8 Penyebab Batuk Terus-menerus, Periksalah ke Dokter

Intinya sih...
- Batuk kronis bisa disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kondisi non paru.
- Saluran udara reaktif setelah infeksi saluran pernapasan atas, postnasal drip, asma, GERD, dan obat-obatan dapat menjadi penyebab batuk terus-menerus.
- COVID-19 dan masalah jantung juga dapat menyebabkan batuk kering yang persisten.
Batuk terus-menerus (batuk persisten atau batuk kronis) adalah salah satu alasan paling umum banyak orang pergi ke dokter. Namun, ini tidak selalu serius.
Pada dasarnya, batuk adalah refleks alami tubuh untuk membersihkan jalan napas dan dapat menjadi pelindung. Batuk biasanya akan hilang sendiri, tetapi kadang bisa bertahan selama beberapa minggu setelah infeksi seperti pilek atau flu.
Batuk kronis adalah batuk terus-menerus yang berlangsung selama delapan minggu atau lebih, pada beberapa atau hampir setiap hari. Meskipun batuk merupakan gejala dari banyak penyakit paru-paru dan juga beberapa kondisi non paru, tetapi batuk kronis sering kali berlangsung lebih lama dari delapan minggu dan terus berlanjut meskipun kondisi lain telah diobati dan dalam beberapa kasus, ketika penyakit lain telah disingkirkan.
Ada dua jenis batuk kronis:
- Batuk kronis "bergejala" disebabkan oleh penyakit yang mendasari dan dapat diobati setelah penyakit tersebut didiagnosis.
- Batuk kronis "refraktori" adalah batuk yang terus-menerus meskipun sudah mendapat pengobatan.
Ada banyak kemungkinan penyebab batuk terus-menerus. Pada hampir sebagian besar waktu, pengobatan dapat membantu meringankan batuk sehingga kamu bisa tidur lebih nyenyak, memiliki lebih banyak energi, dan menghentikan nyeri dada akibat batuk.
Walaupun dalam kebanyakan kasus penyebab batuk persisten biasanya tidak serius, tetapi kadang batuk bisa disebabkan oleh sesuatu yang lebih serius.Inilah sejumlah kemungkinan penyebab batuk terus-menerus.
1. Saluran udara reaktif setelah infeksi saluran pernapasan atas
Kadang saluran udara bisa meradang setelah infeksi saluran pernapasan atas. Ini dapat membuat saluran udara sensitif dan hiperaktif, menyebabkan batuk.
Tidak jelas mengapa ini terjadi. Ini mungkin karena saraf di saluran udara, atau saluran udara itu sendiri menjadi lebih sensitif. Bisa juga karena produksi lendir tubuh yang meningkat.
Dalam kebanyakan kasus ketika saluran udara reaktif menjadi penyebabnya, semua hasil sinar-X dan tes lainnya akan normal. Jenis batuk terus-menerus ini biasanya akan sembuh dengan sendiri. Minum obat untuk mengurangi batuk, radang, dan lendir dapat membantu meredakan gejala.
2. Postnasal drip
Postnasal drip, atau sindrom batuk saluran napas bagian atas, bisa terjadi kapan saja hidung atau sinus menjadi teriritasi atau meradang. Hal ini menyebabkan lendir mengalir ke tenggorokan, memicu batuk.
Penyebab postnasal drip termasuk pilek, infeksi sinus, dan alergi, seperti rinitis. Hasilnya mungkin batuk kering atau mungkin terdapat lendir.
Tanda-tanda batuk persisten disebabkan oleh postnasal drip meliputi:
- Sensasi cairan menetes di bagian belakang tenggorokan.
- Selalu harus membersihkan tenggorokan (deham).
- Batuk pada malam hari.
- Suara serak.
- Cairan hidung.
Postnasal drip bisa membaik dengan sendirinya. Atau, dokter dapat merekomendasikan perawatan seperti antihistamin, semprotan hidung steroid, atau semprotan hidung yang dijual bebas. Dalam beberapa kasus, obat resep bisa bermanfaat.
