Dishidrosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Menyebabkan lepuh yang gatal dan mungkin berisi cairan

Pernahkah kulit tangan atau kaki kalian terasa gatal disertai lepuhan berair? Mungkin itu gejala dishidrosis. Dishidrosis, juga dikenal sebagai eksem dishidrotik atau pompholyx adalah kondisi kulit ketika lepuh berkembang di telapak kaki atau telapak tangan dan jari.

Lepuh dapat muncul sebagai benjolan kecil atau dapat tumbuh bersama dan menutupi area yang lebih besar di tangan dan kaki. Lepuh ini biasanya sangat gatal dan mungkin berisi cairan, biasanya berlangsung selama sekitar 3 hingga 4 minggu dan dapat dipicu oleh berbagai masalah seperti alergi, genetik, atau stres.

1. Apa itu dishidrosis?

Dishidrosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi dishidrosis, eksem dishidrotik, atau pompholyx (commons.wikimedia.org/Inwe~commonswiki)

Dishidrosis adalah kondisi kulit kronis. Ini menyebabkan rasa terbakar dan gatal. Pada tingkat yang parah dapat menyebabkan ruam yang melepuh. Ini dapat memengaruhi telapak tangan, sisi jari-jari, dan telapak kaki. Walaupun kondisi ini paling umum terjadi pada usia 20-an, 30-an, dan 40-an, tetapi usia berapa pun bisa terkena, mengutip Cedars-Sinai.

Kulit memiliki beberapa lapisan. Lapisan terluar adalah epidermis dan di bawahnya adalah dermis. Dermis mengandung pembuluh darah, ujung saraf, akar rambut, dan kelenjar keringat. Dengan adanya eksem, kulit menjadi meradang. Sel-sel inflamasi dari sistem kekebalan menyerang epidermis, mengiritasi dan menghancurkan beberapa jaringan di sana.

Dishidrosis adalah bentuk tertentu dari eksem. Gejalanya bisa ringan hingga berat. Dalam beberapa kasus, gejala hilang dalam beberapa minggu tanpa pengobatan atau hanya dengan menggunakan pelembap tangan. Lebih sering, ini terjadi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

2. Gejala

Dishidrosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasiruam dishidrosis atau eksem dishidrotik (flickr.com/Christopher Porter)

Dilansir WebMD, lepuh kecil dan gatal adalah tanda dishidrosis yang paling mencolok. Ini biasanya muncul dalam kelompok. Selain itu, kamu juga bisa mengalami:

  • Gatal atau nyeri terbakar sebelum lepuh muncul.
  • Lepuh di tepi jari tangan, jari kaki, telapak tangan, dan telapak kaki.
  • Kulit merah, pecah-pecah.
  • Kulit berkeringat di sekitar lepuh.
  • Kuku yang menebal dan berubah warna.

Lepuh sering hilang dalam dua hingga tiga minggu, tetapi kulit di bawahnya bisa memerah dan lembut untuk sementara waktu.

Pada kasus parah yang memengaruhi kaki, lepuh dapat memengaruhi kaki dan membuat sulit berjalan. Lepuh di tangan dapat menyulitkan kamu dalam melakukan kegiatan seperti memasak, mengetik, atau mencuci piring.

Terkadang, lepuh bisa terinfeksi, terutama kalau sering digaruk. Tanda-tanda bahwa kamu memiliki infeksi meliputi rasa sakit, pembengkakan, pengerasan kulit, serta nanah dalam lepuh.

Baca Juga: Kulit Gatal-gatal? Mungkin Kamu Mengalami 10 Kondisi Medis Ini

3. Penyebab dan faktor risiko

Dishidrosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi eksem dishidrotik, dishidrosis, atau pompholyx (eczema.org/Professor Raimo Suhonen/DermNet New Zealand, www.dermnetnz.org)

Penyebab pasti dishidrosis tidak diketahui. Sebelumnya, ini dianggap sebagai masalah dengan saluran keringat, tetapi ini terbukti salah.

Orang dengan dishidrosis kemungkinan besar memiliki hipersensitivitas terhadap sesuatu, seperti:

  • Logam, terutama kobalt atau nikel.
  • Bahan tertentu dalam produk perawatan pribadi, seperti sabun atau pelembap.
  • Obat-obatan, terutama kontrasepsi atau aspirin.
  • Merokok (tembakau).
  • Infeksi kulit seperti kurap kaki.
  • Infus imunoglobulin intravena (IVIG).

Stres dan perubahan cuaca bisa menjadi pemicu lain. Beberapa orang mengalami kemunculan gejala ketika panas dan lembap, sementara yang lain mengalaminya saat suhu turun dan menjadi dingin.

Dishidrosis bisa menyerang siapa saja. Namun, yang paling sering terdampak antara lain:

  • Usia antara usia 20 dan 40 tahun.
  • Jenis kelamin perempuan.
  • Riwayat eksem pribadi atau dalam keluarga.
  • Riwayat dermatitis kontak pribadi atau dalam keluarga.
  • Dengan riwayat pribadi atau keluarga dermatitis kontak.
  • Mengembangkan reaksi alergi ketika mereka menyentuh antigen, yang merupakan zat asing yang menyebabkan reaksi alergi.
  • Menerima infus imunoglobulin. Imunoglobulin intravena (IVIG) adalah suntikan antibodi untuk orang dengan defisiensi imun.

