. Bahan kimia ini menyebabkan reaksi yang berbeda-beda terhadap hewan, tetapi umumnya hewan yang memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil lebih rentan terhadap efek buruk obat nyamuk ini.
6. Alergi

Orang dengan riwayat alergi mungkin berisiko lebih tinggi mengalami reaksi alergi terhadap bahan kimia yang ada dalam pengusir nyamuk elektrik.
Ada dua bahan dalam obat nyamuk yang diketahui sering menyebabkan reaksi alergi, yaitu DEET dan piretrum. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan reaksi alergi pada individu yang rentan.
Dermatitis kontak biasanya bermanifestasi sebagai ruam kulit yang mungkin muncul 24 hingga 48 jam setelah terpapar. Beberapa individu mungkin mengalami reaksi langsung yang dikenal sebagai urtikaria kontak, yang dapat terjadi 15 hingga 30 menit setelah kontak dengan DEET.
Sementara itu, piretrum telah dikaitkan dengan reaksi alergi pernapasan, termasuk eksaserbasi asma dan pneumonitis hipersensitivitas pada individu yang sensitif.
7. Masalah lingkungan
Selain risiko kesehatan, obat nyamuk elektrik berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan.
Bahan kimia yang dilepaskan ke udara dapat terakumulasi di dalam ruangan dan berkontribusi terhadap pencemaran udara dalam ruangan, yang menimbulkan risiko tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi hewan peliharaan dan satwa liar lainnya.
Lebih jauh lagi, produksi dan pembuangan perangkat ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampak lingkungan secara keseluruhan.
Meskipun obat nyamuk elektrik mungkin tampak seperti solusi yang mudah dan nyaman untuk mengusir nyamuk, tetapi potensi risiko kesehatan dan dampak lingkungannya memerlukan pertimbangan yang cermat.
Sebagai solusinya, ada baiknya kamu mengeksplorasi alternatif yang lebih aman, seperti menggunakan kelambu, menanam serai di sekitar rumah, menggunakan losion dari minyak esensial, dan sebagainya. Dengan mengeksplorasi alternatif yang lebih aman dan mengadopsi tindakan pencegahan, kamu dapat melindungi diri dari nyamuk tanpa mengorbankan kesehatan atau lingkungan.
Referensi
"Pet-friendly Mosquito Repellents (that humans can use too)" Animal Humane Society. Diakses Januari 2025.
"Are Ultrasonic Pest Repellers Effective Pest Control?" Critter Guard. Diakses Januari 2025.
Li, J. T., & Reed, C. E. (1984). "Allergies related to mosquitoes, repellents, and insecticides." Journal of the Minnesota Academy of Science. https://digitalcommons.morris.umn.edu/jmas/vol50/iss3/9/
"Bug Spray Poisoning." MedlinePlus. Diakses Januari 2025.
"Are Electric Mosquito Repellents Safe for Your Health?" Phool. Diakses Januari 2025.



















