Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengalami hipertensi (freepik.com/freepik)
ilustrasi mengalami hipertensi (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Pedoman baru dari AHA dan ACC menekankan modifikasi gaya hidup, terapi dini, dan perawatan personalisasi untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

  • Gaya hidup sehat tetap menjadi terapi lini pertama dengan pembatasan natrium dan alkohol, manajemen stres, berat badan sehat, pola makan sehat jantung, dan aktivitas fisik.

  • Kontrol lebih ketat selama tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat mengurangi risiko komplikasi serius.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat dokter berbicara tentang tekanan darah, tujuannya bukan hanya menurunkan angka di alat ukur, melainkan melindungi jantung, otak, dan ginjal seumur hidup. Itulah semangat pedoman tahun 2025 dari American Heart Association (AHA) dan American College of Cardiology (ACC), yang menekankan pencegahan, terapi dini, dan perawatan yang dipersonalisasi agar risiko penyakit kardiovaskular (CVD) turun secara nyata.

Pada Kamus (14/8/2025) di Dallas dan Washington, Amerika Serikat (AS), AHA dan ACC menerbitkan pedoman klinis baru, dipublikasikan dalam jurnal Circulation, Hypertension, dan JACC—yang merangkum empat fokus:

  1. Modifikasi gaya hidup untuk mencegah serta mengobati tekanan darah tinggi pada semua level.

  2. Terapi dini untuk menurunkan risiko penurunan kognitif dan demensia.

  3. Cara memasukkan kalkulator risiko PREVENT guna mempersonalisasi perawatan.

  4. Tata laksana hipertensi seputar kehamilan—sebelum, selama, dan setelah persalinan.

Panduan “2025 AHA / ACC / AANP / AAPA / ABC / ACCP / ACPM / AGS / AMA / ASPC / NMA / PCNA / SGIM Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults” menggantikan edisi 2017, menghadirkan rekomendasi baru/terkini berbasis bukti untuk menghasilkan hasil kesehatan terbaik.

Tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama kematian global. Kriteria angkanya tetap sama seperti panduan tahun 2017:

  • Normal: <120/80 mmHg.

  • Elevated: 120–129 mm Hg dan <80 mmHg.

  • Hipertensi derajat 1: 130–139 mmHg atau 80–89 mmHg.

  • Hipertensi derajat 2: ≥140 mmHg atau ≥90 mmHg.

Ketua komite penulis, Daniel W. Jones, M.D., FAHA (dekan & profesor emeritus, University of Mississippi School of Medicine; anggota komite pedoman 2017), menegaskan dalam rilis resmi: “Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko paling umum dan paling dapat dimodifikasi untuk penyakit jantung.”

Menurutnya, dengan menangani risiko individual lebih awal dan menawarkan strategi lebih terarah sepanjang rentang usia, pedoman 2025 membantu klinisi menekan beban penyakit jantung, ginjal, diabetes tipe 2, dan demensia.

Pedoman ini juga mendukung tenaga kesehatan lintas layanan dan memberdayakan pasien lewat alat praktis, baik mengelola tekanan darah dengan gaya hidup, obat, atau keduanya.

Gaya hidup sehat tetap menjadi terapi lini pertama

Pedoman baru ini menegaskan kembali peran "Life’s Essential 8" dan perilaku sehat sebagai terapi lini pertama untuk semua orang dewasa, sambil mendorong penetapan target yang realistis dan terjangkau.

Rincian spesifik terkait tekanan darah:

  • Batasi natrium: <2.300 mg/hari, menuju ideal 1.500 mg/hari (cek label; sumber utama natrium biasanya makanan kemasan dan restoran).

  • Alkohol: idealnya tidak; jika minum, ≤2 gelas/hari (pria) dan ≤1 gelas/hari (perempuan).

  • Kelola stres: dengan olahraga serta teknik reduksi stres (meditasi, kontrol napas, yoga).

  • Berat badan sehat: pada kelebihan berat/obesitas, target ≥5 persen penurunan berat.

  • Pola makan sehat jantung (misalnya diet DASH): rendah natrium; kaya akan sayur, buah, gandum utuh, kacang-kacangan, kacang/biji, susu rendah/tanpa lemak; termasuk daging/unggas tanpa lemak, ikan, dan minyak non tropis.

  • Aktivitas fisik: total 75–150 menit/minggu, meliputi aerobik (kardio) dan/atau latihan ketahanan (latihan beban).

  • Pemantauan tekanan darah di rumah dianjurkan untuk mengonfirmasi diagnosis klinis, memantau, melacak progres, dan menyesuaikan perawatan sebagai bagian rencana terpadu.

Menangani faktor-faktor ini sangat penting, terutama bila ada faktor risiko kardiovaskular mayor lain—karena dapat mencegah, menunda, atau mengobati tekanan darah meningkat/tinggi.

