Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sakit kepala hypnic (pexels.com/cottonbro studio)

Sakit kepala hypnic atau sakit kepala hipnik adalah jenis sakit kepala yang langka. Ini cuma terjadi saat sedang tidur dan membuat kamu terbangun. 

Sakit kepala hypnic sering disebut sebagai sakit kepala "jam alarm" karena terjadi pada waktu yang sama beberapa malam dalam seminggu. Beberapa orang mengalaminya setiap malam.

Jenis sakit kepala ini lebih sering terjadi pada orang tua, paling sering pada orang yang berusia di atas 60 tahun, serta lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.

1. Penyebab dan faktor risiko

Karena merupakan kondisi langka, penyebab sakit kepala hypnic tidak sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa peneliti percaya jenis sakit kepala ini mungkin merupakan varian dari migrain karena memiliki banyak mekanisme yang sama. Karena serangan hanya terjadi selama tidur, kondisi ini mungkin terkait dengan gangguan ritme sirkadian (siklus tidur-bangun alami) akibat gangguan pada daerah hipotalamus di otak, menurut laporan dalam jurnal Cureus tahun 2021.

Karena pasien umumnya berusia di atas 50 tahun, degradasi terkait usia di wilayah ini dicurigai. Dilansir Verywell Health, beberapa penyebab sakit kepala hypnic telah dikemukakan, seperti:

  • Hipotalamus yang hiperaktif: Aktivitas tidak teratur di wilayah otak ini, yang mengatur pemrosesan rasa sakit, suhu tubuh, rasa haus, dan rasa lapar, telah dikaitkan dengan masalah tidur dan sakit kepala. Saat terlalu aktif, ada kemungkinan lebih tinggi untuk timbul sakit kepala.
  • Vasodilatasi: Teori lain adalah bahwa sakit kepala hypnic muncul karena pelebaran (ekspansi) pembuluh darah di hipotalamus karena hipokapnia, atau karbon dioksida yang berlebihan dalam darah, selama tidur. Ini meningkatkan tekanan pada meninges (lapisan jaringan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang), menyebabkan sakit kepala.
  • Berkurangnya materi abu-abu: Studi dalam jurnal Annals of Neurology tahun 2011 menggunakan neuroimaging menemukan bahwa orang dengan sakit kepala hypnic memiliki materi abu-abu yang sedikit lebih sedikit—neuron kritis yang mengatur banyak fungsi sistem saraf pusat—di pusat nyeri hipotalamus.

Faktor risiko

Secara umum, sakit kepala hypnic sangat jarang, dengan kejadian diperkirakan antara 0,07 dan 0,3 persen dari populasi, menurut laporan dalam jurnal Pain Management tahun 2021. Beberapa faktor kesehatan telah dikaitkan dengan sakit kepala hypnic, meningkatkan kemungkinan serangan. Ini meliputi:

  • Usia: Jenis sakit kepala ini jarang terjadi pada bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa muda, umumnya menyerang mereka yang berusia di atas 50 tahun.
  • Jenis kelamin: Perempuan cisgender tiga kali lebih mungkin mengalami kondisi ini dibanding laki-laki.
  • Riwayat gangguan sakit kepala: Sebanyak 30–60 persen dari orang dengan sakit kepala hypnic melaporkan pernah mengalami migrain atau gangguan sakit kepala lainnya.

2. Gejala

Editorial Team

Tonton lebih seru di