5 Perbedaan Paru-paru Sehat dan Perokok, Benarkah Jadi Hitam?

Kebiasaan merokok telah lama dikaitkan dengan faktor risiko kesehatan, terutama perubahan pada paru-paru. Organ sentral dalam sistem pernapasan ini bertugas mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh. Organ ini terkait langsung dengan efek merokok sehingga banyak dipelajari perubahannya pada orang sehat dan perokok.
Dilansir Medical News Today, merokok dapat mengubah penampilan fisik paru-paru. Perubahan tersebut biasanya dapat diamati melalui tes diagnostik medis, seperti rontgen. Apa saja perbedaan paru-paru orang yang sehat dan paru-paru perokok? Simak penjelasan berikut ini!
1. Warna

Paru-paru yang sehat memiliki karakteristik berwarna merah muda atau abu-abu kemerahan. Organ ini juga tampak seperti spons yang kenyal. Saat bernapas, paru-paru akan mengembang dan mengempis secara fleksibel untuk mengambil dan mengeluarkan udara.
Sementara itu, paru-paru perokok akan cenderung berwarna abu-abu gelap atau hitam. Sering kali, ia juga disertai dengan bercak-bercak hitam. Ini terjadi karena terjadi penumpukan tar dari tembakau akibat menghirup asap rokok sehingga menyebabkan paru-paru berwarna gelap.
2. Ukuran
Paru-paru memiliki ukuran yang bervariasi pada setiap orang. Orang dewasa umumnya memiliki paru-paru seberat 1 kg, di mana panjangnya sekitar 23 cm (9 inci) saat bernapas normal dan sekitar 27 cm (10,5 inci) saat mengembang sepenuhnya. Pada paru-paru sehat, mereka memiliki ukuran yang normal.
Sementara itu, paru-paru perokok sering kali memiliki ukuran yang lebih besar, atau hiperinflasi. Hiperinflasi adalah kondisi ketika paru-paru mengembang melebihi ukuran normalnya. Kondisi ini terjadi akibat adanya penyempitan saluran udara pada paru-paru sehingga memerangkap udara dan lendir yang akan dikeluarkan. Akibatnya, paru-paru akan mengembang dan membuat kesulitan bernapas (sesak napas).
3. Bercak peradangan

Merokok dapat menghasilkan sekitar 7.000 senyawa kimia yang berbahaya bagi tubuh. Saat terhirup dan masuk ke paru-paru, racun-racun ini akan menyebabkan peradangan. Oleh sebab itu, pada paru-paru perokok sering kali ditemukan bercak peradangan atau jaringan parut.
Laman WebMD menjelaskan, toksin dapat menyebabkan saluran udara kecil di paru-paru membengkak. Jika kebiasaan merokok berlangsung terus-menerus, peradangan dapat berkembang menjadi jaringan parut. Ini bisa membuat dada sesak atau menyebabkan mengi serta sesak napas.
4. Otot diafragma
Otot diafragma adalah otot utama yang bertanggung jawab dalam proses pernapasan. Otot ini terletak di bawah paru-paru dan memisahkan rongga dada dari perut. Saat bernapas, otot akan mengencang dan mendatar, dan saat mengembuskan napas, otot akan rileks melengkung ke atas untuk mendorong udara keluar.
Dalam kondisi normal, otot diafragma berupa otot tipis berbentuk kubah. Sementara itu, pada perokok, paru-paru kehilangan otot diafragma. Dalam studi yang dimuat jurnal Clinical Medicine tahun 2023, juga dilaporkan bahwa efek peradangan dari merokok dapat menyebabkan otot diafragma cedera.
5. Fungsi

Tidak hanya perubahan secara fisik, merokok juga dapat menyebabkan perubahan fungsi paru-paru. Pada kondisi sehat, udara yang masuk dari hidung dan mulut akan masuk ke saluran pernapasan melalui trakea, bronkus, hingga alveolus di paru-paru. Proses ini akan mengirimkan oksigen ke paru-paru yang kemudian akan diedarkan ke dalam darah.
Di sepanjang saluran napas, terdapat lendir dan silia (struktur seperti rambut kecil dan tipis). Mereka bertugas membersihkan debu atau kotoran yang masuk bersama udara sehingga tidak mengganggu pernapasan. Saat mengembuskan napas, paru-paru akan mengeluarkan karbon dioksida sebagai hasil samping pernapasan.
Pada paru-paru sehat, proses ini akan berlangsung secara seimbang. Sementara itu, pada paru-paru perokok, proses ini dapat terganggu keseimbangannya.
Dijelaskan laman WebMD, peradangan akibat merokok dapat menyebabkan produksi lendir yang berlebih. Produksi lendir yang terlalu banyak ini dapat menimbulkan masalah pernapasan seperti batuk, bronkitis, dan pneumonia. Nikotin dalam asap rokok juga dapat melumpuhkan dan membunuh silia sehingga tidak dapat menyaring debu atau kotoran yang masuk ke paru-paru dengan maksimal.
Merokok adalah salah satu kebiasaan yang dapat merusak paru-paru. Pada orang perokok biasanya akan ditemui perubahan pada paru-paru seperti berwarna hitam, terdapat bercak peradangan, memiliki ukuran yang lebih besar, hingga adanya perubahan pada otot diafragma. Di mana, semua perubahan ini dapat mengganggu sistem pernapasan dan menimbulkan masalah kesehatan.
Referensi
“What are the Differences between a Smoker’s Lungs and Healthy Lungs?. Medical News Today. Diakses Juli 2025.
“The Difference Between Healthy Lungs and Smoker's Lungs”. WebMD. Diakses Juli 2025.
“Smokers’ Lungs vs. Healthy Lungs: Know the Difference”. Healthline. Diakses Juli 2025.
“Lungs: Location, Anatomy, Function & Complications”. Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.
“Hyperinflated Lungs: Causes, Symptoms & Treatment”. Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.