ilustrasi vaksin HPV (openaccessgovernment.org/Jesada Wongsa)
Pada 1982, penerima Penghargaan Nobel di Bidang Pengobatan pada 2008, Harold zur Hausen, menemukan korelasi antara HPV dan kanker serviks. Sementara faktor imun dan genetik turut berperan, Prof. Woo menekankan bahwa HPV adalah penyebab absolut kanker serviks.
Jika kita bisa mencegah dan mendeteksinya lebih dini, maka angka kanker serviks bisa ditekan. Sejak ditemukan pada 2006, dunia sudah memiliki vaksin terhadap HPV dan tersebar ke seluruh dunia hingga lebih dari 800 juta dosis.
Banyak negara telah mulai memberikan vaksin HPV pada individu berusia 12–13 tahun di sekolah dan fasilitas kesehatan sebagai bagian dari program kesehatan. Vaksin ini diberikan saat gejala-gejala perubahan seksual terlihat pada individu, sehingga bisa mencegah potensi terjangkitnya HPV.
“Tak ada vaksin yang 100 persen melindungi, tetapi vaksin HPV lebih dari 95 persen efektif dalam mencegah terjangkitnya HPV,” ungkap Prof. Woo.
Faktanya, di Indonesia, vaksinasi HPV baru bermula pada tahun 2016, bisa dibilang terlambat dibanding Australia yang telah melakukannya sejak tahun 2007.
Sementara vaksinasi HPV umumnya diberikan kepada perempuan muda yang lebih berisiko kanker serviks, tidak sedikit negara yang memberikan vaksin ini untuk laki-laki. Selain proteksi seksual lanjutan, berbagai jenis kanker, seperti kanker tonsil hingga kanker penis, dapat disebabkan oleh HPV.
Selain itu, vaksinasi HPV untuk laki-laki dapat menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity. Oleh karena itu, demi pencegahan HPV di masa depan, 90 persen perempuan di dunia harus divaksinasi HPV.
“Akan tetapi, jika 60 persen laki-laki dan perempuan sama-sama tervaksinasi, tetap akan ada perlindungan. Inilah mengapa banyak negara memvaksinasi HPV laki-lakinya juga demi melindungi perempuannya dan mengembangkan herd immunity terhadap HPV,” papar Prof. Woo.
Umumnya, vaksin HPV diberikan dalam dua dosis. Kabar baiknya, pada Februari 2022 lalu, Joint Committee on Vaccination and Immunisation (JCVI) di Inggris mengutip penelitian bahwa satu dosis vaksin HPV tetap bisa melindungi dari HPV tipe 16 dan 18, setara dengan dua atau tiga dosis.