Kalkulator risiko PREVENT

Pedoman baru merekomendasikan penggunaan kalkulator risiko PREVENT (dikembangkan oleh AHA pada tahun 2023) untuk memperkirakan risiko 10 dan 30 tahun serangan jantung, stroke, atau gagal jantung pada usia 30–79 tahun.

Variabelnya mencakup usia, jenis kelamin, tekanan darah, kolesterol, dan indikator kesehatan lain—termasuk kode pos sebagai proksi penentu sosial kesehatan. PREVENT adalah kalkulator pertama yang menggabungkan ukuran kesehatan kardiovaskular, ginjal, dan metabolik untuk estimasi risiko penyakit kardiovaskular. Estimasi yang lebih presisi membantu personalisasi keputusan terapi.

Selain itu, ada dua pembaruan penting untuk pemeriksaan awal:

  1. Rasio albumin/kreatinin urine kini direkomendasikan untuk semua pasien hipertensi (sebelumnya opsional).

  2. Indikasi rasio aldosteron plasma terhadap renin diperluas sebagai skrining aldosteronisme primer pada lebih banyak pasien—termasuk yang memiliki obstructive sleep apnea (OSA). Skrining aldosteronisme primer juga dapat dipertimbangkan pada orang dewasa dengan hipertensi derajat 2 untuk meningkatkan deteksi, diagnosis, dan terapi yang ditargetkan.

Tekanan darah dan kesehatan otak

ilustrasi alat tekanan darah digital (pexels.com/martabranco)

Selain menjadi penyebab utama serangan jantung dan stroke, pedoman baru menyoroti bukti terbaru, bahwa tekanan darah memengaruhi fungsi kognitif dan risiko demensia.

Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil otak, terkait gangguan memori dan penurunan kognitif jangka panjang. Karena itu, pedoman baru ini merekomendasikan terapi dini pada orang dengan hipertensi, dengan target sistolik <130 mmHg untuk mencegah gangguan kognitif dan demensia.

Obat disesuaikan dengan kondisi dan target

Bagi banyak pasien—terutama dengan diabetes tipe 2, obesitas, atau penyakit ginjal—sering dibutuhkan lebih dari satu obat untuk mencapai <130/80 mm Hg. Pedoman baru menyoroti opsi awal:

  • ACE inhibitor

  • ARB.

  • Calcium channel blocker dihidropiridin kerja panjang.

  • Diuretik tipe tiazid.

Jika tekanan darah masih tinggi setelah satu obat, dokter dapat meningkatkan dosis atau menambah obat kedua dari kelas berbeda. Rekomendasi memulai dua obat sekaligus—sebaiknya dalam satu pil kombinasi—dipertahankan bagi tekanan darah ≥140/90 mmHg (derajat 2). Pedoman juga membuka opsi penambahan terapi lebih baru seperti obat GLP-1 untuk sebagian pasien hipertensi yang juga overweight/obesitas.

Kehamilan: sebelum, selama, sesudah

Hipertensi saat kehamilan dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan ibu, termasuk peningkatan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular di masa depan. Tanpa terapi, hipertensi saat hamil dapat menimbulkan preeklamsia, eklamsia, stroke, masalah ginjal, dan/atau persalinan prematur.

Perempuan dengan hipertensi yang merencanakan kehamilan atau sedang hamil perlu konseling tentang manfaat aspirin dosis rendah (81 mg/hari) untuk menurunkan risiko preeklamsia.

Pada hipertensi kronis (sebelum hamil atau terdiagnosis kurang dari 20 minggu), pedoman 2025 merekomendasikan pengobatan ketika sistolik ≥140 mm Hg dan/atau diastolik ≥90 mm Hg—mencerminkan bukti bahwa kontrol lebih ketat selama kehamilan dapat mengurangi risiko komplikasi serius.

Setelah persalinan, perawatan pascapartum sangat penting karena hipertensi dapat muncul atau berlanjut. Disarankan pemantauan dan penanganan tepat waktu, serta bagi yang punya riwayat hipertensi terkait kehamilan, ukur tekanan darah minimal setiap tahun.

Para ahli menyebut bahwa masyarakat perlu mengetahui target tekanan darah yang direkomendasikan dan memahami bagaimana gaya hidup sehat serta obat yang tepat membantu mencapai dan mempertahankan tekanan darah optimal. Pencegahan, deteksi dini, dan tata laksana hipertensi adalah kunci untuk kesehatan jantung dan otak jangka panjang—yang pada akhirnya berarti hidup lebih panjang dan sehat.

Referensi

"New high blood pressure guideline emphasizes prevention, early treatment to reduce CVD risk." American Heart Association. Diakses Agustus 2025.

Editorial Team