Anoreksia Nervosa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

Perempuan lebih rentan mengalami gangguan makan ini

Anoreksia nervosa, atau sekarang disebut anoreksia, adalah suatu gangguan makan. Orang-orang dengan anoreksia membatasi jumlah kalori dan jenis makanan yang mereka makan. Akhirnya, mereka kehilangan berat badan atau tidak bisa mempertahankan berat badan yang sesuai berdasarkan tinggi badan, usia, perawakan, dan kesehatan fisik.

Orang dengan anoreksia mungkin akan berolahraga secara kompulsif dan/atau mengeluarkan makanan yang sebelumnya ia makan lewat muntah yang disengaja dan/atau penyalahgunaan obat pencahar. Mereka juga punya citra diri yang terdistorsi tentang tubuh dan memiliki ketakutan kuat bila berat badannya bertambah.

Anoreksia merupakan kondisi serius yang butuh perawatan. Penurunan berat badan yang ekstrem bisa membuat penderita gangguan makan ini mengalami masalah kesehatan yang berbahaya, bahkan bisa mengancam nyawa.

1. Penyebab dan faktor risiko

Anoreksia Nervosa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi anoreksia nervosa (patientslounge.com)

Dilansir Mayo Clinic, meskipun penyebab pasti anoreksia belum diketahui pasti, tetapi kemungkinan gangguan makan ini merupakan kombinasi antara beberapa faktor, yaitu:

  • Faktor biologis

Meskipun belum jelas gen mana yang terlibat, mungkin ada perubahan genetik yang membuat beberapa orang lebih berisiko mengembangkan anoreksia. Beberapa orang mungkin punya kecenderungan genetik yang mengarah pada perfeksionisme, sensitivitas, dan kegigihan—semua sifat yang terkait dengan anoreksia.

  • Faktor psikologis

Beberapa orang dengan anoreksia mungkin memiliki kepribadian obsesif kompulsif yang mungkin membuat mereka lebih mudah untuk mengikuti diet ketat dan tidak makan meskipun lapar.

Mereka punya dorongan ekstrem untuk perfeksionisme, yang membuat mereka berpikir bahwa mereka tidak pernah cukup kurus. Mereka juga mungkin memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan membatasi asupan makanan untuk menguranginya.

  • Faktor lingkungan

Budaya dapat memengaruhi, misalnya tubuh kurus yang dianggap ideal. Sukses dan perasaan merasa berharga juga sering dihubungkan dengan tubuh kurus. Tekanan teman sebaya bisa menyebabkan seseorang ingin bertubuh kurus, terutama di kalangan gadis-gadis muda.

Menambahkan dari Johns Hopkins Medicine, anoreksia memiliki dua subtipe, yaitu:

  • Tipe restrictor. Orang-orang dengan jenis anoreksia ini sangat membatasi jumlah makanan yang mereka makan. Ini biasanya meliputi makanan tinggi karbohidrat dan lemak.
  • Tipe bulimia (makan berlebihan dan mengeluarkan apa yang dimakan). Pengidap anoreksia jenis ini makan makanan dalam jumlah banyak lalu membuat diri mereka memuntahkan makanan tersebut secara sengaja. Metode pengeluaran makanan ini bisa dengan obat pencahar atau metode lainnya untuk membersihkan usus mereka.
Anoreksia Nervosa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi anorexia nervosa (hopkinsmedicine.org)

Selain itu, ada pula beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan anoreksia. Anoreksia lebih umum pada perempuan. Akan tetapi, laki-laki pun juga bisa mengalaminya dan angkanya tercatat makin banyak, kemungkinan diakibatkan oleh meningkatnya tekanan sosial.

Anoreksia juga lebih umum dialami usia remaja. Namun, usia berapa pun bisa mengembangkan gangguan makan ini, walaupun memang jarang dialami oleh orang-orang yang berusia di atas 40 tahun.

Remaja mungkin lebih berisiko karena semua perubahan pada tubuhnya selama masa pubertas. Remaja juga menghadapi peningkatan tekanan dari teman sebaya dan lebih sensitif terhadap kritik, bahkan komentar biasa tentang berat badan atau bentuk tubuh.

Beberapa faktor risiko untuk anoreksia meliputi:

  • Genetik

Perubahan gen tertentu bisa menempatkan beberapa orang pada risiko anoreksia yang lebih tinggi. Mereka yang punya kerabat tingkat pertama (orangtua, saudara kandung, atau anak) yang punya gangguan tersebut memiliki risiko anoreksia yang jauh lebih tinggi.

