Gejala Polip Hidung, Salah Satunya Mimisan

- Polip hidung adalah kondisi pertumbuhan jaringan jinak di bagian saluran hidung atau sinus. Ukurannya dapat bervariasi.
- Polip bisa tumbuh satu atau banyak di satu saluran hidung atau umumnya di kedua saluran hidung pada saat bersamaan.
- Polip hidung menyebabkan inflamasi pada lapisan saluran hidung dan sinus (sinusitis kronis). Kalau polip hidung berukuran kecil, kemungkinan besar kamu tidak mengalami gejala.
Polip hidung adalah kondisi pertumbuhan jaringan jinak (bukan kanker) di bagian saluran hidung atau sinus. Ukurannya pun bervariasi dengan warna cokelat kekuningan atau merah muda.
Polip bisa tumbuh satu atau banyak di satu saluran hidung atau umumnya di kedua saluran hidung pada saat bersamaan. Akan tetapi, tumbuhnya polip di satu bagian hidung bisa jadi pertanda kondisi medis lain, seperti gejala awal kanker.
Risiko tumbuhnya polip hidung lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan, pada usia dewasa muda atau paruh baya. Riwayat asma, infeksi sinus, dan alergi menjadi beberapa faktor risiko. Pada anak-anak, fibrosis kistik bisa menjadi penyebab polip hidung.
1. Penyebab tumbuhnya polip hidung
Polip hidung tumbuh di jaringan mukosa (lapisan pelindung bagian dalam hidung dan sinus dan pelembap udara) yang mengalami inflamasi. Karena infeksi atau iritasi, lapisan mukosa pun bengkak, memerah, dan menghasilkan cairan. Jika dibiarkan, polip bisa terus tumbuh hingga menyumbat saluran hidung.
Polip dapat tumbuh tanpa masalah pernapasan. Namun, ada beberapa pemicu yang sering menyebabkan polip, seperti:
Infeksi sinus kronis atau berulang.
Asma.
Rinitis alergi.
Fibrosis kistik.
Sindrom Churg-Strauss.
Sensitivitas terhadap obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen atau aspirin.
Kekurangan vitamin D.
Selain itu, faktor keturunan juga dapat memicu tumbuhnya polip hidung pada beberapa orang. Ini bergantung pada gen yang menyebabkan perbedaan reaksi mukosa terhadap inflamasi.
2. Gejala polip hidung
Polip hidung menyebabkan inflamasi pada lapisan saluran hidung dan sinus (sinusitis kronis). Kalau polip hidung berukuran kecil, kemungkinan besar kamu tidak mengalami gejala.
Malah, karena polip tidak memicu sensasi saraf, kamu tidak sadar dirinya memiliki polip hidung. Ini bisa membuat polip tumbuh besar dan menyumbat pernapasan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berbagai gejala polip hidung:
Berikut ini adalah deretan gejala polip hidung:
Hidung meler.
Hidung tersumbat yang membandel.
Post-nasal drip, yaitu lendir menumpuk di belakangan sinus dan menetes ke tenggorokan dan dada.
Penurunan kemampuan indra penciuman.
Penurunan kemampuan indra pengecap.
Rasa sakit atau sensasi tertekan pada dahi atau seluruh wajah.
Rasa sakit pada gigi bagian atas.
Sakit kepala.
Batuk.
Mendengkur saat tidur.
Rasa gatal di sekitar mata.
Sering mimisan.
Sleep apnea obstruktif, kondisi serius henti napas saat tidur.
Penglihatan ganda (diplopia), jika seseorang memiliki sinusitis jamur atau fibrosis kistik.
Bukan cuma itu, beberapa pasien polip hidung juga mengeluhkan mengi, infeksi sinus, dan sensitivitas pada bau asap, bau-bau tertentu, debu, dan zat kimia.
Jika polip terlalu besar, maka saluran pernapasan dan sinus dapat tersumbat. Hal ini dapat menyebabkan:
Serangan asma pada pasien asma.
Infeksi sinus berulang.
Sleep apnea atau gangguan tidur lain.
Sesak napas.
