8 Cara Mengatasi Bungkuk pada Usia Remaja

Tidak selalu membutuhkan operasi

Kifosis adalah lengkungan ke depan yang tidak normal pada tulang belakang bagian atas. Anak-anak dengan kifosis memiliki penampilan bulat atau “bungkuk”. Meskipun beberapa anak dilahirkan dengan kifosis, tetapi sebagian besar kasus berkembang pada masa remaja.

Lengkungan tulang belakang dari depan ke belakang pada tingkat tertentu adalah normal dan sehat. Namun, jika tulang belakang anak melengkung ke depan 50 derajat atau lebih, sebaiknya bawa anak menemui dokter spesialis tulang belakang.

Sebagian besar kasus kifosis remaja bersifat ringan. Namun, mereka tetap perlu diawasi oleh dokter sampai pertumbuhannya berhenti. Banyak remaja dengan kifosis tidak perlu pengobatan. Jika lengkungan makin parah, ini bisa menyebabkan nyeri dan kelainan bentuk yang dapat menekan paru-paru dan mengganggu pernapasan.

Cara mengatasi bungkuk di usia remaja

Tujuan pengobatan adalah menghentikan perkembangan lengkungan dan mencegah deformitas. Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons, dokter akan mempertimbangkan beberapa hal saat menentukan pengobatan kifosis:

  • Usia anak dan kesehatannya secara keseluruhan.
  • Jumlah tahun pertumbuhan yang tersisa.
  • Jenis kifosis.
  • Tingkat keparahan lengkungan.

1. Pemantauan oleh dokter

8 Cara Mengatasi Bungkuk pada Usia Remajailustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Karolina Grabowska)

Dokter mungkin menyarankan untuk memantau lengkungan untuk memastikannya tidak makin parah. Anak mungkin akan diminta kembali untuk menemui dokter secara berkala dan rontgen hingga mereka dewasa sepenuhnya.

Kecuali jika lengkungan tulang punggung makin parah atau terasa nyeri, anak mungkin tidak memerlukan perawatan lain.

2. Memakai alat bantu penyangga tulang punggung

Terkadang, dokter akan merekomendasikan penggunaan penyangga punggung.

Dilansir KidsHealth, penyangga tulang belakang ini biasanya berupa korset. Pemakaiannya tidak akan meluruskan lengkungan tulang punggung, tetapi bagi sebagian anak-anak dan remaja ini bisa mencegah lengkungan memburuk. 

Beberapa remaja mungkin perlu memakai penyangga tulang punggung ini pada malam hari, sementara beberapa yang lain mungkin perlu mengenakannya selama 18–20 jam sehari. Alat bantu ini biasanya dipakai sampai pertumbuhan remaja terhenti.

3. Terapi fisik

8 Cara Mengatasi Bungkuk pada Usia Remajailustrasi fisioterapi, terapi fisik (pexels.com/Yan Krukau)

Latihan fisik khusus dapat membantu meredakan nyeri punggung dan memperbaiki postur tubuh dengan memperkuat otot-otot di perut dan punggung.

Latihan tertentu juga dapat membantu meregangkan paha belakang yang tegang dan memperkuat area tubuh yang mungkin terkena dampak dari ketidaksejajaran tulang belakang.

4. Peregangan statis

Untuk remaja yang menderita atau kondisi tulang punggungnya mengarah ke kifosis postural, disarankan untuk melakukan peregangan pasif dengan foam roller berdiameter 6 inci. Berbaringlah di lantai di foam roller tegak lurus di bagian tengahnya, mengutip dari laman Cedars-Sinai.

Lakukan latihan ini selama 1 menit sehari setidaknya selama 4 minggu. Latihan yang konsisten dan jangka panjang dapat membantu remaja berdiri lebih tegak. Jika dilakukan secara konsisten selama 6 bulan, latihan ini bisa meningkatkan kesejajaran dan mengatasi masalah postur di masa depan.

Penempatan roller melintasi tulang belakang itu penting. Pastikan dokter atau terapis mengajari kamu untuk melakukan latihan ini dengan benar.