3. Asma
Asma adalah kondisi pernapasan yang ditandai dengan peradangan kronis pada paru-paru. Selain batuk kering terus-menerus, gejala umumnya juga meliputi sesak napas, mengi, dan rasa tertekan di dada.
Batuk terkait asma dapat terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas dan memburuk jika terpapar suhu dingin atau alergen tertentu, seperti debu atau asap. Bisa juga dipicu dengan tertawa atau olahraga.
Penting untuk mengikuti pengobatan dari dokter, yang mungkin termasuk penggunaan inhaler bronkodilator untuk meningkatkan pernapasan dan meredakan gejala. Penting juga untuk mengetahui apa pemicu gejala untuk mencegah serangan asma yang sering terjadi pada masa mendatang.
4. Refluks asam dan penyakit refluks gastroesofagus
Refluks asam dan penyakit gastroesophageal reflux (GERD) adalah penyebab potensial lain dari batuk kering persisten.
Masih belum jelas mengapa GERD bisa menyebabkan batuk. Namun, para ahli berpendapat bahwa itu terkait dengan aspirasi, yaitu saat makanan atau asam dari lambung naik ke tenggorokan dan masuk ke saluran udara.
Menurut studi lain, batuk mungkin merupakan refleks untuk membantu mencegah makanan dan asam memasuki paru-paru. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan ini.
Bagi sebagian orang, batuk akibat asam lambung akan disertai gejala khas heartburn atau rasa asam di mulut. Akan tetapi, menurut studi, hingga 75 persen orang tidak memiliki gejala GERD sama sekali.
Penggunaan proton pump inhibitor (PPI), obat untuk mengobati GERD, sering direkomendasikan dalam kasus ini. Dokter mungkin menyarankan penggunaan PPI untuk membantu mengurangi jumlah asam di perut selama 2 hingga 8 minggu untuk melihat apakah batuk hilang. Obat-obatan yang biasanya direkomendasikan antara lain lansoprazole, pantoprazol, omeprazole, dan esomeprazol.
Rekomendasi lain mungkin termasuk tidur dengan kepala lebih tinggi dan tidak makan dalam waktu tiga jam sebelum tidur.
5. Obat-obatan tertentu
Terkadang, obat-obatan dapat menyebabkan batuk kering yang terus-menerus. Contohnya kelas obat ACE inhibitor. Obat ini biasanya diresepkan untuk orang dengan hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes. Menurut studi, batuk yang diinduksi ACE inhibitor dilaporkan oleh 20 persen orang yang meminumnya.
ACE inhibitor yang populer meliputi lisinopril, benazepril, captopril, dan enalapril.
Obat lain juga dapat menyebabkan batuk terus-menerus. Yang paling umum termasuk:
- Sitagliptin: Untuk membantu mengontrol gula darah pada orang dengan diabetes.
- Calcium channel blocker: Untuk mengelola tekanan darah tinggi.
- Nitrat: Paling sering digunakan untuk mengobati nyeri dada.
- Latanoprost: Obat tetes mata yang digunakan untuk mengobati glaukoma.
Kalau kamu menduga obat yang kamu minum menjadi penyebab batuk, bicarakan dengan dokter yang meresepkan untuk menentukan apakah kamu perlu mengganti obat atau tidak.
6. COVID-19
COVID-19 adalah infeksi pernapasan akibat SARS-CoV-2 yang dapat menyebabkan batuk kering dan terus-menerus serta kesulitan bernapas, hidung meler atau tersumbat, demam lebih dari 38 derajat Celcius dan kelelahan umum karena gangguan fungsi paru-paru.
Kalau kamu menduga terkena COVID-19, segera dapatkan tes rapid atau tes PCR untuk mengonfirmasi infeksi. Lakukan isolasi sambil menunggu hasil dan melanjutkan isolasi jika infeksi terkonfirmasi untuk mencegah penularan virus ke orang lain.
