Serangan jantung terjadi ketika ada sesuatu yang menghalangi aliran darah ke jantung sehingga tidak bisa mendapatkan oksigen yang dibutuhkan.
Sebagian besar serangan jantung berkembang dari penyakit arteri koroner, yang mana gumpalan lemak (plak) menumpuk di dalam arteri koroner, yang biasanya memberi makan jantung dengan darah beroksigen.
Plak tersebut dapat pecah, membentuk bekuan darah yang dapat menyumbat sebagian atau seluruh bagian dalam arteri koroner, sehingga menyebabkan serangan jantung karena aliran darah yang tidak mencukupi.
Perempuan dan laki-laki cenderung menunjukkan tanda-tanda serangan jantung yang berbeda.
Dibandingkan laki-laki, perempuan cenderung tidak merasakan tekanan yang sangat besar di dada mereka. Sebaliknya, perempuan lebih cenderung mengalami pusing, kelelahan, atau mual. Perempuan mungkin juga merasakan nyeri di kedua lengan, bukan hanya di lengan kiri.
Gejala khas serangan jantung pada perempuan antara lain:
- Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada.
- Sesak napas.
- Keringat dingin, sakit kepala ringan, atau mual.
- Ketidaknyamanan, mati rasa, atau nyeri pada salah satu atau kedua lengan, leher, perut, rahang, atau punggung.
- Sensasi seperti diremas, nyeri, tekanan tidak nyaman, atau rasa penuh di bagian tengah dada.
Sensasi yang memengaruhi dada cenderung berlangsung lebih dari beberapa menit atau berhenti sebelum dimulai lagi.
Apabila kamu mengalami gejala-gejala di atas, segera cari perhatian medis.
Kesenjangan gender dalam perawatan jantung
Sebuah penelitian tahun 2022 mengungkapkan bahwa perempuan yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan nyeri dada memiliki kemungkinan 4 persen lebih kecil untuk dievaluasi untuk perawatan darurat atau menjalani elektrokardiogram (EKG), yang memeriksa aktivitas listrik di jantung dan dapat mengindikasikan serangan jantung.
Studi tersebut juga menemukan bahwa perempuan yang mengalami nyeri dada tidak segera diperiksa oleh dokter dibandingkan laki-laki dan 5,5 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit untuk observasi.
Demikian pula, perempuan 12 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dirujuk ke rehabilitasi jantung, meskipun hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup jangka pendek dan jangka panjang secara signifikan setelah serangan jantung. Pasien yang menyelesaikan rehabilitasi jantung biasanya memiliki tingkat energi yang lebih tinggi, suasana hati yang lebih baik secara keseluruhan, dan peningkatan kemandirian.
Penyedia layanan kesehatan harus menekankan pentingnya rehabilitasi jantung bagi perempuan dan anggota keluarga mereka. Mendidik pasien dan keluarga adalah kunci dalam mengurangi masalah kesehatan jangka panjang yang dapat dicegah.