Gejala mengacu pada perasaan dan kekhawatiran yang kita rasakan, dan ini hanya dirasakan oleh orang yang mengalamimya. Misalnya, sesak napas adalah sensasi yang hanya bisa dirasakan oleh penderitanya.
Dalam terminologi medis, tanda mengacu pada sesuatu yang dapat diamati atau diukur oleh orang lain. Berbeda dengan gejala yang sifatnya subjektif, tanda bersifat objektif. Tanda-tanda suatu penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan berbagai alat, seperti stetoskop, rontgen, dan pemeriksaan laboratorium.
Baik tanda dan gejala digunakan untuk mendiagnosis suatu penyakit atau kondisi. Dokter akan mencoba mencocokkan kumpulan gejala dengan tanda-tanda yang mereka temukan melalui pemeriksaan dan pengujian.
Sebagai contoh, dalam kasus sesak napas, dokter mungkin mendengarkan dada dan mendengar mengi. Tes pernapasan (spirometri) dapat menunjukkan penurunan aliran udara di paru-paru. Mengi pada pemeriksaan dan bukti aliran udara yang buruk pada spirometri keduanya merupakan tanda asma. Dengan demikian, gejala (sesak napas) disesuaikan dengan tanda (mengi dan aliran udara yang buruk) untuk mendiagnosis asma.
Pilek biasa juga dapat didefinisikan berdasarkan tanda dan gejalanya. Kita bisa mengalami gejala demam, lelah, lemas, dan sesak. Saat pemeriksaan, dokter dapat mengukur suhu dan mengamati pembengkakan hidung. Dokter juga bisa memesan swab hidung untuk melihat apakah virus pernapasan dapat menyebabkan gejala. Ini adalah contoh lain bagaimana tanda dan gejala digunakan bersama untuk mendiagnosis suatu penyakit atau kondisi.