Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tongue tie (commons.wikimedia.org/Gzzz)
ilustrasi tongue tie (commons.wikimedia.org/Gzzz)

Intinya sih...

  • Operasi tongue-tie pada dasarnya dilakukan untuk membuat lidah bisa bergerak lebih leluasa.

  • Prosedur ini bisa dianjurkan untuk bayi, anak-anak, atau orang dewasa.

  • Ada tiga jenis operasi tongue-tie yang umum dilakukan, yaitu frenulotomi, frenektomi, dan frenuloplasti.

Normalnya, lidah bisa menjulur melewati bibir bawah, menyentuh langit-langit keras di dalam mulut, atau sampai ke gigi atas. Namun, dalam kasus tongue tie (ankyloglossia), terdapat jaringan tipis yang terlalu pendek atau terlalu kencang menempel di bawah lidah, sehingga pergerakan lidah jadi terbatas.

Jaringan tipis yang menempel di bawah lidah ini disebut frenulum. Biasanya, frenulum ini tidak menghambat lidah untuk bergerak. Namun, pada beberapa orang, kondisinya berbeda.

Tongue tie sebenarnya sudah terbentuk bahkan sebelum bayi lahir. Saat janin berkembang, bagian depan lidah dan dasar mulut seharusnya terpisah sempurna, hanya bagian belakang lidah yang tetap menempel. Akan tetapi, pada kasus tongue tie, frenulum bisa jadi terlalu pendek atau terlalu kencang, bahkan menempel sampai ke ujung lidah. Akibatnya, ujung lidah seperti diikat ke dasar mulut.

Tingkat keparahannya juga bervariasi. Ada yang ringan (hanya sedikit lipatan jaringan yang menahan ujung lidah), tetapi ada juga cukup parah (hampir seluruh bagian bawah lidah menempel erat ke dasar mulut). Kadang frenulum yang tebal dan kencang di pangkal lidah juga bisa membatasi gerak lidah lebih jauh.

Kalau sedang mempertimbangkan operasi tongue tie, baik untuk diri sendiri ataupun anak, penting untuk memahami prosedurnya. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan, masing-masing punya langkah dan hasil akhir yang berbeda. Dengan tahu apa yang diharapkan, keputusan untuk menjalani operasi bisa lebih matang.

Tujuan operasi

Operasi tongue-tie pada dasarnya dilakukan untuk membuat lidah bisa bergerak lebih leluasa. Prosedur ini bisa dianjurkan untuk bayi, anak-anak, atau orang dewasa yang punya masalah seperti:

  • Bayi yang sulit menyusu dan tidak kunjung membaik meski sudah dibantu konsultan laktasi.

  • Anak sekolah yang punya masalah pelafalan huruf atau suara tertentu dan tidak membaik dengan terapi wicara.

  • Anak yang lebih besar atau orang dewasa yang punya kendala mekanis, misalnya susah membersihkan sisa makanan di sela gigi karena lidah terbatas geraknya.

  • Masalah praktis dan sosial pada anak besar atau orang dewasa, seperti kesulitan menjilat es krim atau mencium.

  • Rasa tidak nyaman di area lidah atau mulut.

Pada tongue-tie dan terus mengalami kesulitan menyusu, operasi sebaiknya memang dilakukan. Namun, waktu pembedahan untuk indikasi lain masih kontroversial dan biasanya ditentukan berdasarkan kasus per kasus.

Kalau kamu atau anakmu akan diperiksa untuk pertimbangan operasi tongue-tie, dokter akan mengecek riwayat kesehatan dan memeriksa bagian dalam mulut. Dokter akan melihat seberapa baik lidah bisa diangkat, dijulurkan, atau digerakkan ke kanan dan kiri. Tingkat keparahan tongue-tie juga akan diperiksa, karena ini akan membantu menentukan apakah perlu operasi dan prosedur mana yang paling cocok.

Kalau akhirnya kamu dan dokter sepakat untuk menjalani operasi tongue-tie, pemeriksaan tambahan biasanya hanya diperlukan kalau prosedurnya memakai bius total.

Pilihan operasi tongue tie

Prosedur bedah untuk tongue-tie biasanya dilakukan oleh dokter THT, dokter gigi, ahli bedah mulut, atau dokter anak. Ada tiga jenis operasi tongue-tie yang umum dilakukan: frenulotomi, frenektomi, dan frenuloplasti.

  • Frenulotomi

Frenulotomi, juga sering disebut frenotomi, adalah prosedur paling sederhana. Dokter hanya akan memotong atau melepas frenulum lidah dengan gunting steril atau pisau bedah kecil.

Prosedur ini sering dilakukan pada bayi yang kesulitan menyusu karena tongue-tie. Karena prosesnya sangat cepat dan minim rasa sakit, biasanya tidak perlu bius.

  • Frenektomi

Frenulum lidah diangkat seluruhnya dengan pisau bedah. Prosedur ini bisa menggunakan bius lokal atau bius total, tergantung kebutuhan pasien.

  • Frenuloplasti

Frenuloplasti biasanya dilakukan kalau frenulum lidah terlalu tebal, letaknya agak ke belakang (pangkal lidah), atau jika prosedur tongue-tie sebelumnya tidak berhasil.

Dalam prosedur ini, dokter akan melepas frenulum dengan pisau bedah atau gunting steril. Bedanya dengan frenulotomi, luka bekas potongannya akan dijahit dengan pola tertentu untuk membantu memanjangkan bagian depan lidah. Frenuloplasti juga dilakukan dengan bius lokal atau bius total.

Kadang istilah frenulotomi, frenektomi, dan frenuloplasti dipakai bergantian, padahal tekniknya bisa berbeda. Kalau kamu atau anakmu mau menjalani operasi tongue-tie, jangan ragu untuk menanyakan tentang detail prosedurnya, cara pengerjaannya, dan pilihan anestesi yang tersedia.

  • Teknik bedah alternatif

Selain pakai gunting atau pisau bedah, beberapa dokter juga bisa menggunakan laser atau electrocautery (alat bedah yang memotong jaringan dengan panas listrik).

Semua teknik ini sama-sama aman dan efektif, tetapi laser atau electrocautery biasanya menimbulkan pendarahan, bengkak, dan rasa sakit yang lebih sedikit segera setelah operasi.

Kontraindikasi

ilustrasi tongue tie (commons.wikimedia.org/Klaus Peter-Kuttig, Wiehl, Germany)

Setiap pasien perlu dievaluasi untuk mengetahui apakah ada kontraindikasi sebelum menjalani jenis operasi tongue tie yang dipertimbangkan.

Sebagai contoh, kontraindikasi relatif untuk frenulotomi bayi meliputi:

  • Gangguan pembekuan darah.

  • Gangguan neuromuskular.

  • Hipotonia (tonus otot rendah).

  • Posisi rahang yang tidak normal (retrognatia).

  • Rahang bawah yang terlalu kecil (mikrognatia).

Dokter harus mempertimbangkan dengan cermat setiap prosedur yang melibatkan anestesi umum pada anak yang sangat kecil, terutama berdasarkan usia.

Persiapan sebelum operasi

Kalau kamu atau anak sudah dijadwalkan operasi tongue-tie, dokter atau perawat akan memberi petunjuk detail apa saja yang perlu dipersiapkan. Operasi bisa dilakukan di ruang praktik dokter, rumah sakit, atau klinik.

  • Makan dan minum: Kalau menggunakan bius total, biasanya tidak boleh makan apa pun setelah tengah malam sebelum operasi. Air putih atau minuman bening biasanya masih boleh sampai dua jam sebelum waktu tiba di tempat operasi. Untuk bayi, minum susu formula boleh sampai enam jam sebelum, dan ASI boleh sampai empat jam sebelum jadwal. Biasanya operasi anak kecil dijadwalkan pagi-pagi supaya puasa tidak terlalu lama.

  • Obat-obatan: Kadang dokter akan minta orang tua memberi anak parasetamol 30–60 menit sebelum operasi kalau hanya pakai bius lokal atau tanpa bius. Orang dewasa atau anak besar mungkin perlu berhenti minum obat tertentu, misalnya metformin atau obat antiinflamasi, beberapa waktu sebelum operasi. Obat lain seperti obat refluks asam biasanya masih boleh diminum pagi sebelum operasi, tetapi selalu konsultasikan dulu dengan dokter. Beri tahu dokter semua obat atau suplemen yang sedang diminum, termasuk vitamin dan obat herbal.

Untuk orang dewasa yang akan menggunakan bius total untuk operasi, sebaiknya berhenti merokok sesegera mungkin sebelum hari operasi.

Potensi risiko

Risiko yang terkait dengan operasi tongue-tie jarang terjadi, tetapi dapat meliputi:

  • Pendarahan berlebih.

  • Infeksi.

  • Kerusakan pada lidah atau kelenjar ludah.

  • Jaringan parut yang dapat menyebabkan frenulum kembali menempel pada pangkal lidah.

  • Reaksi terhadap anestesi (jika ada).

  • Aversi oral, yaitu kondisi saat bayi atau anak menolak makan atau minum karena tidak nyaman dengan rangsangan di mulut. Biasanya muncul karena pengalaman kurang enak di mulut.

  • Obstruksi jalan napas, kondisi ketika saluran udara tersumbat atau menyempit, menghalangi aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru.

Pascaoperasi

ilustrasi menyusui (pexels.com/William Fortunato)

Langsung setelah operasi, ibu mungkin akan diminta untuk menyusui atau memberi susu botol. Menyusui membantu menenangkan bayi dan mendorong gerakan lidah yang lebih leluasa.

Jika bayi mendapatkan anestesi lokal, menyusu atau mengisap bisa sedikit sulit selama sekitar 30 menit pertama, sampai efek obat biusnya benar-benar hilang.

Kalau kamu (atau anak) menjalani anestesi umum, kamu akan dipindahkan ke ruang pemulihan. Setelah kamu atau anak sudah sepenuhnya sadar dan tidak ada komplikasi, dokter akan memberikan izin untuk pulang beserta instruksi perawatan pascaoperasi.

Setelah operasi tongue-tie, kamu bisa mengalami sedikit perdarahan dan rasa nyeri di mulut.

Untuk penanganan rasa sakit, dokter mungkin meresepkan parasetamol. Ibuprofen mungkin direkomendasikan untuk anak berusia 6 bulan ke atas.

Normalnya, kamu atau bayi bisa kembali makan dan minum seperti biasa setelah operasi. Jika operasi memakai anestesi lokal, dokter akan menyarankan untuk makan makanan lunak dan menghindari minuman panas sampai efek bius benar-benar hilang.

Perawatan luka

Setelah operasi, akan ada luka di area yang ditangani.

Jika luka dibiarkan terbuka, warnanya bisa kekuningan atau putih. Ini normal, dan biasanya tidak perlu dibersihkan khusus.

Pada anak lebih besar atau orang dewasa, sebagian dokter menyarankan berkumur air garam beberapa kali sehari mulai satu hari setelah operasi.

Jika jahitan dipasang (pada frenektomi atau frenuloplasti), jahitan tersebut akan larut sendiri atau dilepas sekitar satu minggu pascaoperasi.

Latihan pascaoperasi

Setelah operasi, kamu atau anakmu biasanya perlu melakukan latihan peregangan lidah beberapa kali sehari, selama kurang lebih empat sampai enam minggu, atau tergantung instruksi dokter. Tujuannya adalah untuk menguatkan otot lidah, meningkatkan kelenturan gerak dan koordinasi lidah, serta mencegah jaringan menempel kembali atau terbentuknya jaringan parut.

Jenis latihan bisa berbeda-beda, tergantung umur pasien, metode operasi, dan preferensi dokter.

Pada bayi, orang tua akan membantu menggerakkan lidahnya secara manual. Latihan ini paling gampang dilakukan sebelum atau sesudah mengganti popok. Jangan lupa selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir sebelum memulai.

Setelah operasi tongue-tie, banyak ibu langsung merasakan bayinya lebih nyaman saat menyusu, walaupun ada juga bayi yang butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri. Kalau butuh bantuan, jangan ragu untuk menghubungi konsultan laktasi.

Untuk anak yang lebih besar yang menjalani operasi tongue-tie karena masalah pelafalan, perbaikan biasanya mulai terlihat dalam satu sampai tiga minggu setelah operasi. Namun, banyak anak tetap butuh terapi wicara lanjutan agar bisa benar-benar menyesuaikan diri dengan lidahnya.

Terkadang, tongue-tie bisa ada lagi atau jaringan menempel kembali karena terbentuknya jaringan parut. Kalau ini terjadi, operasi kedua mungkin diperlukan. Tongue-tie lebih sering muncul lagi setelah prosedur frenotomi dibanding frenektomi atau frenuloplasti.

Referensi

"Tongue Tie (Ankyloglossia)." KidsHealth. Diakses Juli 2025.

"Newborn Nursery: Frenotomy." Stanford Medicine. Diakses Juli 2025.

“Ankyloglossia in the Infant and Young Child: Clinical Suggestions for Diagnosis and Management,” PubMed, February 1, 2005, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15839394/.

Devishree, Sheela Kumar Gujjari, and P V Shubhashini, “Frenectomy: A Review With the Reports of Surgical Techniques,” Journal of Clinical and Diagnostic Research, January 1, 2012, https://doi.org/10.7860/jcdr/2012/4089.2572.

Baker, Aaron R. et al. "Surgical treatment of ankyloglossia." Operative Techniques in Otolaryngology-Head and Neck Surgery, Volume 26, Issue 1, 28 - 32.

Nagate Raghavendra Reddy et al., “Clipping the (Tongue) Tie,” Journal of Indian Society of Periodontology 18, no. 3 (January 1, 2014): 395, https://doi.org/10.4103/0972-124x.134590.

Anna H. Messner et al., “Clinical Consensus Statement: Ankyloglossia in Children,” Otolaryngology 162, no. 5 (April 14, 2020): 597–611, https://doi.org/10.1177/0194599820915457.

"Tongue-Tie (Ankyloglossia)." Johns Hopkins Medicine. Diakses Juli 2025.

"Tongue-Tie Surgery: Everything You Need to Know." Johns Hopkins Medicine. Diakses Juli 2025.

"Frenectomy." Advanced Implant & Oral Surgery. Diakses Juli 2025.

"Tongue-Tie." Kaiser Permanente. Diakses Juli 2025.

Richard Baxter and Lauren Hughes, “Speech and Feeding Improvements in Children After Posterior Tongue-Tie Release: A Case Series,” International Journal of Clinical Pediatrics 7, no. 3 (January 1, 2018): 29–35, https://doi.org/10.14740/ijcp295w.

Editorial Team