Operasi Tulang Belakang: Tujuan dan Risikonya

Bisa dilakukan untuk saraf terjepit

Intinya Sih...

  • Operasi tulang belakang dapat diperlukan untuk gangguan serius seperti hernia nukleus pulposus, skoliosis, dan spinal stenosis.
  • Pemeriksaan seperti MRI, CT scan, dan X-ray diperlukan sebelum operasi untuk mengevaluasi kondisi pasien secara detail.
  • Risiko operasi tulang belakang meliputi infeksi, kerusakan saraf, dan komplikasi anestesi, tetapi risikonya tidak tinggi dengan pemeriksaan yang memadai.

Tulang belakang adalah tulang penting dalam tubuh manusia yang mendukung postur dan memfasilitasi gerakan. Namun, terkadang gangguan serius pada tulang belakang memerlukan intervensi medis melalui operasi.

Untuk mengenal operasi tulang belakang lebih dalam, ALTY Hospital Kuala Lumpur menggelar diskusi media bersama Dr. Lee Chee Kean, Consultant Orthopedic Spine Surgeon pada Jumat (8/3/2024) di Jakarta.

Dalam acara ini, Dr. Lee memaparkan gangguan yang memerlukan operasi, pemeriksaan yang diperlukan, dan risiko yang terlibat.

1. Gangguan tulang belakang yang mungkin memerlukan operasi

Operasi Tulang Belakang: Tujuan dan Risikonyailustrasi masalah tulang belakang (freepik.com/freepik)

Menurut Dr. Lee, kebanyakan nyeri punggung disebabkan oleh muscular back pain atau nyeri karena otot. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa nyeri punggung yang dialami disebabkan oleh otot, saraf, atau masalah tulang belakang. 

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan tulang belakang yang parah, yang memerlukan intervensi bedah. Beberapa di antaranya termasuk:

  • Hernia nukleus pulposus (HNP): Kondisi ini juga dikenal sebagai saraf terjepit. Ini terjadi ketika inti pulposus dari cakram intervertebralis (bantalan tulang punggung) menonjol keluar dari tempatnya dan menekan saraf spinal. Gejala bisa berupa nyeri punggung, kelemahan otot, hingga kehilangan kontrol motorik.
  • Skoliosis: Gangguan ini ditandai oleh kelengkungan abnormal tulang belakang, sering kali membutuhkan operasi untuk mengoreksi kelengkungan yang parah dan mencegah komplikasi seperti nyeri kronis dan masalah pernapasan.
  • Spinal stenosis: Kondisi ini terjadi ketika saluran tulang belakang menyempit, menekan saraf spinal dan menghasilkan gejala seperti nyeri, kelemahan, dan kesulitan berjalan.

"Posisi duduk itu salah satu yang kerap menjadi penyebab. Duduk terlalu lama (menyebabkan) otot, tulang jadi kaku sehingga lebih berisiko," kata Dr. Lee. 

2. Pemeriksaan penunjang operasi tulang belakang

Operasi Tulang Belakang: Tujuan dan Risikonyailustrasi alat radiologi (freepik.com/Drazen Zigic)

Ada sejumlah penunjang pemeriksaan sebelum memutuskan untuk menjalani operasi tulang belakang. Ini diperlukan untuk memastikan kebutuhan yang tepat dan mengevaluasi risiko terkait.

Beberapa pemeriksaan yang biasanya dilakukan meliputi:

  • Magnetic resonance imaging (MRI): Untuk mendapatkan gambaran yang detail tentang struktur tulang belakang, saraf, dan jaringan lunak. Hal ini membantu dalam diagnosis kondisi seperti HNP atau stenosis spinal.
  • CT scan: Digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang tulang belakang dan area yang terkena gangguan. Ini membantu dokter dalam merencanakan prosedur operasi dengan lebih baik.
  • X-ray: Untuk menilai struktur tulang belakang secara keseluruhan dan mengetahui apakah ada kerusakan atau deformitas yang memerlukan intervensi bedah.

Baca Juga: 12 Tips Puasa yang Aman untuk Penderita Gastritis

3. Pengerjaan dan risiko operasi tulang belakang

Operasi Tulang Belakang: Tujuan dan RisikonyaIlustrasi operasi bedah (pexels.com/Jonathan Borba)

Menurut Dr. Lee, proses operasi tulang belakang biasanya memakan waktu sekitar satu jam, tergantung keparahan kasusnya. 

"Kalau itu kasusnya susah, kita akan ada tim, jadi bisa berbagi opini dari konsultan tulang belakang," jelasnya. 

Meskipun operasi tulang belakang sering kali merupakan solusi yang efektif untuk mengatasi gangguan serius, tetapi operasi ini, seperti halnya operasi lainnya, memiliki risiko. Beberapa risiko yang mungkin terjadi antara lain:

  • Infeksi: Setiap prosedur bedah membawa risiko infeksi yang dapat terjadi di area operasi atau bahkan memengaruhi sistem tubuh secara keseluruhan.
  • Kerusakan saraf: Terkadang, operasi dapat menyebabkan kerusakan pada saraf spinal. Ini dapat mengakibatkan gejala seperti nyeri kronis, kelemahan, hingga kehilangan fungsi motorik.
  • Komplikasi anestesi: Risiko yang terkait dengan anestesi termasuk reaksi alergi atau komplikasi pernapasan. Ini juga harus dipertimbangkan sebelum operasi.

Walaupun memiliki risiko, tetapi Dr. Lee memastikan bahwa dengan pemeriksaan yang memadai dan tim yang kompeten, risiko operasi tulang belakang tidak tinggi. 

"Itu tidak berisiko tinggi. Biasanya satu persen atau bahkan kurang dari satu persen. Yang paling penting adalah memahami keadaan pasien seutuhnya," tambahnya. 

Operasi tulang belakang adalah langkah serius yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati setelah konsultasi dengan dokter. Meskipun dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi gangguan tulang belakang yang serius, risiko yang terkait juga tidak boleh diabaikan. 

Baca Juga: Osteopetrosis, Kondisi Tulang yang Lebih Keras dan Padat

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya