Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pengecekan gula darah untuk melihat kemungkinan gejala diabetes pada anak (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi pengecekan gula darah untuk melihat kemungkinan gejala diabetes pada anak (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Tak sedikit yang mengira jika diabetes adalah penyakit pada orang yang sudah dewasa dan tua, padahal anak-anak pun bisa mengalaminya, lho. Menurut Laporan Statistik Diabetes Nasional Amerika Serikat tahun 2020, terdapat 210 ribu anak serta remaja di bawah usia 20 tahun harus menerima diagnosis diabetes. 

Bukan hanya di Amerika, Indonesia pun menerima laporan diabetes tipe-2 pada anak yang meningkat sangat tajam. Dalam laman Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa angka kejadian diabetes melitus (DM) pada usia 0-18 tahun telah mengalami peningkatan hingga 700 persen selama kurun waktu 10 tahun, yakni September 2009-September 2018, baik diabetes tipe-1 atau diabetes tipe-2. 

DM tipe-1 terjadi karena sistem imun yang buruk dan kecenderungan genetik. Sedangkan DM tipe-2 sangat erat hubungannya dengan gaya hidup yang tidak sehat. Untuk lebih jelasnya, simak gejala diabetes pada anak berikut ini.

1. Mengalami perubahan kebiasaan makan serta tidur

ilustrasi anak makan makanan yang manis (pexels.com/sklei)

Dari laman American Diabetes Association, penderita diabetes minum air lebih banyak dibandingkan biasanya. Alhasil, anak cenderung lebih banyak makan dan minum dibandingkan biasanya. Meski sudah mengonsumsinya, tapi mereka tetap merasa haus dan lapar.

Anak yang memiliki gejala DM tipe-1 akan sering buang air kecil dan minum banyak. Meski begitu, wajah anak tidak terlihat segar, malah cenderung lesu dan tidak berenergi. 

2. Fluktuasi berat badan

ilustrasi menghitung berat badan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Perubahan berat badan jadi salah satu gejala diabetes pada anak yang paling mudah dilihat. Penurunan berat badan yang terlihat signifikan biasanya terjadi pada mereka yang mengidap DM tipe-1. Sedangkan untuk mereka yang mengidap DM tipe-2 biasanya mengalami kenaikan berat badan baik secara cepat atau lambat.

Mayo Clinic menyebutkan bahwa hati-hati jika terdapat perubahan berat badan pada anak entah naik atau turun secara drastis, padahal kamu tidak memberikan atau mengurangi makanan secara drastis pula. Hal ini hampir bisa dikatakan ada gejala risiko diabetes yang perlu diberikan perhatian ekstra.

3. Perubahan frekuensi buang air kecil

ilustrasi kamar kecil atau toilet (pexels.com/Hafidz Alifuddin)

Peningkatan frekuensi anak untuk pergi ke kamar kecil juga mempunyai korelasi langsung dengan peningkatan asupan air dalam jumlah banyak secara tiba-tiba. Bisa jadi sebagai orangtua, merasa wajar kalau anak buang air kecil karena sedang banyak minum. Tapi, jika sebelumnya tidak melakukan hal ini, kamu wajib waspada. 

Apalagi, kalau kamu melihat anak bolak-balik ke kamar kecil terlalu sering hingga setiap 15 menit, jelas bukan hal yang wajar. Kalau sudah begini, ada baiknya segera ke rumah sakit dan minta pengecekan kadar gula darah pada anak. 

4. Mengalami perubahan ekstrim pada tingkat kelelahan

ilustrasi anak lelah dan digendong ayahnya (unsplash.com/Daniela Chan)

Biasanya anak terlihat ceria ketika bermain atau mempelajari hal-hal baru, namun belakangan ini dia jadi lebih mudah merasa lelah dan seperti kehabisan energi. Sebenarnya kasus ini mirip seperti penderita diabetes pada orang dewasa, yaitu mudah merasa lelah.

Dari Endocrine Web, Laura Hieronymus, MD selaku wakil presiden perawatan kesehatan di American Diabetes Association, menjelaskan jika kelelahan merupakan gejala hiperglikemia. Jadi, tubuh tidak mampu memproses glukosa (gula darah) sebagai energinya. Karena itu, energi tidak bisa diolah secara maksimal sehingga mudah merasa letih.

5. Luka yang sembuhnya lebih lama

ilustrasi anak jatuh dan terluka (levininjuryfirm.com)

Gejala diabetes pada anak yang paling sering dilihat adalah luka yang sembuh lebih lama. Ini bisa terjadi karena mereka mempunyai masalah pada sistem kekebalan tubuh. Dalam laman Healthline, jumlah sel yang menjaga kekebalan tubuh dikirim untuk menyembuhkan luka.

Namun, karena masalah kesehatan seperti diabetes ini membuat sel tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Alhasil, penyembuhan luka jadi berjalan lebih lambat dan risiko infeksi pun jadi lebih tinggi.

Segera periksa ke dokter atau rumah sakit jika merasa mereka mempunyai beberapa gejala diabetes pada anak. Dengan pemeriksaan lebih lanjut secara cepat, kamu jadi bisa menghindari kemungkinan terburuk. Selain itu, disiplin mengajak anak mengonsumsi makanan sehat, olahraga teratur, dan olahraga teratur dapat membantunya lebih baik dalam menjaga kesehatannya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team