Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak dengan refluks vesikoureter atau vesicoureteral reflux (pexels.com/Tri M. Nguyen)

Intinya sih...

  • Refluks vesikoureter (VUR) adalah aliran urine dari kandung kemih ke ureter dan ginjal, menyebabkan risiko infeksi ginjal.
  • Kondisi ini sering terjadi pada bayi dan anak kecil, lebih sering pada perempuan, dan bisa disebabkan oleh kelainan saluran kemih.
  • Gejala refluks vesikoureter meliputi infeksi saluran kemih, inkontinensia, konstipasi, demam, serta pembengkakan atau peregangan ginjal.

Umumnya, urine mengalir satu arah, turun dari ginjal, melalui saluran yang disebut ureter ke kandung kemih. Namun, jika urine mengalir dari kandung kemih kembali ke ureter, ini disebut sebagai refluks vesikoureter (vesicoureteral reflux).

Dengan refluks vesikoureter (VUR), urine mengalir mundur dari kandung kemih, naik ureter ke ginjal. Ini mungkin terjadi pada satu atau kedua ureter. Ketika "katup penutup" tidak berfungsi dan membiarkan urine mengalir mundur, bakteri dari kandung kemih dapat masuk ke ginjal. Ini dapat menyebabkan infeksi ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Ketika aliran urine yang kembali ke ureter lebih parah, ureter dan ginjal menjadi besar dan bengkok. Refluks yang lebih parah terkait dengan risiko kerusakan ginjal yang lebih besar jika ada infeksi.

1. Penyebab

VUR paling sering terjadi pada bayi dan anak kecil. Kebanyakan anak tidak memiliki masalah jangka panjang dari kondisi ini.

Umumnya, makin muda usia anak, makin besar kemungkinan ia akan mengembangkan VUR. Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak berusia 2 tahun ke bawah, tetapi juga dapat terjadi pada anak yang lebih tua dan bahkan orang dewasa.

Anak-anak yang memiliki ginjal atau saluran kemih yang tidak normal lebih mungkin mengalami VUR. Anak perempuan lebih mungkin memiliki kondisi ini dibandingkan anak laki-laki.

Seorang anak lebih mungkin memiliki VUR jika saudara laki-laki, saudara perempuan, atau orang tuanya memilikinya. Kurang lebih dari 1 dari 4 saudara kandung anak dengan VUR juga akan mengalami kondisi tersebut. Kurang lebih 1 dari 3 anak dengan orang tua dengan VUR juga akan mengalami kondisi tersebut.

Refluks vesikoureter primer

Sebagian besar anak yang memiliki VUR memiliki VUR primer, yang berarti mereka dilahirkan dengan ureter yang tidak normal.

Dengan VUR primer, katup antara ureter dan kandung kemih tidak menutup dengan baik, sehingga urine kembali ke ureter menuju ginjal. Jika hanya satu ureter dan satu ginjal yang terkena, dokter menyebutnya sebagai VUR unilateral.

VUR primer dapat menjadi lebih baik atau hilang seiring bertambahnya usia anak. Saat anak tumbuh, pintu masuk ureter ke dalam kandung kemih menjadi matang dan katup bekerja lebih baik.

Refluks vesikoureter sekunder

Anak-anak dapat mengalami VUR sekunder karena berbagai alasan, termasuk penyumbatan atau penyempitan di leher kandung kemih atau uretra.

Misalnya, lipatan jaringan dapat menyumbat uretra. Penyumbatan menghentikan sebagian urine keluar dari tubuh sehingga urine kembali ke saluran kemih.

Anak juga dapat mengalami VUR sekunder karena saraf ke kandung kemih tidak bekerja dengan baik. Masalah saraf dapat mencegah kandung kemih menjadi rileks dan berkontraksi secara normal untuk mengeluarkan urine.

Anak-anak dengan VUR sekunder sering mengalami refluks bilateral, yang berarti VUR memengaruhi ureter dan kedua ginjal. Dokter terkadang dapat mendiagnosis adanya penyumbatan urine pada janin di dalam kandungan.

2. Gejala

ilustrasi vesicoureteral reflux atau refluks vesikoureter (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Gejala VUR adalah infeksi saluran kemih (ISK). Ini karena saat urine mengalir ke belakang, bakteri lebih mudah tumbuh di sistem saluran kemih anak. ISK mungkin melibatkan ginjal atau kandung kemih, atau keduanya.

Gejala umum ISK:

  • Sensasi terbakar saat buang air kecil.
  • Ada darah dalam air kencing.
  • Kebutuhan yang kuat dan terus-menerus untuk buang air kecil.
  • Nyeri di perut atau sisi batang tubuh.
  • Demam, khususnya jika penyebabnya tidak jelas.
  • Rewel dan makan yang buruk pada bayi.

