Bagi sebagian perempuan, perubahan gaya hidup mungkin tidak cukup untuk mengelola peningkatan kadar kolesterol secara efektif. Dalam kasus seperti itu, dokter dapat merekomendasikan pengobatan, seperti statin atau terapi penurun lipid lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan masing-masing.
Statin, yang merupakan kelompok obat utama dalam pengobatan dislipidemia, bekerja dengan menghambat produksi kolesterol di hati, sehingga dapat menurunkan LDL. Penggunaan statin telah terbukti efektif dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, terutama pada perempuan yang mengalami hiperlipidemia pascamenopause.
Kesimpulannya, menopause berdampak signifikan pada kadar kolesterol perempuan karena perubahan hormonal yang mengubah cara tubuh memetabolisme lipid. Memahami perubahan ini memberdayakan perempuan untuk mengambil langkah proaktif dalam mengelola kesehatan kardiovaskular mereka selama masa transisi ini.
Pemantauan kadar kolesterol secara teratur dan menerapkan pilihan gaya hidup yang menyehatkan jantung merupakan strategi penting untuk mengurangi risiko yang terkait dengan peningkatan kolesterol pascamenopause.
Referensi
"Menopause and Cholesterol: What You Need to Know". Balance. Diakses Desember 2024.
"How Does Menopause Affect Cholesterol Levels?" Healthline. Diakses Desember 2024.
"What Is The Link Between Menopause And Cholesterol Levels?" Medical News Today. Diakses Desember 2024.
Do Kyeong Song et al., “The effect of menopause on cardiovascular risk factors according to body mass index in middle-aged Korean women,” PLoS ONE 18, no. 3 (March 23, 2023): e0283393, https://doi.org/10.1371/journal.pone.0283393.
"How Menopause Affects Cholesterol—And How to Manage It". Time. Diakses pada Desember 2024.
"This Hormone May Be The Missing Ingredient To Heart-Healthy Cholesterol Levels for Menopausal Women". University of Pittsburgh. Diakses Desember 2024.