Apa itu Oligospermia? Gejala, Penyebab, Pencegahan, Pengobatan

Oligospermia merupakan masalah kesuburan laki-laki, dimana sperma yang dihasilkan oleh laki-laki kurang dari 15 juta per mililiternya. Jika seseorang hanya mempunyai sel sperma kurang dari 15 juta, maka ia akan sulit membuahi pasangannya.
Namun jangan khawatir, oligospermia dapat dicegah sejak dini, lho. Bagi kamu yang mengidap atau ingin tahu lebih banyak tentang masalah kesuburan ini, simak beberapa ulasan berikut ini!
1. Apa itu Oligospermia?

Melansir Healthline, Oligospermia adalah masalah kesuburan laki-laki yang ditandai dengan jumlah sel sperma yang rendah. Jumlah sel sperma yang sehat seringkali diperlukan untuk kesuburan. World Health Organization (WHO) mengklasifikasi sperma yang sehat itu berjumlah di atas 15 juta/mililiter sebagi rata-rata.
Ada beberapa tingkatan Oligospermia, yakni:
- Oligospermia ringan, di mana jumlah sel sperma hanya sekitar 10 sampai 15 juta sperma/mL
- Olisgospermia sedang, di mana jumlah sel sperma hanya sekitar 5 sampai 10 juta sel sperma/mL
- Oligospermia parah didiagnosis ketika jumlah sel sperma turun antara 0 sampai 5 juta sperma/mL
Tingkatan ini hanya bisa didiagnosis oleh dokter melalui beberapa tes medis yang harus kamu ikuti. Jadi kamu tidak bisa mendeteksi sendiri, ya!
2. Gejala

Tidak ada gejala khusus yang diberikan oleh oligospermia. Biasanya para laki-laki baru mengetahui bahwa dirinya mengidap jumlah sperma rendah ini setelah melakukan beberapa tes medis di rumah sakit.
Dilansir Clevelandclinic, gejala paling umum dari oligospermia adalah ketidakmampuan laki-laki untuk menghamili perempuan setelah satu tahun berhubungan seksual tanpa kondom. Jika kamu mengalami hal ini, segera periksakan ke dokter yang bersangkutan, ya!
3. Penyebab

Ada beberapa penyebab terjadinya masalah kesuburan laki-laki ini, lho. Berikut beberapa di antaranya.
- Varikokel: pembesaran pembuluh darah di skrotum laki-laki yang dapat mengganggu aliran darah ke testis. Jika hal ini terjadi, maka suhu testis akan meningkat dan berdampak negatif pada produksi sel sperma.
- Infeksi: virus seperti infeksi menular seksual dapat mengurangi jumlah sel sperma di air mani
- Masalah ejakulasi: rata-rata laki-laki yang mengidap oligospermia mempunyai ejakulasi yang khas, masalah ejakulasi ini dapat mengurangi jumlah sperma.
- Obat-obatan: mengkonsumsi obat darah tinggi, antibotik dan beta blocker dapat menyebabkan masalah ejakulasi dan mengurangi jumlah sel sperma
- Masalah hormon: otak dan testis menghasilkan beberapa hormon yang bertanggung jawab untuk ejakulasi dan produksi sperma. Ketidakseimbangan dalam salah satu hormon ini mengakibatkan penurunan jumlah sperma
- Paparan bahan kimia dan logam: pestisida, bahan pembersih dan bahan pengecetan adalah beberapa bahan kimia yang dapat mengurangi jumlah sel sperma. Selain itu, paparan logam berat seperti timbal juga dapat menyebabkan masalah ini.
- Testis yang terlalu panas: kebiasaan sering duduk dan meletakan laptop di atas kelamin dan menggunakan celana terlalu ketat dapat menyebabkan panas berlebih. Peningkatan suhu di sekitar testis dapat mengurangi produksi sel sperma untuk sementara
- Gaya hidup kurang sehat: mengkonsumsi alkohol dan narkoba dapat meningkatkan risiko jumlah sperma rendah. Laki-laki yang merokok mungkin memiliki jumlah sperma yang rendah daripada laki-laki tidak merokok
- Kelebihan berat badan: kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko jumlah sperma rendah. Gak hanya itu, kelebihan berat badan juga dapat mengganggu produksi hormon.
4. Pencegahan

Oligospermia dapat dicegah dengan cara mengubah gaya hidup kamu. Ada beberapa saran yang bisa diikuti, yakni:
- Turunkan dan pertahankan berat badan yang sehat dengan cara berolahraga secara rutin dan makan makanan yang sehat
- Berhenti merokok
- Mengurangi konsumsi minuman beralkohol
Kamu juga bisa mengkonsumsi beberapa vitamin, mineral atau sumplemen yang dapat membantu jumlah sperma. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang menanganimu.
5. Pengobatan

Jika kamu didiagnosis mengalami oligospermia, ada beberapa pengobatan medis yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan kualitas dan jumlah sperma, yaitu:
- Operasi, Varikokel membutuhkan tindakan pembedahan. Dokter akan menutup pembuluh darah yang besar dan akan mengalirkan darah ke vena lain
- Pengobatan, obat-obatan termasuk antibiotik bisa mengobati infeksi dan peradangan. Pengobatan mungkin tidak akan meningkatkan jumlah sperma tetapi obat-obatan ini dapat mencegah penurunan jumlah sel sperma lebih banyak
- Perubahan gaya hidup, menurunkan dan mempertahankan berat badan dapat memengaruhi jumlah sperma, lho. Gak hanya itu, berhenti mengkonsumsi alkohol dan merokok juga dapat meningkatkan jumlah sperma juga
- Pengobatan hormon, berbagai obat-obatan, suntikan dan perubahan gaya hidup dapat mengembalikan hormon ke tingkat yang sehat
6. Solusi pengidap oligospermia agar mendapatkan anak

Salah satu kekhawatiran laki-laki pengidap olisgospermia, yaitu tidak bisa mempunyai keturunan atau anak. Namun, ada beberapa program kehamilan yang bisa kamu ikuti dengan pasanganmu seperti program bayi tabung.
Namun, jika kamu dan pasangan masih terkendala biaya program tabung yang mahal, kamu bisa mengikuti beberapa cara ini:
- Berhubungan seks lebih sering, jika kamu dan pasangan ingin mempunyai anak, kamu bisa meningkatkan frekuensi hubungan seksual untuk meningkatkan peluang kehamilan
- Lacak ovulasi, kamu bisa melakukan hubungan seks dengan pasangan saat ia sedang dalam masa ovulasinya. Hal ini, dapat meningkatkan peluang untuk hamil. Jika pasanganmu sulit untuk memprediksi masa ovulasi, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter.
- Jangan gunakan pelumas, ada beberapa pelumas dan minyak yang dapat mencegah sperma mencapai sel telur. Jika pelumas diperlukan, kamu bisa berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter agar mendapatkan solusi terbaik.
Itu dia beberapa hal tentang oligospermia. Meskipun tidak ada gejala khusus, kamu bisa mendeteksi dengan cara mengikuti tes medis. Jika kamu memiliki pasangan yang mengidap oligospermia, tetap dukung ia dan selalu ingatkan agar selalu menerapkan pola hidup sehat, ya.