6 Ciri-ciri DBD pada Bayi, Jangan Abaikan Demam hingga Ruam!

Gejala DBD biasanya muncul setelah terjangkit beberapa hari

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini biasa ditemukan di wilayah dengan iklim tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Tak memandang usia, DBD bisa menyerang orang dewasa, anak-anak, hingga bayi di bawah usia 1 tahun.

Ciri-ciri atau gejala DBD pada setiap usia berbeda-beda. Orang dewasa cenderung lebih peka terhadap gejala daripada bayi. Terkadang, seorang ibu pun kebingungan terhadap apa yang dialami bayinya lantaran sang bayi belum bisa berkomunikasi. Oleh sebab itu, agar tidak kebingungan lagi, berikut ciri-ciri DBD pada bayi yang harus diwaspadai oleh orangtua.

1. Demam tinggi

6 Ciri-ciri DBD pada Bayi, Jangan Abaikan Demam hingga Ruam!ilustrasi ibu dan bayi (unsplash.com/Kevin Liang)

Bayi yang terserang DBD akan mengalami demam dengan suhu tinggi, biasanya berkisar antara 37,5 hingga 40 derajat selsius. Gejala ini biasa muncul dalam 4—10 hari setelah bayi terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti. Mengutip dari laman Direktorat Layanan Kesehatan Kemenkes RI, demam tinggi pada bayi akan berlangsung selama 2—7 hari.

Apabila bayi terkena demam tinggi hingga suhu 40 derajat Celsius, segeralah periksa ke dokter. Sebab, jika tak ditangani lebih lanjut, dikhawatirkan kondisi bayi akan memburuk. Pasalnya, DBD bisa jadi penyakit yang mematikan.

2. Muntah lebih dari tiga kali dalam sehari

6 Ciri-ciri DBD pada Bayi, Jangan Abaikan Demam hingga Ruam!ilustrasi bayi (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Setelah terserang demam, dilansir CDC, bayi yang terkena DBD biasanya akan mengalami muntah lebih dari tiga kali dalam sehari. Ini disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang menyerang tubuh bayi, terutama di bagian perut. Apabila gejala muntah ini tidak segera ditangani, maka bayi akan kelelahan, kekurangan cairan, lesu, dan tidak nafsu makan atau minum ASI.

3. Ruam atau kemerahan pada kulit

6 Ciri-ciri DBD pada Bayi, Jangan Abaikan Demam hingga Ruam!ilustrasi bayi (unsplash.com/Tim Bish)

Selanjutnya, bayi yang terjangkit DBD akan mengalami ruam atau kemerahan pada kulit. Mengutip dari Healthline, gejala ini biasanya muncul dalam 2—5 hari setelah demam tinggi. Ruam atau kemerahan pada kulit bayi ini disebabkan oleh menurunnya trombosit darah. Tingkat keparahan kondisi ini dipengaruhi oleh kadar trombosit pada bayi.

Baca Juga: Fase Demam Berdarah dan Cara Penanganannya

4. Pendarahan

6 Ciri-ciri DBD pada Bayi, Jangan Abaikan Demam hingga Ruam!ilustrasi bayi (pexels.com/Lisa Fotios)

Saat terserang DBD, bayi akan mengalami pendarahan yang tak biasa. Biasanya, pendarahan akan terjadi pada hidung (mimisan) dan gusi. Dalam beberapa kasus, pendarahan juga terjadi di saluran kemih dan saluran pencernaan, sehingga urine dan feses yang dikeluarkan bercampur dengan darah.

Ketika mengalami gejala ini, dilansir Kemenkes RI, bayi akan terlihat lebih pucat dari biasanya. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya cairan dalam pemburuh darah akibat dari pendarahan yang dialami sang bayi.

5. Napas cepat dan tidak teratur

6 Ciri-ciri DBD pada Bayi, Jangan Abaikan Demam hingga Ruam!ilustrasi bayi (unsplash.com/Michal Bar Haim)

DBD juga dapat ditandai dengan napas cepat dan tidak teratur pada bayi. Gejala ini disebabkan oleh merembesnya plasma darah ke saluran keluar pembuluh darah. Rembesan tersebut berkumpul di paru-paru sehingga memicu sesak napas. Pada fase ini, bayi akan mengalami napas cepat dan tidak beraturan.

6. Bayi menjadi lebih rewel

6 Ciri-ciri DBD pada Bayi, Jangan Abaikan Demam hingga Ruam!ilustrasi bayi menangis (pexels.com/Sarah Chai)

Segala gejala DBD yang menyerang bayi, khususnya demam, membuatnya menjadi tidak nyaman. Alhasil, bayi menjadi lebih rewel, mudah menangis, dan gelisah dari biasanya. Hal tersebut terjadi karena bayi belum bisa berkomunikasi layaknya orang dewasa. Jadi, segala kesakitan yang ia rasakan diungkapkan melalui tangisan.

Seperti diketahui, DBD bisa menjadi penyakit yang mematikan apabila tidak ditangani dengan tepat. Pasalnya, kasus kematian pada bayi yang terjangkit DBD sudah banyak terjadi di Indonesia.

Sebagai contoh, menurut data Kemenkes RI pada tahun 2020, dari 95.893 pasien DBD, sebanyak 661 meninggal dunia pada minggu ke-49. Mengejutkannya, 3,13 persen dari 661 pasien yang meninggal adalah anak di bawah usia 1 tahun.

Melihat betapa berbahayanya penyakit ini, orangtua tidak boleh mengabaikan sekecil apapun gejala DBD pada sang buah hati. Bawalah bayi ke dokter apabila mengalami demam tinggi, jangan sampai menunggu hingga demam mencapai suhu 40 derajat Celsius.

Baca Juga: 7 Makanan dan Minuman Sehat untuk Atasi Demam Berdarah

Mutiara Ananda Photo Verified Writer Mutiara Ananda

From the sea who love everything in the sky.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya