ilustrasi pilek (pixabay.com/Luisella Planeta Leoni)
Saat terinfeksi varian Omicron, Diah merasakan beberapa gejala yang ia katakan terasa seperti akan pilek. Gejala-gejala tersebut adalah:
- Rasa lemas atau fatigue
- Penumpukan dahak di tenggorokan
- Sensasi tak nyaman pada hidung dan tenggorokan
- Bersin
- Batuk
- Demam
Diah mengatakan bahwa ia mengalami pengurangan indra pengecapan (ageusia) ringan, dan lebih merasakan rasa pahit yang tidak signifikan. Ia pun mengaku tidak mengalami penurunan kemampuan indra penciuman (anosmia).
ilustrasi infus (unsplash.com/Hiroshi Tsubono)
Sedang menjalani masa pemulihan, Diah mengatakan bahwa pengobatan yang diberikan lebih menangani gejala. Jadi, untuk demam, diberi analgesik; untuk batuk, diberi antitusif, dan tidak lebih dari itu.
"Lalu, saya juga diberikan asupan cairan. Saat saya mengalami batuk dan saturasi oksigen turun, saya diinfus dan diberi cairan untuk diseimbangkan kembali. Karena ada demam dan intake-nya jelek, jadi diperbaiki di rumah sakit waktu itu," ia menceritakan.
Saat ini kondisi tubuhnya berangsur pulih. Namun, ia mengatakan masih tersisa gejala batuk, fatigue, dan suara serak. Ia menekankan bahwa pemulihan pascainfeksi Omicron tidak cukup hanya 3-5 hari saja.
"Jadi, jangan sampai tertukar. Meski gejala awalnya seperti flu, durasi sakitnya tidak sama," ia menekankan.
ilustrasi virus RNA SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 (pixabay.com/Cassiopeia_Arts)
Diah—yang juga adalah founder Pencerah Nusantara dan Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI)—sadar akan merebaknya anggapan kalau gejala varian Omicron lebih ringan dari varian Delta. Akan tetapi, Diah memperingatkan kalau ini bukan berarti varian Omicron bisa dianggap remeh.
"Ini yang harus jelas message-nya. Lebih ringan dari Delta? Mungkin. Seperti pernyataan WHO, semua bisa mengalami gejala parah atau masuk unit perawatan intensif (ICU) karena varian Omicron. Bahkan, bisa sampai meninggal. Jadi, risiko-risiko seperti itu tetap ada," ungkap Diah.
Asumsi varian Omicron bergejala ringan adalah hal yang keliru. Seperti varian lainnya, varian Omicron memang ada yang hampir tidak bergejala atau bergejala sedang. Namun, Diah memperingatkan bahwa gejala Omicron bisa lumayan berat seperti yang menimpanya, atau sangat berat sampai masuk ICU.
"Mereka yang bergejala berat mungkin belum vaksin sama sekali. Saya yang sudah tiga kali saja masih seperti itu. Jadi, jangan berasumsi dan jangan anggap remeh karena kita tak pernah tahu reaksi badan kita saat virus tersebut masuk ke badan.
"Kondisi tubuh kita juga terlihat saat invasi virus pada tubuh. Jika tidak fit atau ada komorbiditas, maka akan lebih bergejala," papar Diah.