Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi feses atau tinja berwarna cokelat tua.
ilustrasi feses atau tinja (IDN Times/Novaya Siantita)

Intinya sih...

  • Makanan yang tidak tercerna dapat menyebabkan bercak putih pada tinja, seperti biji wijen atau kacang-kacangan.

  • Efek samping obat tertentu, terutama yang berlapisan khusus, bisa muncul sebagai bintik putih kecil di dalam tinja.

  • Infeksi parasit, malabsorpsi nutrisi, penyakit celiac, infeksi jamur, dan penggunaan enema juga dapat menjadi penyebab munculnya bercak putih pada tinja.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tinja yang sehat biasanya berwarna cokelat dengan tekstur semi padat. Karena itu, saat melihat bercak atau bintik putih, tak heran banyak orang merasa cemas dan bertanya-tanya apa penyebabnya.

Faktanya, kondisi tersebut bisa muncul karena berbagai hal, dengan tingkat keparahan yang berbeda. Ada yang ringan, ada pula yang perlu lebih diperhatikan. Menariknya, tinja bukan sekadar sisa pencernaan, melainkan jendela kecil yang bisa memberi banyak informasi tentang kesehatan tubuh.

Itulah mengapa memperhatikan pola buang air besar adalah kebiasaan yang bijak. Jika kamu menemukan bintik putih pada tinja, tidak perlu buru-buru panik. Amati dulu apakah ada gejala lain yang menyertai. Jika ragu, berkonsultasilah dengan dokter spesialis pencernaan (gastroenterolog) untuk mendapatkan kepastian.

Mari kita telusuri bersama, apa saja penyebab munculnya bercak putih pada tinja.

1. Makanan yang tidak tercerna

Tidak semua yang kamu makan bisa diolah tubuh hingga tuntas. Ada jenis makanan berwarna putih, seperti biji wijen atau kacang-kacangan, yang memiliki lapisan luar cukup keras. Lapisan ini kadang lolos dari proses pencernaan, lalu muncul kembali sebagai bercak putih di dalam tinja.

Ketika hal itu terjadi setelah kamu mengonsumsi biji-bijian atau kacang, biasanya ini bukan masalah. Tubuh hanya menunjukkan bahwa ada bagian kecil dari makanan yang tidak sepenuhnya dipecah.

2. Efek samping obat

Ada jenis obat tertentu, terutama yang berbentuk extended-release, yang dirancang dengan lapisan luar khusus. Lapisan ini berfungsi mengatur pelepasan zat aktif secara perlahan di dalam tubuh. Menariknya, bagian luar obat tersebut tidak ikut tercerna.

Ketika proses pencernaan selesai, lapisan itu bisa keluar bersama tinja dan tampak seperti bintik putih kecil. Meski terlihat mencurigakan, tetapi sebenarnya obatnya sudah terserap tubuh dengan baik, yang tersisa hanyalah cangkang luarnya. Kondisi ini normal dan tidak berbahaya.

3. Infeksi parasit

ilustrasi tinja (unsplash.com/Sincerely Media)

Parasit tertentu dapat menyebabkan munculnya bintik atau segmen putih pada tinja. Misalnya:

  • Cacing pita (tapeworm): Segmennya terlihat seperti potongan putih sebesar butiran beras atau kotak kecil pipih.

  • Cacing kremi (pinworm): Juga dapat muncul sebagai bintik putih kecil di feses.

Selain perubahan pada tinja, beberapa orang mungkin mengalami gejala lain, seperti mual, muntah, sakit perut, diare, atau rasa lemas. Namun, ada juga yang tidak merasakan gejala tambahan sama sekali. Jika kamu curiga mengalami infeksi parasit, segera periksakan diri karena ini perlu pengobatan khusus.

4. Malabsorpsi nutrisi

Masalah penyerapan nutrisi juga dapat menyebabkan tinja jadi lebih pucat dengan bintik-bintik putih. Kondisi ini terjadi jika makanan tidak tercerna dengan baik sehingga sisa-sisa makanan muncul dalam bentuk bercak. Beberapa penyebab malabsorpsi, antara lain:

  • Penyakit hati.

  • Gangguan pankreas.

  • Peradangan usus.

Gejala lain yang dapat menyertai, meliputi:

  • Diare.

  • Nyeri perut.

  • Penurunan berat badan.

5. Penyakit celiac

Ini adalah penyakit autoimun yang membuat tubuh bereaksi terhadap gluten dan akhirnya mengganggu proses penyerapan nutrisi. Akibatnya, makanan bisa tidak tercerna sempurna dan meninggalkan bercak putih pada tinja.

Gejala umum penyakit celiac:

  • Diare.

  • Perut kembung.

  • Sakit perut.

  • Mudah lelah.

6. Infeksi jamur

ilustrasi tinja (pixabay.com/Alexa)

Gumpalan putih kecil pada tinja juga bisa berasal dari infeksi jamur seperti Candida. Kondisi ini lebih sering muncul pada orang yang:

  • Punya riwayat infeksi Candida berulang.

  • Sedang mengalami penurunan daya tahan tubuh.

  • Menjalani kemoterapi.

  • Mengidap HIV/AIDS.

  • Jamur yang tumbuh berlebih dalam usus dapat ikut terbawa bersama feses dan terlihat sebagai bercak putih.

7. Penggunaan enema

Beberapa jenis enema menggunakan zat tertentu yang dapat meninggalkan jejak putih pada tinja. Contohnya, barium enema yang digunakan sebelum kolonoskopi. Barium memiliki sifat seperti logam dan bisa tampak sebagai bercak putih saat dikeluarkan tubuh.

Intinya, sebagian besar penyebab bercak putih pada tinja ringan dan bisa diatasi dengan perubahan pola makan atau jenis obat. Namun, jika kamu mencurigai adanya parasit atau muncul gejala lain yang mengganggu, segera konsultasikan ke dokter.

Referensi

"Seeing White Specks in Your Poop? Here’s What You Should Know." GI Center Texas. Diakses pada November 2025.

"White Specks in Stool: Causes & When to Worry." Healthline. Diakses pada November 2025.

"White Specks in Stool: What Could They Be?" Medical News Today. Diakses pada November 2025.

"White Specks in Poop: What It Could Mean." Verywell Health. Diakses pada November 2025.

Editorial Team