  • Diet dan kelaparan

Diet adalah faktor risiko untuk mengembangkan gangguan makan. Ada bukti kuat bahwa banyak gejala anoreksia sebenarnya adalah gejala kelaparan.

Kelaparan memengaruhi otak dan memengaruhi perubahan suasana hati, kekakuan dalam berpikir, kecemasan, dan penurunan nafsu makan. Kelaparan dan penurunan berat badan dapat mengubah cara kerja otak pada individu yang rentan, yang dapat "melanggengkan" perilaku makan yang membatasi dan menyulitkan untuk kembali ke kebiasaan makan yang normal.

  • Transisi

Apakah itu sekolah, rumah, atau pekerjaan baru; atau putusnya hubungan; orang tercinta mengalami sakit parah atau meninggal dunia, perubahan besar bisa menyebabkan stres emosional dan meningkatkan risiko anoreksia.

2. Gejala dan tanda peringatan

Anoreksia Nervosa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi anoreksia nervosa (eatingdisorderhope.com)

Mengutip National Eating Disorder Association, berikut ini adalah berbagai gejala dan tanda peringatan anoreksia yang perlu dikenali.

Emosional dan perilaku

  • Penurunan berat badan secara dramatis.
  • Menggunakan pakaian berlapis-lapis untuk menutupi berat badan yang hilang dan menghangatkan diri.
  • Disibukkan dengan berat badan, makanan, kalori, gram, lemak, dan diet.
  • Menolak untuk makan makanan tertentu, dan memperluas pembatasan terhadap seluruh jenis makanan (misalnya tidak makan karbohidrat sama sekali, dan lain-lain).
  • Sering berkomentar tentang dirinya terlihat gemuk atau kelebihan berat badan padahal berat badannya sudah turun banyak atau sudah kurus.
  • Mengeluhkan gejala fisik seperti konstipasi, sakit perut, toleransi yang rendah terhadap dingin, lesu, atau kelebihan energi.
  • Menyangkal bahwa dirinya merasa lapar.
  • Mengembangkan ritual makan tertentu (misalnya makan makanan dalam urutan tertentu, mengunyah berlebihan, dan menyusun ulang makanan di piring).
  • Memasak untuk orang lain tetapi dirinya tidak makan.
  • Sering mencari-cari alasan untuk menghindari waktu makan atau situasi yang melibatkan makanan.
  • Mengungkapkan kebutuhan untuk "membakar" kalori yang masuk.
  • Mempertahankan rutinitas olahraga yang berlebihan, meskipun sedang kelelahan, sakit, mengalami cedera, atau cuaca tidak mendukung.
  • Menarik diri dari teman dan aktivitas biasa dan menjadi lebih terisolasi, menarik diri, dan tertutup.
  • Tampaknya khawatir saat makan di depan umum.
  • Memiliki spontanitas sosial yang terbatas.
  • Menolak atau tidak mampu mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia, tinggi, dan bentuk tubuh mereka.
  • Memiliki ketakutan yang kuat terhadap kenaikan berat badan atau menjadi "gemuk", meskipun berat badan kurang.
  • Memiliki pengalaman gangguan berat badan atau bentuk tubuh, pengaruh berat badan atau bentuk tubuh yang tidak semestinya pada evaluasi diri, atau penyangkalan kondisi berat badan yang sangat rendah.
  • Perempuan pascapubertas kehilangan periode menstruasi.
  • Merasa tidak berguna.
  • Memiliki kebutuhan yang kuat untuk kontrol.
  • Menunjukkan pemikiran yang tidak fleksibel.
  • Memiliki inisiatif dan ekspresi emosional yang terlalu terkendali.
Anoreksia Nervosa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi orang dengan anoreksia (goodmenproject.com)

Gejala fisik yang bisa muncul antara lain:

  • Kram perut dan keluhan pencernaan nonspesifik lainnya (konstipasi, refluks asam, dan lain-lain).
  • Sulit konsentrasi.
  • Hasil tes laboratorium atau pemeriksaan lainnya yang tidak normal (anemia, kadar hormon tiroid yang rendah, kadar kalium rendah, jumlah sel darah rendah, dan detak jantung lambat).
  • Pusing.
  • Pingsan.
  • Merasa dingin sepanjang waktu.
  • Masalah tidur.
  • Haid tidak teratur—amenore, periode haid tidak teratur, atau hanya mengalami haid saat menggunakan kontrasepsi hormonal.
  • Luka dan kapalan di bagian atas sendi jari (akibat muntah).
  • Masalah gigi, seperti erosi email, gigi berlubang, dan gigi sensitif.
  • Kulit kering.
  • Kuku kering dan rapuh.
  • Pembengkakan area kelenjar air liur.
  • Rambut halus di tubuh (lanugo).
  • Rambut di kepala menipis, kering, dan rapuh.
  • Gigi bolong atau gigi berubah warna akibat muntah.
  • Kelemahan otot.
  • Kulit berwarna kuning (dalam konteks makan terlalu banyak wortel).
  • Tangan dan kaki dingin dan berbintik-bintik atau kaki bengkak.
  • Penyembuhan luka yang buruk.
  • Gangguan fungsi kekebalan tubuh.

3. Diagnosis

Anoreksia Nervosa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi diagnosis anoreksia nervosa oleh dokter (reference.jrank.org)

Dokter biasanya akan melakukan beberapa tes dan pemeriksaan untuk membantu menentukan diagnosis, menyingkirkan penyebab medis untuk penurunan berat badan, dan memeriksa komplikasi terkait.

Tes dan pemeriksaan yang biasanya dibutuhkan antara lain:

  • Tes fisik. Mungkin ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan; mengecek tanda-tanda vital, seperti detak jantung, tekanan darah dan suhu; memeriksa masalah kuku dan kulit; mendengarkan jantung dan paru-paru; dan memeriksa perut.

  • Tes laboratorium. Ini mungkin meliputi tes darah lengkap, tes darah yang lebih spesifik untuk memeriksa elektrolit dan protein begitu pula fungsi lever, ginjal, dan tiroid. Urinalisis juga mungkin akan dilakukan.

  • Evaluasi psikologis. Dokter atau ahli kesehatan mental profesional mental akan menanyakan tentang pikiran, perasaan, dan pola makan pasien. Pasien juga akan diminta untuk mengisi kuesioner penilaian diri psikologis.

  • Pemeriksaan lainnya, seperti sinar-X untuk melihat densitas tulang, fraktur stres atau patah tulang, atau memeriksa bila ada pneumonia atau masalah jantung. Elektrokardiogram mungkin akan dilakukan untuk memeriksa bila ada kelainan jantung.

Ahli kesehatan mental juga biasanya akan menggunakan kriteria diagnosis untuk anoreksia dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) yang dipublikasikan oleh American Psychiatric Association.

Baca Juga: 20 Penyakit yang Bikin Berat Badan Turun Drastis, Bukan karena Diet!

4. Pengobatan

Anoreksia Nervosa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi psikoterapi (healthline.com)

Dokter akan membuat rencana komprehensif untuk memenuhi kebutuhan spesifik individu. Ini akan melibatkan tim spesialis yang bisa membantu pasien mengatasi tantangan fisik, emosional, sosial, dan psikologis.

Strategi perawatan pasien dengan anoreksia bisa meliputi:

  • Terapi kognitif perilaku, yang dapat membantu seseorang menemukan cara baru untuk berpikir, berperilaku, dan mengelola stres.
  • Konseling keluarga dan individu yang sesuai
  • Terapi nutrisi, yang memberikan informasi tentang cara menggunakan makanan untuk membangun dan memelihara kesehatan
  • Obat untuk mengobati depresi dan kecemasan
  • Suplemen untuk mengatasi kekurangan nutrisi
  • Pada beberapa kasus, pasien perlu mendapat perawatan di rumah sakit

Mungkin akan sulit bagi orang dengan anoreksia nervosa untuk terlibat dalam perawatan. Akibatnya, partisipasi orang tersebut dalam terapi dapat berfluktuasi. Kekambuhan bisa terjadi, terutama selama 2 tahun pertama pengobatan.

Maka dari itu, dukungan dari keluarga dan teman amat penting. Jika mereka dapat memahami kondisi pasien dan mengidentifikasi tanda dan gejalanya, mereka bisa mendukung pasien selama masa pemulihan dan membantu mencegah kekambuhan.