Selain itu, ada pula peringatan kalau gejala penurunan kemampuan mencium dan mengecap tidak akan membaik pasca perawatan polip hidung.
3. Diagnosis polip hidung

Untuk mengetahui apakah kamu punya polip hidung, dokter akan bertanya tentang gejala yang kamu rasakan dan melakukan pemeriksaan fisik.
Setelah itu, dokter akan melihat bagian dalam hidung menggunakan alat bernama endoskop hidung—alat ini punya lensa pembesar atau kamera kecil untuk melihat bagian dalam hidung dan sinus dengan lebih jelas.
Kalau hasil pemeriksaan belum cukup jelas, dokter mungkin akan menyarankan tes tambahan seperti:
CT scan atau tes pencitraan lainnya untuk melihat ukuran dan lokasi polip.
Tes alergi, untuk mengetahui apakah peradangan disebabkan oleh alergi.
Tes darah, untuk memeriksa kadar vitamin D (karena kadar vitamin D yang rendah bisa berhubungan dengan polip).
4. Pengobatan
Obat-obatan bisa membantu meredakan gejala, tetapi jarang benar-benar menghilangkan polip hidung.
Semprotan hidung steroid kadang bisa mengecilkan polip. Obat ini membantu melegakan hidung tersumbat dan hidung meler, tetapi gejala bisa kembali jika pengobatan dihentikan.
Obat kortikosteroid dalam bentuk pil atau cairan juga bisa mengecilkan polip, serta mengurangi pembengkakan dan hidung tersumbat. Efeknya biasanya bertahan selama beberapa bulan.
Obat alergi bisa membantu mencegah polip tumbuh kembali.
Antibiotik hanya bisa mengobati infeksi sinus yang disebabkan oleh bakteri, bukan oleh virus.
Kalau obat tidak berhasil atau polipnya sangat besar, operasi mungkin diperlukan untuk mengangkatnya.
Bedah sinus endoskopik sering digunakan untuk mengobati polip. Dalam prosedur ini, dokter bedah menggunakan tabung tipis dan berlampu dengan instrumen di ujungnya. Tabung tersebut dimasukkan ke dalam saluran hidung, lalu dokter bedah mengangkat polip. Biasanya, kamu bisa pulang di hari yang sama setelah operasi. Namun, polip bisa tumbuh kembali, bahkan setelah diangkat lewat operasi.
5. Pencegahan
Kamu bisa mencoba cara-cara ini untuk mencegah polip hidung:
Jika udara di rumah kering, pertimbangkan untuk menggunakan humidifier.
Rutin cuci tangan secara menyeluruh mengurangi risiko infeksi bakteri atau virus, sehingga mengurangi kasus radang sinus dan saluran hidung.
Hindari paparan iritan, seperti beberapa alergen, bahan kimia, dan polutan udara, yang dapat menyebabkan radang sinus.
Ikuti anjuran dokter mengenai pengobatan asma, alergi, atau keduanya.
Membilas saluran hidung dengan semprotan saline dapat membantu meningkatkan aliran lendir dan menghilangkan iritan dan alergen.
Polip hidung adalah benjolan jinak yang tumbuh di dalam hidung atau sinus. Gejalanya bisa berupa hidung tersumbat, pilek terus-menerus, berkurangnya indera penciuman, dan mendengkur. Bila tidak ditangani, bisa menyebabkan gangguan tidur, kelelahan, sleep apnea, kehilangan penciuman permanen, dan terbentuknya kista lendir. Pengobatannya meliputi semprotan hidung steroid, bilas hidung, atau operasi jika sudah parah.
Referensi
"All about nasal polyps." Medical News Today. Diakses Juni 2025.
"Nasal Polyps." WebMD. Diakses Juni 2025.
"Nasal Polyps." Cleveland Clinic. Diakses Juni 2025.
Filip Raciborski et al., “Recorded Prevalence of Nasal Polyps Increases With Age,” Advances in Dermatology and Allergology 38, no. 4 (November 5, 2020): 682–88, https://doi.org/10.5114/ada.2020.99365.
"Nasal Polyps." Healthline. Diakses Juni 2025.
"Nasal Polyps." MedlinePlus. Diakses Juni 2025.