Terdapat 30–40 persen peluang jika anak memiliki ISK disertai demam, mereka memiliki VUR.

Gejala VUR lainnya dapat meliputi:

  • Anak mengompol.
  • Inkontinensia, yaitu ketidakmampuan untuk menahan kencing.
  • Diare.
  • Konstipasi.
  • Mudah marah.
  • Merasa mual atau muntah.
  • Pertambahan berat badan yang buruk pada bayi.

Gejala VUR lain yang dapat didiagnosis melalui sonogram saat bayi masih dalam kandungan adalah hidronefrosis—pembengkakan atau peregangan ginjal. Dalam kasus yang jarang, tekanan darah tinggi juga bisa menjadi gejala VUR.

3. Diagnosis

Dalam beberapa kasus, VUR ditemukan dalam pengujian sebelum lahir, walaupun paling sering ditemukan pada anak-anak usia 2–3 tahun. Akan tetapi, kondisi ini bisa terlihat pada usia berapa pun, bahkan pada bayi atau anak yang usianya lebih besar. Sekitar 3 dari setiap 4 anak yang dirawat karena VUR adalah perempuan. VUR paling sering ditemukan saat anak mengalami ISK.

Refluks ditemukan dengan tes voiding cystourethrogram (VCUG), yang merupakan rontgen kandung kemih. Butuh waktu sekitar 15–20 menit, pemeriksaan ini melibatkan:

  • Menempatkan kateter (tabung plastik tipis) di uretra.
  • Menyuntikkan cairan dengan pewarna sinar-X melalui tabung sampai kandung kemih penuh.
  • Meminta anak buang air kecil.
  • Memotret kandung kemih untuk melihat apakah pewarna bergerak mundur ke 1 atau kedua ginjal.
  • Terkadang menambahkan sedikit pelacak radioaktif ke dalam cairan dan menggunakan kamera khusus.

Infeksi yang terkait dengan penggunaan kateter untuk tes ini terjadi pada beberapa anak, jadi ahli urologi mungkin menyarankan penggunaan antibiotik sebelum dan sesudah tes.

Cara mengurangi rasa sakit dan kekhawatiran tentang penggunaan kateter harus didiskusikan dengan dokter. Beberapa anak menjadi marah atau rewel dan perlu digendong selama pemeriksaan. Di beberapa pusat kesehatan, pengujian ini bisa dilakukan dengan sedasi ringan. Menggunakan anestesi umum dapat menyebabkan hasil tes tidak lengkap karena dokter perlu melihat apakah ada refluks saat anak berkemih.

Jika refluks ditemukan, tes pencitraan lebih lanjut dapat dilakukan untuk memeriksa seberapa baik ginjal bekerja dan mencari kerusakan ginjal. Dalam beberapa kasus, USG ginjal dan kandung kemih dapat dilakukan untuk memeriksa ukuran ginjal.

Dokter melihat rontgen saluran kemih untuk mengetahui tingkat atau derajat refluks. Ini menunjukkan berapa banyak urine yang mengalir kembali ke ureter dan ginjal, dan membantu dokter memutuskan jenis perawatan yang terbaik.

Pada anak-anak dengan refluks dan ISK, kerusakan ginjal dapat terjadi. Tingkat refluks yang lebih tinggi terkait dengan risiko kerusakan ginjal yang lebih besar.

Sistem penilaian refluks yang paling umum mencakup lima tingkatan:

  • Derajat I: Urine refluks ke dalam ureter saja.
  • Derajat II: Urine refluks ke dalam ureter dan renal pelvis (di mana ureter bertemu dengan genjal), tanpa distensi (pembengkakan dengan cairan, atau hidronefrosis).
  • Derajat III: Refluks ke dalam ureter dan pelvis ginjal, menyebabkan pembengkakan ringan.
  • Derajat IV: Mengakibatkan pembengkakan sedang.
  • Derajat V: Menyebabkan pembengkakan parah dan ureter terpelintir.

4. Pengobatan

ilustrasi vesicoureteral reflux atau refluks vesikoureter (pexels.com/cottonbro studio)

Pengobatan VUR akan tergantung pada usia anak, gejala, serta jenis dan derajatnya.

Refluks vesikoureteral primer

VUR primer akan sering menjadi lebih baik dan akan hilang seiring bertambahnya usia anak. Sampai VUR hilang dengan sendirinya, dokter akan mengobati ISK dengan antibiotik. Mengobati ISK dengan cepat dan mencegahnya bertambah parah dan meminimalkan kemungkinan anak mengalami infeksi ginjal.

