ilustrasi serum dengan kandungan retinol (pexels.com/KoolShooters)
Dosis topikal untuk krim, pencuci, astringen, dan produk yang dijual bebas lainnya biasanya mengandung konsentrasi antara 0,5 dan 5 persen asam salisilat. Asam salisilat dapat digunakan pada pagi dan malam hari. Karena sangat lembut, asam salisilat juga dapat diterapkan sebagai perawatan spot pada tengah hari.
Sementara untuk produk dengan kandungan benzoil peroksida, pilihlah takaran dengan konsentrasi 2,5 persen terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada reaksi pada kulit atau iritasi. Setelah merasa aman, maka kamu dapat menaikkan tingkat konsentrasi ke 5 persen setelah melihat hasilnya minimal selama enam minggu. Bila kamu tidak melihat hasil setelah enam minggu, makan kamu bisa mencoba menaikkan ke konsentrasi 10 persen.
Untuk bahan aktif benzoil peroksida sendiri dapat digunakan hingga dua kali sehari. Setelah membersihkan wajah dengan produk facial wash yang dilanjutkan dengan mengaplikasikan toner, oleskan produk dalam lapisan tipis di sekitar seluruh area kulit yang terkena. Biarkan produk mengering selama beberapa detik sebelum mengoleskan pelembap.
Jika kamu baru pertama kali menggunakan benzoil peroksida, mulailah dengan menggunakannya satu kalau dalam sehari. Secara bertahap, tingkatkan hingga aplikasi pada pagi dan malam hari. Kalau kamu menggunakan produk retinoid atau retinol pada malam hari, oleskan benzoil peroksida hanya pada pagi hari. Ini akan mencegah iritasi dan efek samping lainnya.
Jadi, untuk menentukan mana yang lebih ampuh antara asam salisilat dan benzoil peroksida, sebetulnya harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan kulit. Hindari menggunakan keduanya secara bersamaan untuk mencegah iritasi kulit. Hasil yang maksimal mungkin butuh waktu dengan penggunaan yang rutin dan teratur. Bila jerawat tak kunjung membaik atau malah memburuk setelah penggunaan, sebaiknya periksakan ke dokter spesialis kulit atau dermatolog, ya.