Kalau kamu mengalami kesulitan bernapas, segera cari pertolongan medis darurat. Rontgen dada bisa dilakukan untuk menilai paru-paru dan untuk menentukan perlu atau tidaknya dirawat di rumah sakit.
7. Masalah jantung
Beberapa kelainan jantung, seperti gagal jantung, dapat mengakibatkan penumpukan cairan di paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan batuk yang sering. Selain batuk, beberapa orang mungkin mengalami nyeri dada, sesak napas saat istirahat, pembengkakan ekstremitas bawah, dan sering kelelahan.
Konsultasi dengan ahli jantung sangat dianjurkan untuk mengidentifikasi penyebabnya dan memulai pengobatan sesuai kebutuhan. Pengobatan dalam hal ini tidak hanya ditujukan untuk mengobati batuk, tetapi juga untuk mengatasi atau mengatasi masalah jantung.
8. Apakah bisa menandakan kanker paru-paru?
Walaupun dimungkinkan, tetapi kanker paru-paru merupakan penyebab pada kurang dari 2 persen orang dengan batuk terus-menerus.
Batuk kronis juga bisa disebabkan oleh tumor di dada seperti limfoma atau metastasis paru dari kanker lain.
Kapan harus ke dokter?
Dalam kasus yang jarang, mungkin ada penyebab yang lebih serius dari batuk terus-menerus yang kamu alami. Kalau disertai dengan salah satu gejala di bawah ini, segera temui dokter:
- Demam.
- Keringat pada malam hari.
- Batuk darah.
- Sesak napas (kesulitan bernapas).
- Sakit dada.
- Kelemahan.
- Mual.
- Muntah.
- Penurunan berat badan
Batuk kering yang terus-menerus dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan dan bisa hilang dengan sendirinya.
Kalau kamu batuk-batuk lebih dari 3 minggu atau disertai gejala seperti demam, sesak napas, atau darah di lendir, kamu harus berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat membantu menentukan penyebab batuk terus-menerus dan merencanakan pengobatan.
Referensi
Krüger, K., Holzinger, F., Trauth, J., et al. (2022). Clinical practice guideline: Chronic cough. Deutsches Ärzteblatt International. https://doi.org/10.3238/arztebl.m2021.0396
American Lung Association. Diakses pada Mei 2024. Learn About Chronic Cough.
Undem, B. J., Zaccone, E. J., McGarvey, L., et al. B. (2015). Neural dysfunction following respiratory viral infection as a cause of chronic cough hypersensitivity. Pulmonary Pharmacology & Therapeutics, 33, 52–56. https://doi.org/10.1016/j.pupt.2015.06.006
Braman, S. S. (2006). Postinfectious cough. Chest, 129(1), 138S-46S. https://doi.org/10.1378/chest.129.1_suppl.138s
Tua Saúde. Diakses pada Mei 2024. Persistent Cough: 6 Common Causes & What to Do.
Durazzo, M., Lupi, G., Cicerchia, F., et al. (2020). Extra-Esophageal presentation of gastroesophageal reflux disease: 2020 update. Journal of Clinical Medicine, 9(8), 2559. https://doi.org/10.3390/jcm9082559
Madanick RD. Management of GERD-Related Chronic Cough. Gastroenterol Hepatol (N Y). 2013 May;9(5):311-3. PMID: 23943667; PMCID: PMC3740808.
Lv, H. (2015). Refractory chronic cough due to gastroesophageal reflux: Definition, mechanism and management. World Journal of Methodology, 5(3), 149. https://doi.org/10.5662/wjm.v5.i3.149
Pereira ANP, Júnior RA, Macedo CRB, et al. (2016) Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor-Induced Cough Prevalence in Refractory Hypertensive Patients. J Hypertens Manag 2:015
Valleywise Health. Diakses pada Mei 2024. What Does a Persistent Cough Mean?