Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi batuk (vecteezy.com/Suriyawut Suriya)
ilustrasi batuk (vecteezy.com/Suriyawut Suriya)

Intinya sih...

  • Pneumonic plage adalah bentuk pes yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis.

  • Pes adalah penyakit yang sangat berbahaya, terutama dalam bentuk septikemia (infeksi menyebar ke seluruh tubuh lewat aliran darah) dan bentuk pneumonik. Jika tidak diobati, tingkat kematian bisa mencapai 30– 100 persen.

  • Bentuk pneumonik adalah satu-satunya cara pes bisa menular antarmanusia. Pes pneumonik juga dapat berkembang ketika Yersinia pestis menyebar ke paru-paru seseorang yang mengidap pes bubonik atau septikemik yang tidak diobati.

Penyakit pes (plague) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Bakteri ini termasuk zoonosis, artinya biasanya ditemukan pada hewan kecil seperti tikus atau mamalia kecil lainnya, serta kutu yang menempel pada hewan tersebut. Penularan antarhewan umumnya terjadi lewat gigitan kutu.

Manusia bisa tertular pes melalui gigitan kutu yang terinfeksi, kontak langsung dengan cairan tubuh hewan atau manusia yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi, dan menghirup percikan cairan pernapasan (droplet) dari orang yang sakit pes pneumonik (pneumonic plague).

Pes adalah penyakit yang sangat berbahaya, terutama dalam bentuk septikemia (infeksi menyebar ke seluruh tubuh lewat aliran darah) dan bentuk pneumonik. Jika tidak diobati, tingkat kematian bisa mencapai 30– 100 persen.

Apa itu pneumonic plague?

Pada manusia, infeksi bakteri Yersinia pestis bisa muncul dalam tiga bentuk utama: pes bubonik, septikemik, dan pneumonik. Ketiga bentuk ini biasanya muncul dalam situasi wabah besar.

Orang yang terkena pes bubonik punya peluang hidup paling besar. Bentuk ini biasanya terjadi setelah digigit kutu yang terinfeksi, lalu muncul bubo, yaitu benjolan besar dan nyeri di kelenjar getah bening, yang lama-kelamaan bisa pecah dan bernanah.

Jika infeksi menyebar dari bubo ke aliran darah, maka pes septikemik dapat berkembang, yang ditandai munculnya bercak-bercak hitam kebiruan di seluruh tubuh. Jika infeksi masuk ke paru-paru, maka berubah menjadi pes pneumonik, yang bisa menular dari orang ke orang melalui percikan batuk atau napas.

Pes septikemik dan pes pneumonik sangat mematikan kalau tidak segera diobati. Namun, karena orang yang terkena bentuk paling parah biasanya meninggal lebih cepat sebelum sempat menularkan ke banyak orang, para ahli meyakini bahwa pes buboniklah yang paling berperan menyebarkan penyakit ini selama wabah besar di masa lalu.

Penyebab pneumonic plague

Mikrofoto elektron pemindaian yang menggambarkan massa bakteri Yersinia pestis (penyebab penyakit pes). (commons.wikimedia.org/Rocky Mountain Laboratories, NIAID, NIH)

Yersinia pestis bisa menular ke manusia lewat beberapa cara:

  • Gigitan kutu

Cara penularan paling umum adalah melalui gigitan kutu yang terinfeksi. Wabah pes biasanya menyerang hewan pengerat seperti tikus. Kalau tikus mati karena pes, kutu yang sebelumnya mengisap darahnya akan pindah ke hewan lain, seperti anjing atau kucing. Hewan-hewan ini kemudian bisa membawa kutu pembawa bakteri lebih dekat ke manusia.

  • Kontak dengan cairan tubuh atau jaringan hewan yang terinfeksi

Bakteri bisa menular kalau kamu menyentuh jaringan atau cairan tubuh hewan yang sakit tanpa pelindung. Contohnya, pemburu yang menguliti hewan tanpa sarung tangan atau perlindungan lain bisa tertular. Penularan seperti ini biasanya menyebabkan pes bubonik atau pes septikemik.

  • Droplet yang mengandung bakteri

Kalau manusia atau hewan lain terkena pes pneumonik, mereka bisa batuk dan melepaskan droplet yang mengandung bakteri ke udara. Kalau orang lain atau hewan lain menghirup droplet ini (biasanya karena kontak dekat), mereka juga bisa tertular pes pneumonik. Ini satu-satunya cara pes bisa menular antarmanusia.

Pes pneumonik juga dapat berkembang ketika Yersinia pestis menyebar ke paru-paru seseorang yang mengidap pes bubonik atau septikemik yang tidak diobati.

Gejala pneumonic plague

Gejala pes pneumonik bisa meliputi:

  • Tubuh terasa lemas.

  • Sakit kepala.

  • Demam.

  • Menggigil.

  • Pegal-pegal.

  • Mual dan muntah.

Gejala-gejala ini biasanya muncul tiba-tiba.

Selain itu, pes pneumonik bisa cepat berkembang menjadi radang paru-paru (pneumonia) berat, yang ditandai dengan:

  • Sesak napas.

  • Batuk (bisa disertai dahak berdarah atau dahak encer).

  • Nyeri dada.

Kalau pes pneumonik muncul karena bakteri menyebar ke paru-paru dari pes bubonik atau septikemia yang tidak diobati, bisa muncul gejala tambahan seperti pembengkakan kelenjar getah bening.

Orang yang mengalami gejala-gejala ini harus segera mencari pertolongan medis, karena tanpa pengobatan, pes bisa menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa.

Diagnosis

Dokter biasanya memulai pemeriksaan dengan mencari tanda fisik pes, misalnya gigitan kutu atau kelenjar getah bening yang membengkak. Namun pada pes pneumonik, tanda-tanda tersebut sering kali tidak terlihat jelas.

Oleh karena itu, tenaga kesehatan dapat mengambil sampel darah, nanah, atau dahak untuk diuji di laboratorium setelah menilai gejala pasien.

Untuk mencegah komplikasi, dokter sering kali memulai pengobatan pes sebelum hasil tes laboratorium keluar.

Pengobatan

Dokter mengobati pes pneumonik dengan antibiotik.

Makin cepat pengobatan dimulai, makin baik hasilnya. Tanpa pengobatan, pes pneumonik bisa berakibat fatal dalam 18–24 jam setelah gejala muncul.

Dokter juga mungkin perlu menangani komplikasi yang timbul akibat infeksi pes. Mereka akan memeriksa orang-orang yang pernah kontak dekat dengan pasien pes pneumonik. Dalam beberapa kasus, orang tersebut dipantau dan diberikan antibiotik pencegahan.

Cara mencegah pneumonic plague

Para santri sedang membersihkan halaman pondok pesantren. (IDN Times/Teri).

Orang-orang yang tinggal di daerah yang lebih mungkin mengalami wabah pes dapat mengambil langkah-langkah ini untuk membantu mencegah infeksi Yersinia pestis:

  • Memberantas tempat tinggal tikus di sekitar rumah, kantor, dan area bermain. Singkirkan semak, tumpukan batu, barang bekas, kayu bakar berantakan, serta sumber makanan tikus seperti makanan hewan peliharaan atau makanan satwa liar. Pastikan bangunan kedap tikus.

  • Pakai sarung tangan saat menangani atau menguliti hewan yang mungkin terinfeksi untuk mencegah kontak langsung dengan bakteri pes. Hubungi dinas kesehatan setempat jika perlu informasi cara membuang bangkai hewan.

  • Gunakan obat semprot antinyamuk atau kutu jika beraktivitas di luar, misalnya camping, mendaki, atau bekerja di alam terbuka. Pilih produk yang mengandung DEET untuk kulit dan pakaian, serta permethrin untuk pakaian (ikuti petunjuk pada kemasan).

  • Jaga kebersihan hewan peliharaan dengan memberikan obat kutu secara rutin. Hewan yang bebas berkeliaran berisiko membawa kutu atau binatang terinfeksi ke dalam rumah. Bila hewan peliharaan sakit, segera bawa ke dokter hewan.

  • Jangan biarkan anjing atau kucing yang sering berkeliaran di daerah endemik tidur di tempat tidur kamu.

Pneumonic plage adalah bentuk pes yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Penyakit ini bisa muncul kalau kamu menghirup percikan droplet dari orang atau hewan lain yang sudah terkena pes pneumonik. Jenis pes ini juga bisa berkembang kalau pes bubonik atau septikemik tidak diobati, lalu bakteri menyebar ke paru-paru. Gejalanya bisa berupa demam, sakit kepala, dan radang paru-paru yang cepat memburuk. Penanganannya harus dengan antibiotik.

Jika tinggal di area rawan bisa mencegah penyebaran pes dengan cara menghalau tikus masuk rumah, memakai obat anti serangga, dan tidak membiarkan hewan peliharaan tidur di tempat tidur kamu. Kalau muncul gejala yang dicurigai pes pneumonik, segera ke dokter karena pengobatan cepat sangat penting agar tidak berakibat fatal.

Referensi

"Plague." World Health Organization. Diakses Juli 2025.

Taylor & Francis, “Pneumonic Plague - Knowledge and References | Taylor & Francis,” n.d. Diakses Juli 2025.

"How Plague Spreads." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Juli 2025.

"Preventing Plague." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Juli 2025.

"What to know about pneumonic plague." Medical News Today. Diakses Juli 2025.

Editorial Team