Endang menjelaskan bahwa transplantasi ginjal di Indonesia telah berkembang pesat. Selain persiapan operasi dan imunosupresan yang minim angka rejeksi, teknik operasi baru yang serupa di luar negeri pun sudah diterapkan, sehingga angka keberhasilan harapan hidup donor dan pasien GGK di Indonesia meningkat pula.
“Contohnya, jika dahulu teknik pengambilan ginjal donor dilakukan dengan cara nefrektomi terbuka, sekarang dilakukan dengan metode laparoskopi yang sangat bermanfaat bagi pendonor,” kata Endang.
Awalnya, prosedur harus memasukkan alat laparaskopi melalui rongga perut, lalu membuka ruangan belakang ke lokasi ginjal. Nur mengatakan bahwa sejak 2018, RS Siloam ASRI telah mengembangkan teknik baru, laparaskopi langsung ke lokasi ginjal (retroperitoneal) sehingga komplikasi lebih rendah bagi pendonor.
“..., hal ini membutuhkan keterampilan yang lebih baik dari operator, tetapi memberikan keuntungan yaitu komplikasi yang lebih rendah bagi pendonor ... Di RS Siloam ASRI, operasi pengangkatan ginjal donor dilakukan 100 persen dengan laparoskopi,” jelas Nur.
Ketua ASRI Urology Center (AUC), Dr. dr. Nur Rasyid, SpU (K), memberikan penjelasan mengenai transplantasi ginjal di RS Siloam ASRI. (Dok. RS Siloam ASRI)
Nur mengatakan bahwa laparaskopi donor nefrektomi melalui retroperitoneal membuat ruangan baru di area ginjal yang menyediakan akses langsung ke pembuluh darah ginjal tanpa harus melalui rongga perut dan memindahkan usus besar. Dengan begitu, risiko komplikasi pun menurun.
Sejak 2020, RS Siloam ASRI telah melakukan operasi laparaskopi donor retroperitoneal. Dari 137 pasien yang menjalani prosedur tersebut, tak ditemukan adanya komplikasi. Menurut Nur, alasannya adalah karena operator yang andal dalam penyambungan pembuluh darah (anastomosis vaskuler) dari donor ke pasien penerima.
Nur menjelaskan bahwa ada juga donor dengan pembuluh arteri ginjal lebih dari satu atau multiple renal artery (MRA). Awalnya tidak bisa diterima, pengembangan kemampuan microsurgery tim resipien RS Siloam ASRI mampu menyatukan pembuluh darah menjadi satu bagian.
"Hal ini memberikan kesempatan lebih besar pada ketersediaan donor dan memberikan keberhasilan yang sama baiknya dengan donor yang pembuluh darah arteri tunggal," kata Nur.