Perawatan di rumah sakit

Orang dengan anoreksia mungkin perlu menghabiskan waktu di rumah sakit bila memiliki:

  • Indeks massa tubuh yang sangat rendah
  • Malnutrisi
  • Komplikasi akibat asupan makanan yang tidak memadai
  • Penolakan terus-menerus untuk makan
  • Darurat psikiatri

Perawatan akan memungkinkan peningkatan asupan makanan secara bertahap untuk memulihkan kesehatan pasien secara keseluruhan.

5. Pencegahan

Anoreksia Nervosa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi psikoterapi pada pasien anoreksia nervosa (womenshealth.gov)

Tidak ada cara pencegahan anoreksia yang pasti, tetapi ada beberapa upaya yang bisa dilakukan seperti diterangkan di laman National Eating Disorders Association, yaitu:

  • Menghindari faktor yang menyebabkan pikiran negatif tentang bentuk badan
  • Fokus kepada fungsi tubuh bukan bentuk tubuh
  • Meningkatkan kepercayaan diri
  • Mencari bantuan sedini mungkin

Anoreksia tidak selalu bisa untuk dicegah. Namun, perawatan yang segera diberikan setelah seseorang mulai menunjukkan gejala akan sangat membantu.

Sebagai tambahan, mengajari dan mendukung kebiasaan makanan yang sehat dan realistis tentang makanan dan citra tubuh juga dapat membantu mencegah perkembangan atau memburuknya gangguan makan.

Apabila anak atau anggota keluarga memutuskan untuk menjadi vegetarian atau vegan, sebagai contoh, ada baiknya untuk menemui ahli gizi berpengalaman dalam gangguan makan, dan konsultasikan dengan dokter untuk memastikan bahwa perubahan ini tidak disertai kehilangan atau kekurangan nutrisi.

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Anoreksia Nervosa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi patah tulang akibat anoreksia nervosa (verywellhealth.com)

Komplikasi yang bisa terjadi akibat anoreksia, apalagi yang tidak mendapat penanganan, ada banyak. Kasus paling parahnya bisa berakibat fatal; kematian bisa terjadi secara tiba-tiba bahwa ketika pengidap anoreksia tubuhnya tidak terlalu kurus. Ini mungkin akibat dari irama jantung yang tidak normal (aritmia) atau ketidakseimbangan elektrolit–mineral seperti natrium, kalium, dan kalsium yang menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.

Komplikasi lain dari anoreksia dapat meliputi:

  • Anemia
  • Masalah jantung, seperti prolaps katup mitral, irama jantung abnormal, atau gagal jantung
  • Pengeroposan tulang (osteoporosis), meningkatkan risiko patah tulang
  • Kehilangan otot
  • Tidak ada atau terhentinya menstruasi pada perempuan
  • Penurunan kadar hormon testosteron pada laki-laki
  • Masalah gastrointestinal, seperti sembelit, kembung, atau mual
  • Kelainan elektrolit, seperti kalium, natrium, dan klorida dalam darah terukur rendah
  • Masalah ginjal

Jika seseorang dengan anoreksia mengalami kurang gizi yang parah, setiap organ dalam tubuh bisa rusak, termasuk otak, jantung, dan ginjal. Kerusakan ini mungkin tidak sepenuhnya reversibel, bahkan ketika anoreksia terkendali.

Selain sejumlah komplikasi fisik, penderita anoreksia juga umumnya memiliki gangguan kesehatan mental lainnya, seperti:

  • Depresi, kecemasan, dan gangguan mood lainnya
  • Gangguan kepribadian
  • Gangguan obsesif kompulsif
  • Alkohol dan penyalahgunaan zat
  • Melukai diri, pikiran untuk bunuh diri, atau upaya bunuh diri

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan dan kondisi mental yang serius. Ini melibatkan pembatasan asupan makanan yang bisa menyebabkan seseorang mengalami kurang gizi parah.

Efek anoreksia bisa mengancam jiwa, tetapi konseling, pengobatan, dan perawatan untuk masalah mental yang mendasarinya bisa sangat membantu pasien. Jika kamu atau orang yang kamu kenal memiliki tanda dan gejala anoreksia, seperti kebiasaan diet super ketat dan ketidakpuasan dengan penampilannya, bicarakan hal ini dan carilah bantuan dari ahli secepatnya. Diagnosis dan pengobatan dini akan lebih mungkin mengarah pada hasil yang positif.

Baca Juga: 14 Program Diet yang Berbahaya, Jangan Dipraktikkan!

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya