Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang yang sedang pilek (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi seseorang yang sedang pilek (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Pilek dan infeksi sinus memiliki gejala yang mirip, tetapi ada perbedaan yang penting untuk diketahui.
  • Gejala pilek biasanya berlangsung selama 7-10 hari, sementara infeksi sinus bisa bertahan hingga 3-8 minggu.
  • Lendir hidung selama pilek biasa encer dan bening, sedangkan infeksi sinus menghasilkan lendir lebih kental dan berwarna.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hidung tersumbat, sakit kepala, dan sakit tenggorokan merupakan gejala pilek yang umum. Namun, gejala-gejala tersebut juga bisa menandakan infeksi sinus atau sinusitis.

Ya, pilek dan infeksi sinus memiliki gejala yang cukup mirip sehingga sering kali menimbulkan kebingungan. Padahal, penting untuk memahami apakah yang kamu alami adalah pilek biasa atau infeksi sinus karena keduanya mungkin memerlukan pengobatan yang berbeda.

Untuk membantumu memahami perbedaan keduanya, yuk kenali perbedaan pilek dan infeksi sinus!

1. Gejala

Meskipun beberapa gejala pilek dan infeksi sinus mungkin serupa, tetapi ada beberapa perbedaan gejala keduanya.

Gejala umum pilek:

  • Bersin.
  • Hidung tersumbat.
  • Hidung meler.
  • Sakit tenggorokan.
  • Batuk.

Gejala infeksi sinus meliputi:

  • Hidung meler.
  • Hidung tersumbat
  • Wajah nyeri/sensasi tekanan.
  • Sakit kepala
  • Lendir menetes ke tenggorokan atau postnasal drip.
  • Sakit tenggorokan.
  • Batuk.
  • Bau mulut.

2. Durasi gejala

Perbedaan yang cukup kentara antara  pilek dan infeksi sinus adalah berapa lama gejala berlangsung. Pilek biasanya berlangsung selama dua hingga tiga hari, diikuti hidung tersumbat selama dua hingga tiga hari. Umumnya, gejala akan pulih total dalam 7–10 hari.

Sementara itu, infeksi sinus biasanya berlangsung lebih lama dibandingkan dengan pilek biasa. Infeksi sinus biasanya bertahan selama 3–8 minggu. Infeksi sinus terkadang disertai demam ringan, sedangkan pilek biasanya tidak.

3. Penyebab

ilustrasi gejala pilek atau flu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pilek terjadi karena infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas yang menyebar dari orang ke orang.

Ada lebih dari 200 virus penyebab pilek. Kebanyakan orang dewasa mengalami dua hingga tiga kali pilek per tahun, sedangkan anak-anak mungkin lebih sering mengalami pilek.

Di sisi lain, infeksi sinus dapat disebabkan oleh virus atau bakteri.

Sinus adalah serangkaian ruang berisi udara di belakang wajah yang mengalirkan udara. Sinus juga menghasilkan lapisan lendir tipis yang mengalir ke bagian belakang hidung. Produksi lendir yang konstan membantu menjaga kebersihan sinus.

Infeksi sinus terjadi saat saluran yang menghubungkan ruang-ruang tersebut tersumbat. Lendir terperangkap dan stagnan, sehingga virus dan bakteri dapat berkembang biak.

Pilek dapat menyebabkan peradangan pada jaringan sinus, yang kemudian berkembang menjadi infeksi sinus. Kondisi lain yang juga dapat menyebabkan infeksi sinus, antara lain:

  • Alergi.
  • Penyakit yang memengaruhi kemampuan sinus dan paru-paru untuk membersihkan dirinya sendiri.
  • Tidak menjaga kebersihan gigi.
  • Penyumbatan struktural, seperti polip hidung atau penyimpangan septum hidung.
  • Melemahnya sistem kekebalan tubuh.

4. Nyeri pada wajah dan warna lendir

Sensasi tekanan atau nyeri pada wajah sering terlihat pada infeksi sinus. Namun, ini juga bisa dialami akibat pilek biasa.

Selain itu, perbedaan yang cukup mencolok adalah sifat lendir. Lendir yang dihasilkan selama pilek biasa biasanya encer dan bening.

Sementara itu, infeksi sinus menghasilkan cairan yang lebih kental, kekuningan, atau hijau. Infeksi sinus akibat bakteri menyebabkan lendir hidung seperti nanah.

5. Perawatan

Karena pilek biasa disebabkan oleh virus, maka antibiotik tidak akan membantu. Obat-obatan yang dijual bebas mungkin dapat membuatmu merasa lebih baik dan meredakan gejala.

Pengobatan yang dipilih harus ditargetkan pada gejala-gejala tertentu, misalnya untuk mengatasi sakit kepala, hidung tersumbat, dan demam.

Untuk mengobati infeksi sinus, kamu mungkin perlu menemui dokter. Biasanya, infeksi sinus memerlukan antibiotik, meskipun terkadang bisa sembuh dengan sendirinya.

Namun, jika infeksi sinus tidak kunjung hilang setelah satu atau dua kali pemberian antibiotik, segera temui dokter spesialis THT. Terkadang, infeksi sinus kronis yang tidak merespons antibiotik memerlukan tindakan operasi.

Jika kamu mengalami pilek yang tidak kunjung sembuh atau curiga yang kamu alami adalah infeksi sinus, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.

Referensi

"Sinus Infection vs. Cold: What are the Differences and When Do You Need an Antibiotic?" Loyola Medicine. Diakses pada Oktober 2024. 
"The Difference Between a Sinus Infection and a Cold." Health. Diakses pada Oktober 2024. 
"Sinus Infection vs. Cold: How to Tell the Difference." Verywell Health. Diakses pada Oktober 2024. 
"Is It a Cold or Sinus Infection?" WebMD. Diakses pada Oktober 2024. 

Editorial Team