ilustrasi minum obat (pexels.com/Ron Lach)
Prolaktinoma biasanya diobati dengan obat-obatan. Dalam kasus yang jarang, operasi atau terapi radiasi juga bisa digunakan untuk mengobati prolaktinoma. Tujuan pengobatan adalah untuk:
- Membawa kadar prolaktin kembali normal.
- Mengecilkan tumor.
- Memastikan kelenjar pituitari bekerja dengan baik.
- Memperbaiki masalah yang disebabkan oleh tumor, seperti masalah menstruasi, keluarnya cairan susu dari payudara, kadar testosteron rendah, sakit kepala, atau masalah penglihatan.
Obat-obatan yang disebut agonis dopamin mengontrol kadar prolaktin dan mengecilkan tumor dengan sangat efektif. Obat ini meniru efek dopamin kimia otak. Dua agonis dopamin yang sering digunakan untuk mengobati prolaktinoma yaitu:
- Bromocriptine: Obat yang harus diminum dua atau tiga kali sehari.
- Cabergoline: Obat yang bisa diminum sekali atau dua kali seminggu. Cabergoline merupakan obat pilihan untuk mengobati prolaktinoma karena lebih efektif dibanding bromocriptine dan lebih sedikit efek sampingnya.
Untuk sebagian besar prolaktinoma kecil, agonis dopamin mengembalikan kadar prolaktin ke normal dan mengecilkan tumor pada 4 dari 5 pasien. Efek samping yang umum dari agonis dopamin yaitu mual, muntah, dan pusing. Kedua agonis dopamin di atas harus selalu diminum bersama makanan. Memulai pengobatan dengan dosis rendah dan minum obat sebelum tidur bisa mengurangi efek samping.
Meskipun agonis dopamin telah dikaitkan dengan kerusakan katup jantung, tetapi masalah ini ditemukan terutama di antara orang yang menggunakan obat ini untuk mengobati Parkinson. Pasien-pasien ini biasanya menggunakan dosis yang jauh lebih tinggi (biasanya sekitar 10 kali lebih tinggi) dari obat-obatan ini daripada yang digunakan untuk mengobati prolaktinoma.
Jika pasien perlu mengonsumsi agonis dopamin dosis tinggi, maka dokter mungkin akan memesan ekokardiogram untuk memeriksa katup jantung dan fungsi jantung pasien.
Dalam kasus jarang, gangguan kejiwaan yang terkait dengan kontrol impuls, seperti perjudian kompulsif, terlihat pada orang yang mengonsumsi obat ini.
Pasien kemungkinan harus minum agonis dopamin dalam waktu lama untuk mencegah tumor tumbuh kembali, terutama jika prolaktinomanya besar. Setelah dua tahun, obat-obatan bisa dikurangi dan dihentikan secara perlahan, jika kadar prolaktin sudah normal dan tumor tidak terlihat lagi. Namun, jika kadar prolaktin pasien naik lagi, maka ia kemungkinan perlu kembali minum obat ini selama diperlukan untuk mengontrol kadar prolaktinnya.
Bromocriptine lebih sering diresepkan saat merawat pasien perempuan yang ingin mengembalikan kesuburannya. Namun, begitu pasien perempuan tersebut hamil, maka dokter mungkin akan menyarankan pasien tersebut berhenti minum obat apa pun.
Meskipun cabergoline dan bromocriptine dianggap aman pada awal kehamilan, tetapi keamanannya selama kehamilan tidak diketahui. Namun, jika pasien mempunyai prolaktinoma yang besar atau mengalami tanda dan gejala seperti sakit kepala atau perubahan penglihatan, maka dokter mungkin akan merekomendasikan untuk memulai kembali pengobatannya untuk mencegah komplikasi dari prolaktinoma.
Meskipun dokter paling sering mengobati prolaktinoma dengan obat-obatan, tetapi dalam beberapa kasus pembedahan bisa menjadi pilihan. Contohnya jika:
- Pasien tidak menolerir obat-obatan.
- Obat-obatan tidak bekerja untuk pasien.
- Pasien menggunakan obat antipsikotik yang berinteraksi dengan obat yang digunakan untuk mengobati prolaktinoma.
Dalam beberapa kasus, saat prolaktinoma besar, pasien perempuan bisa memilih untuk menjalani operasi untuk mengangkat tumor sebelum mencoba untuk hamil. Dua jenis operasi yang digunakan yaitu:
- Operasi transsphenoidal: Operasi ini paling sering digunakan untuk mengobati prolaktinoma. Pembedahan dilakukan melalui sayatan atau sayatan di bagian belakang rongga hidung atau di bawah bibir atas.
- Pembedahan transkranial: Pembedahan ini lebih jarang digunakan jika tumornya besar atau telah menyebar ke area lain. Ahli bedah mengangkat tumor melalui lubang hidung tengkorak.
Keberhasilan operasi tergantung banyak faktor, seperti ukuran dan lokasi tumor serta keterampilan dan pengalaman ahli bedah. Saat dilakukan oleh ahli bedah berpengalaman, maka operasi mengoreksi kadar prolaktin pada sekitar 90 persen orang dengan tumor kecil, dan 50 persen pada pasien dengan tumor besar.
Untuk orang dengan prolaktinoma yang lebih besar, yang hanya bisa diangkat sebagian. Obat-obatan sering kali bisa mengembalikan kadar prolaktin ke kisaran normal setelah operasi. Efek samping dari operasi meliputi:
- Fungsi hipofisis rendah atau hipopituitarisme.
- Diabetes insipidus sementara, suatu kondisi yang menyebabkan sering buang air kecil dan rasa haus berlebihan.
- Kebocoran cairan serebrospinal.
- Infeksi lokal.
Lebih jarang, jika obat-obatan dan pembedahan gagal untuk mengurangi kadar prolaktin, maka terapi radiasi bisa digunakan. Terapi radiasi menggunakan sinar-X berenergi tinggi atau gelombang partikel untuk membunuh sel tumor. Tergantung lokasi dan ukuran tumor, dosis radiasi total diberikan dalam satu sesi, atau dalam dosis yang lebih rendah selama 4 hingga 6 minggu.
Tingkat prolaktin akan kembali normal pada 1 dari 3 pasien yang diobati dengan terapi radiasi. Namun, karena pengobatan radiasi menurunkan kadar prolaktin dari waktu ke waktu, maka mungkin dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai hasil ini. Dokter kemungkinan akan meresepkan obat-obatan, sementara pasien menunggu untuk melihat hasil pengobatannya.
Efek samping yang paling umum dari terapi radiasi adalah rendahnya kadar hormon tiroid. Pada setengah dari pasien, terapi radiasi juga bisa menyebabkan penurunan hormon hipofisis lainnya. Kehilangan penglihatan dan cedera otak merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Dalam kasus yang jarang, jenis tumor lain bisa berkembang bertahun-tahun kemudian di daerah yang berada di jalur pancaran radiasi.
Itulah deretan fakta seputar prolaktinoma. Segera periksakan diri jika memiliki tanda dan gejala dari kondisi ini. Makin cepat prolaktinoma didiagnosis dan mendapat perawatan yang tepat, maka makin besar juga peluang kesembuhannya.