Sekitar 50 persen kasus dishidrosis terjadi pada orang yang memiliki reaksi alergi saat menyentuh antigen. Para peneliti berpikir bahwa perempuan mungkin lebih mungkin mengembangkan dishidrosis karena mereka lebih sering berinteraksi dengan antigen tertentu, seperti nikel dan kobalt dalam perhiasan.

4. Diagnosis

Dishidrosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi dokter memeriksa kondisi kulit pasien (freepik.com/freepik)

Diagnosis bisa dilakukan oleh dokter umum atau dokter spesialis kulit. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala. Beri tahu dokter tentang kontak yang dialami dengan kemungkinan iritasi. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan.

Dokter perlu memastikan gejala tidak disebabkan oleh kondisi lain, seperti dermatitis kontak alergi, kurap, herpes, atau penyakit autoimun yang langka.

Beberapa tes yang mungkin diperlukan meliputi:

  • Mengerok kulit atau biopsi: Untuk memeriksa infeksi atau penyebab ruam lainnya.
  • Tes skin patch: Untuk mencari penyebab alergi.
  • Tes darah: Untuk memeriksa penyebab autoimun.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Dishidrosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi menggaruk kulit (pixabay.com/Nastya_gepp)

Komplikasi utama dishidrosis biasanya ketidaknyamanan akibat gatal dan rasa sakit akibat lecet. 

Ketidaknyamanan ini kadang-kadang bisa menjadi sangat parah selama gejala muncul, sehingga ini membuat penggunaan tangan atau berjalan menjadi terbatas. Ada juga kemungkinan terkena infeksi di area yang terdampak akibat terlalu sering menggaruk.

Selain itu, tidur mungkin terganggu jika gatal atau nyerinya parah.

6. Pengobatan medis

Dishidrosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Seperti dijelaskan dalam National Eczema Association, mengetahui pemicu dan mempertahankan rutinitas perawatan kulit secara teratur dapat membantu mencegah dan mengelola dishidrosis. Langkah-langkah yang bermanfaat dapat mencakup:

  • Cuci kulit yang terkena dengan pembersih ringan dan keringkan dengan lembut.
  • Oleskan krim kental dengan bahan-bahan seperti ceramide untuk membantu memperbaiki penghalang kulit.
  • Lepaskan cincin dan perhiasan lainnya saat mencuci tangan atau mencuci piring agar air tidak menempel di kulit.
  • Cuci kemudian lembapkan tangan atau kaki segera setelah bersentuhan dengan pemicu potensial.
  • Melatih teknik manajemen stres.
  • Jaga agar kuku tetap pendek untuk membantu mencegah goresan agar tidak merusak kulit.

Banyak kasus yang membaik dengan cepat dengan pemberian kortikosteroid topikal jangka pendek yang dikombinasikan dengan merendam atau mengoleskan kompres dingin ke area yang terkena beberapa kali sehari untuk membantu mengeringkan lepuh. Karena bentuk eksem ini terkadang dikaitkan dengan infeksi jamur pada tangan atau kaki, dokter kulit mungkin akan meresepkan obat antijamur jika diperlukan.

Area dishidrosis juga berisiko terkena infeksi kulit bakteri, yang dapat menunda atau mencegah penyembuhan. Jika mengalami pembengkakan, pengerasan kulit, nyeri, atau lepuh berisi nanah, segera temui dokter kulit untuk memeriksa infeksi bakteri, yang memerlukan pengobatan dengan antibiotik oral.

Saat dishidrosis parah atau sering mengalami kemambuhan, dokter kulit mungkin merekomendasikan terapi cahaya, inhibitor kalsineurin topikal (TCI), atau steroid oral. Terkadang, suntikan toksin botulinum digunakan untuk mengontrol tangan dan kaki yang berkeringat yang dapat memicu kondisi tersebut.

7. Perawatan rumahan

Dishidrosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi perawatan dishidrosis (freepik.com/jcomp)

Selain obat dari dokter, perawatan dishidrosis juga bisa dilakukan sendiri di rumah. Upaya yang bisa dilakukan di antaranya:

  • Kompres dingin bagian kulit yang bermasalah selama 15 menit. Melakukannya 2 hingga 4 kali sehari dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan akibat kulit yang gatal.
  • Mengoleskan salep atau pelembap sesuai aturan setelah menggunakan kompres. Pelembap yang bisa digunakan adalah petroleum jelly, krim lubriderm atau eucerin, minyak mineral dan lainnya.
  • Tidak menggaruk lepuhan pada kulit.
  • Hindari pemakaian produk yang bisa mengiritasi kulit, seperti losion atau sabun yang mengandung pewangi.

Itulah informasi mengenai dishidrosis, meliputi penyebab, gejala, risiko komplikasi, dan pengobatannya. Jika mengalami kondisi ini, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu sebelum mengobatinya sendiri. Sebisa mungkin jangan menggaruk kulit yang gatal agar terhindar dari infeksi.

Baca Juga: 7 Jenis Eksem di Kulit, Jangan Remehkan dan Segera Obati!

Rifa Photo Verified Writer Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya