Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi virus corona varian Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Sejak dinyatakan sebagai variant of concern pada 26 November 2021 oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), varian B.1.1.529 (Omicron) menyapu dunia. Dengan mutasi terbanyak, varian Omicron menular lebih cepat hingga menghindari sistem imun serta meningkatkan risiko reinfeksi COVID-19.

Meski anggapan luas menduga Omicron lebih ringan dibanding varian sebelumnya, B.1.617.2 (Delta), nyatanya varian Omicron tetap bisa berbahaya. Salah satu wakil Indonesia di WHO membagi kisahnya kepada IDN Times saat terkonfirmasi positif COVID-19 varian Omicron.

1. Kronologi infeksi varian Omicron

Diah S. Saminarsih, Senior Advisor Gender dan Pemuda untuk Dirjen WHO (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Penasihat Senior Gender dan Pemuda untuk Direktur-Jenderal WHO, Diah S. Saminarsih, membagikan kisah bagaimana ia positif terkena varian Omicron di Swiss pada 7 Januari 2022. Bermula dari kontak erat, Diah bercerita kalau hasil tes polymerase chain reaction (PCR) masih negatif.

"Tanggal 4 Januari, saya sudah pernah dites PCR karena kontak erat pada tanggal 2 Januari. Saat itu, hasil tes masih negatif. Sorenya, saya merasakan gejala dan menjalani tes PCR ulang 3 hari kemudian (pada 7 Januari) dan hasilnya positif," ucap Diah saat dihubungi IDN Times pada Selasa (18/1/2022).

Ia mengatakan bahwa sebelumnya ia telah menyelesaikan program vaksinasi lengkap pada Mei 2021 silam. Malah, Diah sudah mendapatkan dosis lanjutan (booster) pada 23 Desember 2021 lalu, atau persis dua minggu sebelum terkonfirmasi positif COVID-19 varian Omicron.

2. Gejala-gejala yang dikeluhkan

Editorial Team

Tonton lebih seru di