Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Emotional abuse.
ilustrasi emotional abuse (pexels.com/Odonata Wellnesscenter)

Emotional abuse, atau kekerasan emosional, sering tersembunyi di balik kata-kata manis, janji-janji, atau hubungan yang tampak “normal” bagi orang lain. Tidak seperti kekerasan fisik yang meninggalkan bekas yang terlihat, kekerasan emosional bekerja perlahan: merusak harga diri, menanamkan rasa takut, dan memengaruhi mental korban. Ini bisa terjadi dalam hubungan romantis, keluarga, pertemanan, atau lingkungan kerja.

Data global menunjukkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga, termasuk kekerasan emosional, sangat umum. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1 dari 3 perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangan intim dalam hidupnya; sementara kekerasan emosional sering dilaporkan lebih luas lagi, meskipun lebih sulit diukur karena sifatnya yang tidak selalu terlihat.

Meski statistik lengkap tentang kekerasan emosional saja lebih jarang dipublikasikan, tetapi riset menunjukkan bahwa dampak psikologisnya seberat atau bahkan lebih berkelanjutan dibanding kekerasan fisik, terutama jika dibiarkan tanpa penanganan.

Kuis ini terutama ditujukan bagi siapa pun yang ingin memahami lebih baik dinamika emosional dalam hubungan mereka, apakah itu hubungan romantis, keluarga, atau pertemanan dekat.

Kuis ini bukan evaluasi resmi terhadap hubungan atau perilaku pasanganmu. Ini adalah alat refleksi diri untuk membantu kamu melihat apakah tanda-tanda tertentu mungkin mengindikasikan kekerasan emosional. Jika kamu berada dalam situasi kekerasan rumah tangga, memahami bagaimana menavigasi situasi itu secara aman sangat penting. Ketika kamu siap, pertimbangkan untuk menghubungi profesional kesehatan mental atau layanan sosial untuk langkah selanjutnya. Kamu tidak sendiri, dan bantuan itu tersedia.

Question 1 / 15
0 / 15quiz has been choiceed.
Apakah pasanganmu sering mengecilkan, meremehkan, atau mengolok-olokmu?

Editorial Team