Baru-baru ini pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap dugaan praktik curang dalam distribusi dan penjualan beras bermerek. Tercatat ada 212 merek tidak memenuhi ketentuan mutu, berat kemasan, dan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Modus yang dilakukan adalah melabeli beras biasa dengan label premium atau medium, bahkan volume berasnya pun tidak sesuai dengan yang tertulis pada kemasan produk.
Profesor Tajuddin Bantacut, Pakar Teknologi Industri Pertanian IPB University mengungkap ciri-ciri beras oplosan yang bisa dikenali secara kasat mata, dilihat dari warnanya yang tidak seragam, ukuran butiran yang berbeda dan tekstur nasi yang lembek, dilansir laman resmi IPB University.