Baca Juga: 7 Penyebab Sakit Tulang Belakang dan Cara Mengatasinya

5. Pastikan postur tubuh kamu benar

8 Cara Mengatasi Bungkuk pada Usia Remajailustrasi postur tubuh saat duduk (pexels.com/Karolina Grabowska)

Postur tubuh yang benar saat duduk dan berdiri dapat membantu memperbaiki dan bahkan mengoreksi kelengkungan pada kasus kifosis postural.

Kifosis postural adalah jenis kifosis yang paling umum. Biasanya ini mulai terlihat pada usia remaja. Postur tubuh yang buruk dan membungkuk menyebabkan otot dan ligamen meregang di sekitar tulang tulang belakang. Itu membuat tulang belakang tidak pada tempatnya, sehingga membuat bentuk punggung membungkuk. Jenis kifosis ini bersifat fleksibel dan sering kali membaik dengan olahraga.

Postur tubuh yang benar menjaga lengkungan tulang belakang dan tidak memperparah lengkungannya, dilansir MedlinePlus. Postur ini menempatkan kepala di atas bahu dan bagian atas bahu tepat di atas pinggul.

6. Perawatan kiropraktik

Penyesuaian tulang belakang mungkin bisa menjadi pilihan untuk meningkatkan pergerakan dan kelengkungan tulang belakang.

Penyesuaian tulang belakang atau kiropraktik (chiropractic) adalah teknik yang dilakukan oleh ahli kiropraktik, yang menggunakan tangan atau instrumen untuk menerapkan kekuatan yang terkontrol dan tiba-tiba pada sendi tulang belakang.

Perawatan kiropraktik biasanya dikombinasikan dengan latihan peregangan dan penguatan serta terapi lainnya, termasuk stimulasi listrik frekuensi rendah dan USG untuk manajemen nyeri.

Sebuah studi meneliti bagaimana terapi manipulatif tulang belakang kiropraktik memengaruhi gejala tulang belakang dada, termasuk kelengkungan tulang belakang yang berhubungan dengan kifosis (Health SA Gesondheid, 2016).

Para peneliti menemukan bahwa manipulasi tulang belakang yang dikombinasikan dengan latihan peregangan dan penguatan dapat secara efektif mengobati dan mengelola kifosis postural.

7. Operasi

8 Cara Mengatasi Bungkuk pada Usia Remajailustrasi operasi tulang belakang (freepik.com/freepik)

Operasi fusi tulang belakang adalah prosedur bedah yang paling umum untuk menangani kasus kifosis yang parah, dilansir Boston Children’s.

Dokter bedah akan menstabilkan bagian tulang belakang yang melengkung dengan instrumentasi (batang dan sekrup) dan memasang cangkok tulang di antara tulang belakang yang rusak. Ini merangsang pertumbuhan tulang baru sehingga tulang belakang menyatu menjadi tulang padat.

Untuk anak kecil yang masih dalam masa pertumbuhan dan memerlukan operasi, pilihannya mungkin termasuk:

  • Dual posterior growing rod (MAGEC rods): Ini adalah teknik yang menggunakan batang yang dapat dipanjangkan dan dimasukkan ke punggung anak untuk mengontrol perkembangan kelengkungan tulang belakang. Batangnya diperpanjang secara berkala untuk memungkinkan pertumbuhan tulang belakang yang berkelanjutan.
  • Torakostomi ekspansi/VEPTR™: Torakostomi ekspansi adalah tulang rusuk titanium yang ditanamkan ke punggung dan dada anak untuk mengontrol perkembangan kelainan bentuk dada dan tulang belakang, sekaligus memungkinkan pertumbuhan dada dan tulang belakang.

Remaja mungkin memerlukan operasi kifosis jika:

  • Lengkungannya berukuran 75 derajat atau lebih.
  • Penyangga punggung tidak berhasil memperlambat atau menghentikan bertambahnya lengkungan.
  • Anak menderita kifosis bawaan yang melibatkan malformasi tulang (operasi mungkin diperlukan pada usia dini).
  • Kifosis disebabkan oleh infeksi atau tumor.

