Polip hidung tumbuh di jaringan mukosa hidung yang meradang. Mukosa adalah lapisan yang sangat basah yang membantu melindungi bagian dalam hidung dan sinus, serta melembapkan udara yang dihirup.
Selama infeksi atau iritasi akibat alergi, mukosa hidung menjadi bengkak dan merah, dan dapat menghasilkan cairan yang menetes keluar. Dengan iritasi yang berkepanjangan, mukosa dapat membentuk polip.
Polip pada dasarnya adalah pertumbuhan bulat (mirip kista kecil) yang bisa menyumbat saluran hidung.
Walaupun beberapa orang bisa mengembangkan polip tanpa adanya masalah hidung sebelumnya, tetapi sering kali ada pemicu polip hidung terbentuk, yang meliputi:
- Infeksi sinus kronis atau berulang
- Rinitis alergi
- Asma
- Fibrosis kistik
- Sindrom Churg-Strauss
- Sensitivitas terhadap obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau aspirin
Ada pula kemungkinan polip hidung diturunkan dalam keluarga. Ini mungkin karena cara gen menyebabkan mukosa bereaksi terhadap peradangan atau inflamasi.
Bberkembangnya polip hidung dikaitkan dengan rinosinusitis kronis, yaitu peradangan pada saluran hidung dan sinus yang berlangsung selama 12 minggu atau lebih.
Penyebabnya tidak sepenuhnya dipahami karena kompleksitas kondisi masing-masing individu. Namun, penelitian pasien polip mungkin memiliki respons imun yang abnormal dan penanda kimia berbeda dalam selaput lendir (yang meliputi sinus dan rongga hidung), dibanding dengan orang-orang tanpa polip hidung.
Penanda kimia tersebut bertindak seperti tanda yang memberi tahu tubuh apa itu dan bagaimana harus bereaksi. Kondisi ini adalah bidang studi aktif yang membutuhkan banyak penelitian.