Cek Fakta Penting seputar Epilepsi dan Cara Pencegahannya

Sebanyak 25 persen kasus epilepsi dapat dicegah secara dini

Epilepsi adalah gangguan neurologis yang bersifat kronis dan tidak menular. Penderitanya dapat mengalami kejang berulang dalam episode singkat. Serangan epilepsi menimbulkan gerakan tak sadar yang melibatkan sebagian maupun seluruh tubuh, terkadang disertai hilangnya kesadaran, kontrol kandung kemih, atau fungsi usus.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kejadian epilepsi diperkirakan menyerang sekitar 50 juta orang penduduk dunia. Perkiraan populasi umum penderita epilepsi aktif dalam waktu tertentu sekitar 4-10 per 1000 orang. Risiko kematian penderita epilepsi lebih banyak tiga kali lipat daripada populasi umum, di mana kematian dini tertinggi ditemukan di negara-negara berpenghasilan rendah serta pedesaan.

Mengingat tingginya kasus epilepsi, yuk, kita simak tuntas fakta-faktanya berikut ini!

1. Klasifikasi epilepsi

Cek Fakta Penting seputar Epilepsi dan Cara Pencegahannyailustrasi jenis epilepsi (epilepsyqueensland.com.au)

Dilansir Mayo Clinic, pada umumnya epilepsi diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan bagaimana kejadian awal aktivitas otak abnormal tersebut dimulai.

  • Kejang fokal, yakni kejang yang muncul akibat aktivitas abnormal pada satu area otak. Kejang fokal sendiri terbagi lagi dalam dua kategori, yaitu:
    • Kejang fokal tanpa kehilangan kesadaran/kejang parsial sederhana
    • Kejang fokal dengan gangguan kesadaran/kejang parsial kompleks
  • Kejang umum, yaitu kejang yang kejadiannya melibatkan semua area otak. Ada enam jenis kejang umum, yaitu:
    • Kejang absen atau kejang petit mal: sering menyerang pada anak-anak dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran singkat.
    • Kejang tonik: kejang ini biasanya memengaruhi otot-otot sekitar punggung, lengan, serta kaki. 
    • Kejang atonik atau kejang jatuh: dapat menyebabkan hilangnya kontrol pada otot, sehingga menyebabkan penderita tiba-tiba jatuh atau pingsan.
    • Kejang klonik atau kejang dengan gerakan otot menyentak dan berulang. Biasanya ini memengaruhi otot  wajah, leher, dan lengan.
    • Kejang mioklonik: biasanya muncul sebagai sentakan singkat secara tiba-tiba pada lengan dan kaki.
    • Kejang tonik-klonik atau kejang grand mal: merupakan epilepsi yang dapat menyebabkan penderitanya mengalami hilang kesadaran secara tiba-tiba, tubuh kaku, gemetar, dan terkadang disertai dengan hilangnya kontrol kandung kemih kadang juga menggigit lidah.

2. Gejala epilepsi

Cek Fakta Penting seputar Epilepsi dan Cara Pencegahannyailustrasi anak dengan epilepsi (wfneurology.org)

Gejala yang muncul pada penderita epilepsi meliputi:

  • Kehilangan kesadaran
  • Gangguan gerakan
  • Gangguan sensasi (termasuk penglihatan, pendengaran dan rasa)
  • Perubahan suasana hati
  • Gangguan fungsi kognitif
  • Masalah fisik (seperti risiko patah tulang, memar akibat cedera akibat dari kejang)
  • Kondisi psikologis lebih tinggi
  • Kecemasan
  • Depresi

Baca Juga: 7 Gejala Epilepsi Berdasarkan Jenis Kejangnya, Ayo Buat Pertolongan!

3. Penyebab epilepsi

Cek Fakta Penting seputar Epilepsi dan Cara Pencegahannyailustrasi epilepsi (pixabay.com/Gerd Altmann)

Sebanyak 50 persen penyebab utama epilepsi tidak dapat diidentifikasi secara pasti, sementara sebagian lainnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Pengaruh genetik
  • Trauma kepala atau cedera traumatis lainnya
  • Kondisi otak, seperti tumor otak atau stroke. Stroke merupakan penyebab utama penderita epilepsi orang dewasa usia di atas 35 tahun
  • Penyakit menular, seperti AIDS, meningitis, dan ensefalitis virus
  • Cedera sebelum lahir akibat kerusakan otak bayi yang disebabkan oleh faktor infeksi ibu hamil, gizi buruk, atau karena kekurangan kadar oksigen
  • Gangguan perkembangan, seperti autisme atau neurofibromatosis

4. Pengobatan epilepsi

Cek Fakta Penting seputar Epilepsi dan Cara Pencegahannyailustrasi pasien di rumah sakit (unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Menurut WHO, sebanyak 70 persen penderita epilepsi dapat terbebas dari kejang dengan menggunakan obat antikejang secara tepat. Setelah 2 tahun penderita tidak lagi mengalami kejang, maka dokter akan mempertimbangkan penghentian obat antikejang tersebut. Selain itu ada pula pertimbangan faktor klinis pasien, pribadi, dan sosial yang relevan.

Perawatan untuk penderita epilepsi yang meliputi:

  • Obat-obatan anti-epilepsi (AED)
  • Operasi pengangkatan sebagian kecil otak yang menjadi penyebab kejang
  • Prosedur penempatan perangkat listrik kecil dalam tubuh untuk membantu mengendalikan serangan kejang
  • Diet khusus (diet ketogenik) yang tujuannya untuk mengontrol kejang

5. Pencegahan epilepsi

Cek Fakta Penting seputar Epilepsi dan Cara Pencegahannyailustrasi ibu merawat anaknya yang sedang sakit (freepik.com/prostooleh)

Diperkirakan sebanyak 25 persen kasus epilepsi dapat dicegah secara dini. Beberapa caranya adalah:

  • Mencegah cedera kepala
  • Perawatan perinatal secara memadai 
  • Pemakaian obat-obatan penurun demam dan perawatan lain untuk menurunkan suhu tubuh anak
  • Mencegah dan mengontrol tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes, serta menghindari penggunaan alkohol dan rokok
  • Pencegahan infeksi sistem saraf pusat
  • Pengendalian parasit di lingkungan sekitar
  • Pendidikan pengendalian infeksi, misalnya yang diakibatkan oleh neurocysticercosis

Nah, itulah serba-serbi lengkap seputar epilepsi, mulai dari jenis, penyebab, gejala, pengobatan, serta cara pencegahannya. Semoga dapat menambah wawasan!

Baca Juga: 7 Penyebab Paling Umum Epilepsi, Jangan Sepelekan Kejang-kejang Ya!

Reni Purwanti Photo Verified Writer Reni Purwanti

Haiiii...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya