Saat dokter berbicara tentang tekanan darah, tujuannya bukan hanya menurunkan angka di alat ukur, melainkan melindungi jantung, otak, dan ginjal seumur hidup. Itulah semangat pedoman tahun 2025 dari American Heart Association (AHA) dan American College of Cardiology (ACC), yang menekankan pencegahan, terapi dini, dan perawatan yang dipersonalisasi agar risiko penyakit kardiovaskular (CVD) turun secara nyata.
Pada Kamus (14/8/2025) di Dallas dan Washington, Amerika Serikat (AS), AHA dan ACC menerbitkan pedoman klinis baru, dipublikasikan dalam jurnal Circulation, Hypertension, dan JACC—yang merangkum empat fokus:
Modifikasi gaya hidup untuk mencegah serta mengobati tekanan darah tinggi pada semua level.
Terapi dini untuk menurunkan risiko penurunan kognitif dan demensia.
Cara memasukkan kalkulator risiko PREVENT guna mempersonalisasi perawatan.
Tata laksana hipertensi seputar kehamilan—sebelum, selama, dan setelah persalinan.
Panduan “2025 AHA / ACC / AANP / AAPA / ABC / ACCP / ACPM / AGS / AMA / ASPC / NMA / PCNA / SGIM Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults” menggantikan edisi 2017, menghadirkan rekomendasi baru/terkini berbasis bukti untuk menghasilkan hasil kesehatan terbaik.
Tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama kematian global. Kriteria angkanya tetap sama seperti panduan tahun 2017:
Normal: <120/80 mmHg.
Elevated: 120–129 mm Hg dan <80 mmHg.
Hipertensi derajat 1: 130–139 mmHg atau 80–89 mmHg.
Hipertensi derajat 2: ≥140 mmHg atau ≥90 mmHg.
Ketua komite penulis, Daniel W. Jones, M.D., FAHA (dekan & profesor emeritus, University of Mississippi School of Medicine; anggota komite pedoman 2017), menegaskan dalam rilis resmi: “Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko paling umum dan paling dapat dimodifikasi untuk penyakit jantung.”
Menurutnya, dengan menangani risiko individual lebih awal dan menawarkan strategi lebih terarah sepanjang rentang usia, pedoman 2025 membantu klinisi menekan beban penyakit jantung, ginjal, diabetes tipe 2, dan demensia.
Pedoman ini juga mendukung tenaga kesehatan lintas layanan dan memberdayakan pasien lewat alat praktis, baik mengelola tekanan darah dengan gaya hidup, obat, atau keduanya.