Mengenali Perbedaan Virus Polio Tipe 1, 2, dan 3

Polio bisa dicegah dengan imunisasi lengkap

Poliomielitis atau polio merupakan penyakit akibat virus yang sangat menular dan sebagian besar menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Virus ini dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan.

Dijelaskan dalam laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), virus polio terdiri dari tiga strain, yaitu tipe 1 (Brunhilde), tipe 2 (Lansig), dan tipe 3 (Leon). Mari mengenali apa saja perbedaan virus polio tipe 1, 2, dan 3 di bawah ini.

Perbedaan tipe virus polio

Mengenali Perbedaan Virus Polio Tipe 1, 2, dan 3ilustrasi virus polio (cdc.gov)

Serotipe virus polio liar bisa dibedakan menjadi tipe 1, 2, dan 3. Dilansir laman Global Polio Eradication Initiative dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang membedakan ketiga jenis virus tersebut adalah protein kapsid mereka yang sedikit berbeda.

Selain itu, ketiga serotipe virus polio ini juga tidak memiliki antigen virus polio yang sama. Namun, mereka memiliki sifat fisik yang identik dan urutan dasar genomnya memiliki homologi 36–52 persen.

Kekebalan terhadap satu serotipe tidak memberikan kekebalan terhadap dua serotipe lainnya. Itulah mengapa penting untuk memberikan vaksin polio kepada anak. 

Virus polio liar tipe 2 dinyatakan oleh WHO telah diberantas pada September 2015, dengan virus terakhir terdeteksi di India pada tahun 1999. Virus polio liar tipe 3 dinyatakan telah tereradikasi pada Oktober 2019, dan terakhir terdeteksi pada November 2012. Hanya virus polio liar tipe 1 yang tersisa.

Sayangnya, kasus polio kembali terdeteksi di Indonesia baru-baru ini, yaitu di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang disebabkan oleh virus polio tipe 2. 

Baca Juga: Polio: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatan

Waspadai gejala polio

Mengenali Perbedaan Virus Polio Tipe 1, 2, dan 3ilustrasi anak-anak sakit (pexels.com/cottonbro studio)

Dilansir KidsHealth, kebanyakan orang yang terinfeksi polio tidak menunjukkan gejala.

Beberapa orang hanya mengalami gejala ringan seperti flu, sehingga mereka mungkin tidak curiga bahwa mereka menderita polio. Gejala-gejala ini bisa meliputi:

  • Infeksi saluran pernapasan atas, terasa seperti pilek.
  • Sakit tenggorokan.
  • Demam.
  • Diare.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit perut.
  • Sakit kepala.
  • Merasa tidak enak badan.

Jarang sekali, virus ini menyerang otak dan sumsum tulang belakang, menyebabkan gejala yang jauh lebih serius, seperti:

  • Meningitis: Virus polio dapat menginfeksi meninges, yaitu selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini menyebabkan sakit kepala parah, leher kaku, dan kepekaan terhadap cahaya.
  • Kelemahan atau kelumpuhan otot: Virus ini dapat menghancurkan sel-sel saraf yang mengendalikan otot. Jika ini terjadi, otot menjadi nyeri dan melemah hingga berhenti bekerja. Ketika seseorang tidak dapat menggunakan ototnya, tubuhnya menjadi lemas dan tidak dapat bergerak (paralisis). Kondisi ini dapat mengancam nyawa jika memengaruhi otot pernapasan dan seseorang tidak dapat bernapas.

Cegah dengan imunisasi

Mengenali Perbedaan Virus Polio Tipe 1, 2, dan 3Imunisasi polio. (ANTARA /Saiful Bahri)

Virus polio termasuk golongan human enterovitus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran/tinja dari orang yang terinfeksi virus polio.

Hingga saat ini polio masih belum ada obatnya. Namun, orang tua ataupun pengasuh tidak perlu khawatir, karena penyakit ini bisa dicegah dengan mendapatkan imunisasi polio.

Menurut Kemenkes, untuk mencegah polio, imunisasi yang diberikan adalah:

  • Vaksin polio tetes (OPV) diberikan 4x, pada usia 1, 2, 3, 4 bulan.
  • Vaksin polio suntik (IPV) diberikan 2x pada usia 4 dan 9 bulan.

Apabila anak belum mendapatkan imunisasi, segera datangi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkannya. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali atau tidak lengkap. Imunisasi polio lengkap bisa diberikan hingga usia 5 tahun.

Baca Juga: Apakah BAB Sembarangan Berisiko Menyebabkan Polio?

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya