gambar virus SARS-CoV-2 (commons.m.wikimedia.org/NIAID-RML)
Sempat membuat dunia kalang kabut beberapa tahun yang lalu, COVID-19 merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Virus ini sering kali ditemukan pada mamalia, seperti kelelawar, kucing, pangolin, dan unta. Virus tersebut bisa bermutasi dan menular pada manusia.
Kasus COVID-19 pertama muncul di sebuah pasar yang menjual daging serta hewan hidup di Wuhan, China. Sama seperti virus influenza, virus SARS-COV-2 juga sangat menular. Virus ini menular melalui udara atau secara airborne saat pasien COVID-19 bersin, batuk, berbicara, atau bernafas di dekat orang yang sehat.
Selain udara, virus juga bisa menular melalui sentuhan langsung dengan pasien. Ketika virus akhirnya masuk ke tubuh seseorang, mereka bergerak ke belakang tenggorokan, berkembang biak, sebelum memasuki organ tubuh lain seperti paru-paru. Gejala yang dirasakan pasien COVID-19 pun beragam, salah satunya adalah kehilangan indra pengecap dan penciuman. Pada pasien yang kondisinya parah, mereka akan kesulitan untuk bernafas dan merasa nyeri terus-terusan di dada.
Manusia memang sudah hidup berdampingan dengan hewan selama ratusan bahkan ribuan tahun. Namun hanya karena sudah terbiasa dengan hewan tertentu, bukan berarti kamu kehilangan kewaspadaan. Sebaliknya, kontak dengan hewan yang cukup sering, membuat risiko penularan penyakit zoonosis seperti Mpox atau flu burung jadi cukup tinggi. Jadi pastikan kamu selalu berhati-hati, ya!
Referensi
Cleveland Clinic. "Bird Flu (Avian Influenza)". Diakses pada September 2024.
WHO. "Influenza (Avian and other zoonotic)". Diakses pada September 2024.
CDC. "About Rabies". Diakses pada September 2024.
Medical News Today. "What you need to know about rabies". Diakses pada September 2024.
Cleveland Clinic. "Coronavirus, COVID-19". Diakses pada September 2024.