ilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)
Penyakit ginjal kronis ditandai dengan hilangnya fungsi ginjal secara bertahap selama beberapa bulan atau tahun.
Penyebab
Sebagian besar kasus penyakit ginjal kronis disebabkan oleh tiga kondisi yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi struktur internal ginjal:
- Tekanan darah tinggi (yang dapat menyebabkan pengerasan dan penyempitan pembuluh darah yang melayani ginjal).
- Diabetes (kadar gula darah tinggi secara progresif dapat merusak filter ginjal, yang disebut glomeruli).
- Glomerulonefritis (peradangan glomeruli yang disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi bakteri seperti radang tenggorokan, penyakit virus seperti hepatitis C, dan gangguan autoimun seperti lupus atau nefropati IgA).
Penyebab lainnya termasuk pielonefritis berulang (infeksi ginjal biasanya disebabkan oleh bakteri) dan nefritis interstisial (radang tubulus ginjal), menurut laporan dalam American Family Physician (2017).
Kadang-kadang, penyakit ginjal kronis dapat disebabkan oleh refluks nefropati (aliran balik urine ke ginjal), penyakit ginjal polikistik (kelainan genetik yang menyebabkan pembentukan kista di ginjal), atau obat-obatan atau racun yang dapat merusak ginjal secara permanen.
Gejala
Munculnya gejala pada penyakit ginjal kronis bisa sangat bertahap sehingga penderitanya tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit sampai sudah lanjut. Faktanya, hanya 1 dari setiap 2 orang dengan penyakit ginjal kronis parah (fungsi ginjal kurang dari 30 persen) yang menyadari mereka memilikinya.
Saat fungsi ginjal menurun, gejala penyakit ginjal kronis yang lebih jelas dapat berkembang, termasuk:
- Kelelahan dan kelemahan terus-menerus.
- Napas berbau amonia.
- Nafsu makan buruk.
- Kulit kering dan gatal.
- Kaki dan pergelangan kaki bengkak karena kelebihan cairan.
- Mata bengkak, terutama pada pagi hari.
- Perlu sering buang air kecil.
- Sering buang air kecil pada malam hari.
- Sulit tidur.
- Kram otot pada malam hari.
- Sulit berkonsentrasi.
Seiring waktu, penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia, penyakit jantung, tulang lemah, penurunan kesuburan, kejang, dan peningkatan risiko infeksi. Depresi, kecemasan, dan gangguan kognitif juga dapat ditemukan pada orang dengan penyakit ginjal kronis.
Orang dengan penyakit ginjal kronis tahap lanjut juga dapat mengembangkan kadar fosfat darah tinggi yang tidak normal (hiperfosfatemia), yang dapat meningkatkan risiko kerusakan otot dan tulang.
Penyakit ginjal kronis juga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, termasuk kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan preeklamsia (kondisi yang berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi).
Pengobatan
Tidak ada obat untuk penyakit ginjal kronis, tetapi ada perawatan yang dapat menjaga fungsi ginjal dan memperlambat perkembangan penyakit. Ini dimulai dengan identifikasi dan pengelolaan penyebab yang mendasarinya.
Perawatan yang digunakan untuk mengelola penyakit ginjal kronis antara lain:
- Obat tekanan darah tinggi, seperti ACE inhibitor.
- Obat kolesterol, seperti statin (digunakan untuk mencegah penumpukan plak di arteri ginjal).
- Diuretik (digunakan untuk mengurangi retensi cairan dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh).
- Agen perangsang eritropoietin (digunakan untuk mengobati anemia dengan merangsang hormon yang disebut eritropoietin yang meningkatkan produksi sel darah merah).
- Suplemen vitamin D (digunakan untuk membantu memperkuat tulang dan mengurangi risiko patah tulang).
- Pengikat fosfat (digunakan untuk mengurangi penyerapan fosfat dan risiko hiperfosfatemia).
- Diet rendah protein (digunakan untuk meminimalkan penumpukan produk limbah yang disebabkan oleh pemecahan protein makanan).
Orang dengan penyakit ginjal stadium akhir (kurang dari 15% fungsi ginjal) memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal untuk tetap hidup
Itulah perbedaan antara gagal ginjal akut dan penyakit ginjal kronis. Perawatan dini penyakit ginjal hampir selalu meningkatkan hasil, baik itu pada gagal ginjal akut maupun penyakit ginjal kronis. Namun, dengan gagal ginjal akut, gejalanya sering tidak terlihat hingga ginjal rusak parah dan tidak dapat diperbaiki.
Untuk tujuan ini, penting untuk mengidentifikasi faktor risiko untuk gagal ginjal akut dan berbicara dengan dokter tentang skrining untuk gagal ginjal akut jika kamu berisiko. Yang diperlukan hanyalah panel tes darah sederhana untuk menentukan apakah ginjal berfungsi normal atau tidak.
Kelompok berisiko yang perlu skrining termasuk orang-orang berusia di atas 60 tahun, orang kulit berwarna, serta orang dengan diabetes, hipertensi, atau ada riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.