Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mikotoksin dalam Biji-bijian, Perlukah Dikhawatirkan?

ilustrasi biji-bijian (pexels.com/Vanessa Loring)
ilustrasi biji-bijian (pexels.com/Vanessa Loring)
Intinya sih...
  • Mikotoksin adalah zat beracun yang diproduksi oleh jamur toxigenic atau jamur penghasil racun. Zat ini beracun bagi manusia maupun hewan.
  • Paparan mikotoksin bisa terjadi lewat makanan, udara tercemar spora jamur, atau lewat kontak langsung melalui kulit.
  • Gejala umum keracunan mikotoksin dapat meliputi gangguan pencernaan, sulit mencerna protein, kerusakan pada sistem imun, dan gangguan paru-paru.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah dengar istilah mikotoksin? Namanya mungkin terdengar asing, tetapi zat berbahaya ini bisa saja bersembunyi dalam makanan sehari-hari, mulai dari kacang, biji-bijian, hingga kopi dan jahe yang sering dikonsumsi.

Mikotoksin merupakan racun yang diproduksi oleh jamur tertentu, biasanya tumbuh subur di lingkungan yang lembap dan hangat. Bahayanya nyata. Kalau sampai masuk ke dalam tubuh dalam jumlah tertentu, mikotoksin dapat menimbulkan masalah pencernaan, bahkan meningkatkan risiko kanker.

Yang membuatnya makin berbahaya, mikotoksin tidak hanya bisa masuk lewat makanan, tetapi racun ini juga dapat terhirup melalui udara yang tercemar spora jamur, atau terserap melalui kulit saat kamu bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi.

Karena itu, kewaspadaan menjadi kunci. Menyimpan makanan dengan benar dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar bukan hanya soal kerapian, tetapi juga penting untuk melindungi tubuh dari ancaman racun jamur yang tidak terlihat ini.

1. Apa itu mikotoksin?

Mikotoksin adalah zat beracun yang dihasilkan oleh jamur penghasil racun (toxigenic fungi). Uniknya, satu jenis jamur dapat memproduksi lebih dari satu macam mikotoksin, sementara satu jenis mikotoksin pun bisa diproduksi oleh berbagai jenis jamur.

Racun ini bisa hadir di mana saja, terutama di lingkungan yang lembap dan hangat, yang merupakan tempat favorit jamur untuk tumbuh subur. Yang bikin khawatir, mikotoksin tidak cuma berisiko bagi manusia, hewan pun termasuk. Artinya, rantai makanan bisa ikut terkontaminasi, berpotensi menyebarkan risiko yang lebih luas.

2. Bagaimana mikotoksin masuk ke dalam tubuh?

Paparan mikotoksin bisa terjadi lewat beberapa jalur, yaitu mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi, menghirup udara yang tercemar spora jamur, atau lewat kontak langsung melalui kulit.

Mikotoksin bisa berasal dari makanan nabati, tetapi juga bisa dari produk hewani seperti daging yang berasal dari hewan yang sebelumnya makan makanan terkontaminasi.

Beberapa jenis makanan yang rentan terhadap mikotoksin antara lain:

  • Rempah-rempah.
  • Biji-bijian seperti jagung, beras, dan sorgum, kacang-kacangan.
  • Buah-buahan (baik segar maupun kering).
  • Kopi.
  • Kakao.
  • Sayuran.
  • Rimpang seperti jahe.

3. Dampak buruk mikotoksin bagi kesehatan

ilustrasi keracunan (freepik.com/jcomp)
ilustrasi keracunan (freepik.com/jcomp)

Gejala akibat paparan mikotoksin dibagi menjadi dua: akut dan kronis.

Paparan akut terjadi saat kamu terpapar dalam jumlah besar sekaligus, dan gejalanya muncul cepat serta parah. Sementara itu, paparan kronis terjadi perlahan-lahan akibat konsumsi jangka panjang dalam dosis kecil, yang bisa memicu kanker dan penyakit berat lainnya.

Gejala umum keracunan mikotoksin dapat meliputi:

  • Gangguan pencernaan.
  • Sulit mencerna protein.
  • Kerusakan pada sistem imun.
  • Gangguan paru-paru.

Konsumsi alkohol berlebihan, malnutrisi, dan penyakit bawaan bisa memperparah dampak dari paparan ini.

4. Cara mengurangi risiko paparan mikotoksin

Perlu dicatat bahwa jamur penghasil mikotoksin bisa tumbuh bukan hanya di permukaan makanan, tetapi juga meresap ke dalamnya.

Kunci pencegahan adalah penyimpanan yang tepat dan pengeringan yang efisien. Makanan yang disimpan dalam keadaan kering dan bebas dari serangga memiliki risiko lebih rendah terpapar mikotoksin.

Berikut ini tips agar terhindar dari mikotoksin:

  • Beli biji-bijian dan kacang dalam kondisi paling segar.
  • Simpan makanan di tempat kering, sejuk, dan bebas hama.
  • Jangan menyimpan makanan terlalu lama.
  • Variasikan menu harian untuk mengurangi risiko penumpukan racun dan meningkatkan kualitas gizi.

5. Apakah oat organik lebih aman?

Banyak orang bertanya-tanya, apakah memilih oat organik benar-benar bisa mengurangi risiko paparan mikotoksin. Jawabannya ternyata tidak sesederhana itu.

Sebuah tinjauan ilmiah pada tahun 2016 menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian tidak menemukan perbedaan signifikan antara kadar mikotoksin pada serealia organik dan konvensional. Meski begitu, ada beberapa data yang menyebutkan bahwa serealia organik cenderung memiliki kadar toksin T-2 dan HT-2 (jenis mikotoksin yang diproduksi oleh jamur dari kelompok Fusarium, biasanya tumbuh pada serealia seperti gandum, jagung, oat, dan barley, terutama di daerah dengan iklim dingin atau sedang) yang lebih rendah.

Namun, faktor yang paling berpengaruh ternyata bukan label “organik” atau “konvensional.” Cuaca, lokasi lahan, rotasi tanaman, hingga metode pengolahan tanah jauh lebih menentukan kadar racun jamur dalam pangan. Dengan kata lain, meski produk organik bisa saja sedikit lebih baik, tetapi bukan berarti sepenuhnya bebas dari risiko.

Kesimpulannya, mikotoksin adalah racun jamur yang bisa membahayakan kesehatan bila kamu tidak hati-hati. Kuncinya adalah pemahaman, penyimpanan makanan yang benar, serta konsumsi makanan secara bijak dan beragam. Yuk, lebih peduli dengan apa yang kamu makan sebelum racun kecil ini bikin masalah besar!

Referensi

G. Brodal et al., “Mycotoxins in organically versus conventionally produced cereal grains and some other crops in temperate regions,” World Mycotoxin Journal 9, no. 5 (June 28, 2016): 755–70, https://doi.org/10.3920/wmj2016.2040.
"Hazardous Mould Contaminates Many Food Staples: What You Should Know about Mycotoxins." The Conversation. Diakses pada Juli 2025.
"What Are Mycotoxins?" WebMD. Diakses pada Juli 2025.
"Mycotoxins: The Hidden Dangers in Your Oats." Wellness Pulse. Diakses pada Juli 2025.
"Mycotoxins." World Health Organization. Diakses pada Juli 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Apa Itu Fat Burning Zone? Bisa Turunkan Berat Badan

25 Okt 2025, 05:44 WIBHealth