8. Perhatikan posisi tidur

National Sleep Foundation memberi peringkat posisi tidur berdasarkan seberapa netral tulang belakang saat berbaring. Posisi tidur yang mengurangi beban pada tulang belakang sekaligus menjaga kelengkungan alaminya adalah posisi yang ideal karena dapat mencegah nyeri otot dan saraf terjepit.

1. Telentang

Berbaring telentang dianggap sebagai posisi tidur terbaik karena menyebarkan seluruh beban tubuh. Ini meminimalkan jumlah titik tekanan di punggung dan sepenuhnya mendukung kelengkungan alami tulang belakang.

Posisi tidur ini juga membantu menyelaraskan leher dengan bagian kepala lainnya, sehingga mencegah kerusakan saraf di pangkal kepala.

2. Berbaring menyamping

Meskipun banyak orang lebih suka tidur miring, tetapi posisi ini menarik kaki bagian bawah ke satu sisi, yang pada akhirnya dapat membuat tulang belakang keluar dari posisinya. Ini juga mendorong tubuh membungkuk, yang dapat membuat tulang belakang makin tidak sejajar.

Kalau ini adalah posisi tidur default kamu, cobalah letakkan bantal di antara kedua lutut agar sejajar sempurna dengan bagian tulang belakang. Kamu juga dapat mencoba memeluk bantal kokoh atau padat di bagian depan tubuh untuk mencegah membungkuk saat tidur.

3. Posisi tidur fetal

Posisi tidur fetal membuat kamu meringkuk ke dalam dengan kaki ditekuk. Posisi tidur ini sama bermasalahnya dengan posisi tidur miring, tetapi dengan tambahan tekanan ekstra pada persendian. Meskipun efek negatifnya tidak terlalu berarti bagi orang muda, tetapi lansia yang tidur dengan posisi ini bisa mengalami nyeri sendi sedang dan sering.

Cara terbaik untuk mengimbanginya adalah dengan mengendurkan tubuh, meluruskan pergelangan tangan, dan menghindari melipat dagu. Meringkuklah dengan bantal di antara pinggul agar kaki sejajar dengan tulang belakang lainnya.

4. Tengkurap

Tidur tengkurap dianggap sebagai posisi tidur terburuk karena memaksa kamu memutar leher ke satu sisi untuk bernapas. Ini juga merupakan posisi yang memberikan banyak tekanan pada lutut, perut, dan punggung atas, yang bisa dengan cepat menyebabkan nyeri dan kekakuan otot yang berkepanjangan dan menyakitkan.

Kalau tetap ingin tidur tengkurap, tidurlah dengan bantal di bawah perut dan sedikit di atas dahi. Hal penting yang perlu diingat adalah menjaga tulang belakang tetap lurus dan bebas tekanan.

Tanyakan kepada dokter tentang posisi tidur terbaik berdasarkan kebiasaan tidur kamu. Posisi tidur yang tepat dapat membantu meringankan rasa sakit dan membuatmu tidur nyenyak.

Banyak anak atau remaja dengan kifosis tidak mengalami komplikasi. Bagi yang lain, kifosis bisa berkembang dan menjadi lebih buruk seiring waktu. 

Jika terus berlanjut, lengkungan kifosis bisa menyebabkan nyeri dan mengganggu fungsi paru-paru. Dalam kasus yang jarang terjadi, ini juga dapat mengganggu makan anak, sehingga sulit menelan dan mungkin menyebabkan naiknya asam lambung.

Jika anak mengalami kifosis, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan rutin. Seorang spesialis tulang belakang dapat memantau kelengkungan tulang belakang dan melakukan intervensi jika dibutuhkan.

Penulis: Muti’ah Nur Rahmah

Baca Juga: 10 Rekomendasi Korset Penyangga Tulang Belakang Terbaik

Topik:

  • Rihanna Bunga
  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya