Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi phobia (pexels.com/MART PRODUCTION)

Phobia serangga, phobia kegelapan, phobia ketinggian, beberapa istilah ini sering kali terdengar di telinga kita. Ketakutan berlebih pada sesuatu menyebabkan perasaan tidak nyaman dan was-was. Kejadian phobia ternyata sangat umum dan banyak terjadi pada masyarakat. Apakah kalian salah satunya?

Kita dengan semangat bertukar cerita tentang phobia kepada teman. Berharap mereka bisa memahami kondisi kita. Namun, mereka dengan santainya menciptakan suasana pemicu phobia. Sebel, nggak sih?

Sebenarnya, apakah kita bisa sembuh dari phobia? Yuk, kita simak bersama ulasan berikut.

1.Apa arti phobia?

ilustrasi takut (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Phobia adalah perasaan takut berlebihan dan menganggap suatu keadaan menjadi berbahaya, bahkan menjadi ancaman bagi penderita. Dilansir dari laman Health Line istilah phobia berasal dari bahasa Yunani ‘phobos’ yang memiliki arti takut.

2.Jenis-jenis phobia

ilustrasi phobia serangga (pexels.com/MART PRODUCTION)

Jenis phobia beragam seperti phobia ketinggian, bitnik-bintik, tempat sempit, darah. Dr. Rasdi Maslim dalam PPDGJ-III menyebutkan phobia secara umum menjadi tiga bagian yaitu agoraphobia (phobia ketinggian), phobia sosial, dan phobia spesifik. Pada phobia spesifik dibagi menjadi lima tipe antara lain tipe binatang, tipe lingkungan alam, tipe darah, tipe situasional, dan tipe yang lainnya. 

3.Apa perbedaan rasa takut biasa dan phobia?

ilustrasi perbedaan phobia dan ketakutan biasa (pexels.com/Kat Smith)

Semua jenis ketakutan tidak bisa langsung disimpulkan sebagai phobia. Ada beberapa kriteria yang bisa dijadikan acuan kasus phobia. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders oleh American Psychiatric Association menyebutkan kriteria phobia spesifik antara lain:

  • Kriteria A = tercipta rasa takut berlebihan pada suatu keadaan atau benda
  • Kriteria B = cemas jika berhadapan hal yang ditakuti
  • Kriteria C = penderita sadar jika merasakan rasa takut berlebih
  • Kriteria D = menghindari kondisi penyebab phobia atau terserang rasa takut terus menerus
  • Kriteria E = reaksi phobia mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan kesulitan
  • Kriteria F = jika berusia kurang dari 18 tahun, durasi minimal 6 bulan bisa dikatakan phobia
  • Kriteria G = diagnosis phobia spesifik tidak bisa diberikan jika mengalami Obsessive-Compulsive Disorder, Posttraumatic Stress Disorder, Separation Anxiety Disorder, Social Phobia, Panic Disorder with Agoraphobia, or Agoraphobia Without History of Panic Disorder.

4.Gejala phobia

ilustrasi seseorang mengalami phobia (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pengalaman phobia seseorang tidak pantas jika dibuat prank atau  bahan lucu-lucuan. Ketika menghadapi kondisi yang memicu phobia, beberapa gejala membuat sakit dan menyiksa. Pada laman Medical News Today menyebutkan gejalanya yaitu:

  • Perasaan panik dan takut berlebih
  • Keringat yang berlebih
  • Nafas yang lebih cepat
  • Detak jantung lebih cepat
  • Bagian tubuh gemetaran
  • Sensasi tecekik
  • Bingung
  • Mual
  • Kepala pusing
  • Mulut teras kering

5.Apa penyebab phobia?

ilustrasi kejadian traumatis (pexels.com/RODNAE Productions)

Beragam kemungkinan penyebab seseorang mengalami phobia. Studi kasus pada Jurnal Intuisi menyebutkan beberapa penyebab phobia antara lain pengalaman tidak menyenangkan ketika masa tumbuh kembang, lingkungan tidak mendukung (interaksi dengan orang tua, kondisi lingkungan), faktor keturunan, dan gangguan pada otak.

6.Bagaimana pengobatan phobia?

ilustrasi terapi (pexels.com/cottonbro studio)

Phobia bisa diatasi dengan cara melakukan terapi. Studi dalam Jurnal Psikiatri Surabaya menyebutkan kombinasi exposure based therapy, terapi kognitif, dan penggunaan obat yang diresepkan efektif mengurangi gejala, menurunkan kecemasan, dan mengurangi penghindaran pada situasi phobia.

Nah, itulah gambaran mengenai penyakit phobia. Apabila pembaca IDN Times mengalami kejadian phobia bisa langsung berkonsultasi dengan dokter supaya mendapatkan penanganan yang tepat.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team