Dikatakan oleh Dr. dr. Rocksy Fransisca V. Situmeang, SpN(K), dokter spesialis neurologi di RS Siloam Lippo Village, distonia ditandai dengan kekakuan otot yang berlangsung lama dan terjadi di luar kendali. Hal ini menyebabkan gerakan berulang, postur tubuh yang tidak normal, serta nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
“Distonia bisa menyerang berbagai kelompok otot. Mulai dari otot leher yang masyarakat kenal sebagai ‘tengleng’ atau ‘tengeng’, hingga otot wajah, pita suara, tangan, dan kaki yang tampak seperti gerakan menari yang tidak disadari penderitanya,” ujarnya, dikutip dalam keterangan tertulis.
Sementara itu, sindrom Tourette ditandai dengan tics—gerakan atau vokalisasi tidak disengaja atau mengeluarkan suara yang tidak dapat dikontrol yang dapat mengganggu kehidupan sosial dan emosional.
Frekuensi dan tingkat keparahan tics dinilai menggunakan skala khusus seperti Yale Global Tic Severity Scale (YGTSS). Jika skornya di atas 35/50, prosedur DBS bisa menjadi opsi yang dipertimbangkan.