Dokter anak juga mungkin mempertimbangkan penggunaan antibiotik dosis rendah jangka panjang untuk mencegah ISK. Menurut penelitian, penggunaan antibiotik dosis rendah setiap hari dapat membantu banyak anak dengan VUR. Bicarakan dengan dokter anak tentang penggunaan antibiotik. Bakteri yang menyebabkan infeksi ini bisa menjadi lebih sulit untuk dilawan bila antibiotik digunakan dalam jangka panjang.

Kadang, dokter akan mempertimbangkan operasi untuk anak dengan VUR yang memiliki ISK berulang, terutama jika anak tersebut memiliki jaringan parut ginjal atau refluks berat yang tidak kunjung membaik. Operasi dapat memperbaiki refluks dan mencegah urine mengalir kembali ke ginjal.

Dalam kasus tertentu, pengobatan mungkin termasuk penggunaan injeksi bulking. Dokter menyuntikkan sedikit cairan seperti gel ke dalam dinding kandung kemih di dekat pembukaan ureter. Gel membuat tonjolan di dinding kandung kemih, yang berfungsi seperti katup ke ureter jika katup anak tidak berfungsi dengan baik. Prosedur ini membutuhkan anestesi umum dan anak biasanya bisa pulang pada hari yang sama.

Refluks vesikoureteral sekunder

Dokter mengobati VUR sekunder setelah menemukan penyebab pasti dari kondisi tersebut. Perawatan mungkin termasuk:

  • Operasi untuk menghilangkan sumbatan.
  • Antibiotik untuk mencegah atau mengobati ISK.
  • Operasi untuk memperbaiki kandung kemih atau ureter yang abnormal.
  • Kateterisasi urine intermiten, yaitu menguras kandung kemih dengan memasukkan kateter melalui uretra ke kandung kemih. Ini bisa dilakukan di rumah jika kandung kemih anak tidak dapat dikosongkan dengan benar.

5. Pencegahan

Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah VUR. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesehatan saluran kemih anak. Pastikan anak:

  • Minum cukup air setiap hari.
  • Segera ganti popoknya jika kotor.
  • Buang air kecil secara teratur.
  • Mengobati konstipasi dan inkontinensia urine atau inkontinensia feses secepat mungkin.

Bantu anak untuk menjadi sehat dalam segala hal. Tanamkan kebiasaan sehat sedini mungkin, seperti rutin berolahraga dan makan makanan sehat bergizi seimbang.

6. Komplikasi yang dapat terjadi

ilustrasi pasien anak dirawat di rumah sakit (khn.org)

Kerusakan ginjal adalah perhatian utama dengan VUR. Makin parah refluksnya, makin serius kemungkinan komplikasinya.

Komplikasi mungkin termasuk:

  • Jaringan parut ginjal: ISK yang tidak diobati dapat menyebabkan jaringan parut, yang merupakan kerusakan permanen pada jaringan ginjal. Jaringan parut yang luas dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan gagal ginjal.
  • Tekanan darah tinggi: Karena ginjal membuang limbah dari aliran darah, kerusakan ginjal dan penumpukan limbah yang dihasilkan dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Gagal ginjal: Jaringan parut dapat menyebabkan hilangnya fungsi di bagian penyaringan ginjal. Hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal, yang dapat terjadi dengan cepat (gagal ginjal akut) atau dapat berkembang dari waktu ke waktu (penyakit ginjal kronis).

Refluks vesikoureter biasanya tidak menyakitkan atau mengancam jiwa. Kondisi ini bisa dikelola dan perawatan biasanya berhasil. Tidak ada cara untuk mencegahnya, tetapi pastikan anak untuk minum banyak air putih, rutin olahraga, dan makan makanan bergizi untuk menjaga kesehatannya secara keseluruhan.

Normal jika orang tua merasa takut atau khawatir, terutama jika itu adalah bentuk yang lebih parah. Diskusikan pilihan yang tersedia dengan dokter anak.

Jika anak didiagnosis dengan refluks vesikoureteral primer ringan dan setelah pemeriksaan dokter yakin bahwa kondisi tersebut akan sembuh sendiri, orang tua harus tetap memastikan anak untuk kontrol rutin ke dokter.

Referensi

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses pada Juli 2024. Vesicoureteral Reflux (VUR).
Urology Care Foundation. Diakses pada Juli 2024. Vesicoureteral Reflux What Parents Should Know (PDF).
Cleveland Clinic. Diakses pada Juli 2024. Vesicoureteral Reflux (VUR).

Editorial Team