ilustrasi luka mulut pada anak dengan hand, foot and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura (nhs.uk)
Dalam kesempatan yang sama, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, SpA(K), Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut bahwa orang tua tidak perlu panik.
"Ada peningkatan kasus, tapi jangan panik berlebihan, terutama melarang anak sekolah atau pihak sekolah menutup sekolah. Itu tindakan yang tidak perlu," katanya.
Ada baiknya, jika ada yang sakit, maka istirahat di rumah selama satu pekan dan menggunakan etika-etika perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Tidak perlu panik karena potensi penularannya hanya 6 dari 100 anak. Laporan kematian juga sangat rendah, hanya 50 dari 100.000 kasus, yang artinya tidak mencapai 1 persen.
Meski begitu, orang tua harus tetap waspada dengan mengenali tanda bahaya kapan anak perlu dibawa ke dokter. Misalnya saat anak demam tinggi selama 3 hari dan tidak mau makan serta minum yang bisa menyebabkan dehidrasi.
Tanda bahaya lainnya seperti sesak napas, kejang hingga penurunan kesadaran.
Kasus kematian yang terkait HFMD biasanya yang mengenai susunan saraf pusat atau otak pada anak yang memang memiliki gangguan pada tubuhnya.