Dari es krim rendah karbohidrat, protein bar berlabel keto, hingga soda “bebas gula”, pemanis erythritol sudah lama menjadi pilihan bagi mereka yang ingin hidup “lebih sehat” tanpa harus melepaskan rasa manis. Dalam satu dekade terakhir, zat ini sering dipasarkan sebagai pengganti gula rendah kalori yang aman untuk pasien diabetes atau mereka yang sedang menurunkan berat badan.
Namun, anggapan ini kini perlu ditinjau ulang. Penelitian terbaru dari University of Colorado Boulder, Amerika Serikat (AS) yang diterbitkan dalam Journal of Applied Physiology membawa kabar kurang enak. Para peneliti menemukan bahwa konsumsi erythritol ternyata tidak selalu aman.
Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa erythritol dapat memengaruhi sel-sel otak, terutama pada bagian yang mengatur sirkulasi darah dan fungsi pembuluh darah. Gangguan pada fungsi ini berpotensi meningkatkan risiko pembekuan darah, yang pada akhirnya bisa memicu stroke dan serangan jantung.
Temuan ini memperkuat studi sebelumnya dari Cleveland Clinic pada 2023 yang juga menyoroti kaitan antara kadar erythritol tinggi dalam darah dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular. Para ahli mengingatkan, meski erythritol berasal dari sumber alami seperti buah-buahan, tetapi konsentrasi tinggi dalam produk olahan modern jauh melebihi asupan alami sehari-hari.