ilustrasi dokter dan obat-obatan (freegreatpicture.com)
Bagaimana jika perlu lebih dari satu obat? Perlu dipilih obat yang paling kecil risiko interaksi obatnya. Prof. Zullies mengingatkan tidak semua obat yang digunakan bersama-sama dapat menyebabkan interaksi obat yang signifikan, sehingga aman jika digunakan berbarengan.
Interaksi obat negatif dapat dihindari jika memahami mekanisme interaksi. Mekanisme interaksi obat terdiri dari aspek:
- Farmakokinetik (memengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat lain)
- Farmakodinamik (ikatan dengan reseptor atau target aksinya)
Sebagai contoh, interaksi obat yang terjadi jika bertemu secara fisik, seperti pembentukan ikatan kelat akibat interaksi fisik antibiotik kuinolon dan kalsium, dapat dihindari jika pemberian kedua obat diberi jeda waktu, sehingga tidak berinteraksi.
ilustrasi obat Tongxinluo (pexels.com/Karolina Grabowska)
Bagaimana kalau mekanismenya memengaruhi metabolisme obat sehingga menyebabkan peningkatan atau pengurangan kadar obat lain? Kalau begitu, tidak cukup hanya memberi jeda waktu. Dosis obat pun harus disesuaikan.
Lalu, bagaimana jika pemberian jeda waktu atau penyesuaian dosis tidak mencegah dampak interaksi? Pada kasus tersebut, obat harus diganti dengan yang manfaatnya sama, tetapi berinteraksi minim.
"Jika pemberian jeda pemberian dan penyesuaian dosis tidak dapat mencegah dampak interaksi, maka cara lain untuk menghindari interaksi obat adalah dengan mengganti obat yang berinteraksi dengan obat lain yang kegunaannya sama, tetapi kurang berinteraksi," ujar Prof. Zullies.