Gondongan: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasi

Gondongan merupakan penyakit yang sering dialami anak-anak

Gondongan atau mumps adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Gejala biasanya diawali dengan demam selama beberapa hari, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan hilang nafsu makan.

Kebanyakan kasus akan menyebabkan pembengkakan kelenjar ludah (disebut sebagai parotitis, yaitu saat kelenjar parotis yang ada di depan dan bawah telinga bengkak). Inilah yang menyebabkan pipi dan rahang bengkak.

Gondongan adalah infeksi virus menular yang paling umum terjadi pada anak-anak usia 5 hingga 15 tahun. Angka kasusnya kini sudah jauh berkurang karena keberhasilan program imunisasi. Gondongan bisa memengaruhi segala usia, tetapi yang paling berisiko adalah yang belum mendapatkan vaksinasi gondongan.

1. Penyebab

Gondongan: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi gondongan atau mumps (informedhealth.org)

Dilansir National Health Service, gondongan disebabkan oleh virus gondongan atau virus mumps, yang termasuk dalam keluarga paramyxoviruses. Virus ini merupakan sumber infeksi yang umum, terutama pada anak-anak.

Virus tersebut dapat ditularkan melalui sekresi pernapasan (misalnya air liur) dari orang yang terinfeksi. Saat tertular, virus berpindah dari saluran pernapasan ke kelenjar ludah dan bereproduksi, menyebabkan kelenjar membengkak.

Penularan gondongan meliputi:

  • Orang yang terinfeksi batuk atau bersin dan melepaskan tetesan kecil air liur (droplet) yang terkontaminasi, yang kemudian dapat dihirup orang lain.
  • Orang yang terinfeksi menyentuh hidung atau mulutnya, lalu virus berpindah ke suatu benda, seperti gagang pintu atau permukaan benda. Jika orang lain menyentuh benda itu segera setelah itu, virus bisa berpindah ke saluran pernapasan.
  • Berbagi peralatan, seperti alat makan, dengan orang yang terinfeksi.

Orang dengan gondongan biasanya paling menular dari beberapa hari sebelum kelenjar parotis membengkak hingga beberapa hari sesudahnya. Untuk alasan ini, disarankan untuk pergi untuk bekerja atau sekolah selama 5 hari setelah gejala pertama kali muncul jika seseorang didiagnosis gondongan.

Gondongan juga dapat ditularkan oleh orang yang terinfeksi virus tetapi tidak memiliki gejala yang jelas.

2. Faktor risiko

Gondongan: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi gondongan (mumps) pada orang dewasa (immune.org.nz)

Seperti yang dijelaskan pada laman MedicineNet, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan tertular gondongan, yang meliputi:

  • Kegagalan untuk memvaksinasi sepenuhnya (dua dosis terpisah) dengan paparan pada mereka yang menderita gondongan.
  • Usia risiko tertinggi tertular gondongan adalah anak-anak antara usia 2-12 tahun.
  • Wabah gondok kemungkinan besar terjadi selama musim dingin atau musim semi.
  • Bepergian ke wilayah berisiko tinggi di dunia: Afrika, wilayah anak benua India secara umum, dan Asia Tenggara. Daerah-daerah ini memiliki tingkat imunisasi yang rendah.
  • Sistem kekebalan yang melemah baik karena penyakit (misalnya, HIV/AIDS, atau kanker) atau obat (penggunaan steroid oral selama lebih dari dua minggu dan sedang kemoterapi).
  • Lahir sebelum tahun 1956, karena mereka diyakini pernah mengalami gondongan pada masa kanak-kanak. Namun, jika tidak, mereka berisiko terkena gondongan dewasa. Gondongan dewasa dikaitkan dengan penyakit yang lebih intens dan tingkat efek samping tertentu yang lebih tinggi (seperti radang testis atau orkitis). Tes darah dapat diperoleh untuk menentukan kekebalan dan bermanfaat jika ada keraguan mengenai gondongan di masa lalu.

3. Gejala

Gondongan: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi anak demam (pexels.com/Gustavo Fring)

Gejala penyakit gondongan biasanya muncul 2-3 minggu setelah individu terinfeksi. Namun, hampir 20 persen pengidap tidak mengalami gejala sama sekali, mengutip Medical News Today.

Awalnya akan muncul gejala seperti flu, seperti:

  • Pegal-pegal.
  • Sakit kepala.
  • Kehilangan nafsu makan dan/atau mual.
  • Kelelahan umum.
  • Demam (derajat rendah).

Selama beberapa hari berikutnya, gejala klasik gondok akan berkembang. Gejala utamanya adalah kelenjar parotis yang nyeri dan bengkak, salah satu dari tiga kumpulan kelenjar ludah, menyebabkan pipi membengkak. Pembengkakan biasanya tidak terjadi sekaligus—terjadi dalam gelombang.

Gejala terkait lainnya dapat mencakup:

  • Nyeri di sisi wajah yang bengkak.
  • Rasa sakit saat menelan.
  • Sulit menelan.
  • Demam (hingga 39,4 derajat Celcius).
  • Mulut kering.
  • Nyeri sendi.

Orang dewasa dapat tertular gondongan, tetapi jarang. Dalam kasus ini, gejalanya umumnya sama, tetapi terkadang sedikit lebih buruk dan komplikasi lebih mungkin terjadi.

4. Diagnosis

Gondongan: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi diagnosis gondongan (pexels.com/Los Muertos Crew)

Gondongan didiagnosis berdasarkan gejala, terutama jika terjadi pembengkakan di wajah. Pemeriksaannya dapat berupa:

  • Pemeriksaan bagian dalam mulut: Untuk mengecek virus yang menyerang dalam mulut hingga tenggorokan.
  • Kultur virus: Dengan cara menyeka bagian dalam pipi atau tenggorokan untuk menguji ada atau tidaknya infeksi virus.
  • Uji liur: Gondongan terjadi ketika kelenjar air liur terinfeksi oleh virus, maka uji liur digunakan untuk mengecek mikroorganisme yang menyebabkan gondongan.
  • Tes darah dan urine: Untuk mencari tahu apakah bakteri dan virus telah menyebar ke saluran kemih.
  • Uji cairan tulang belakang: Digunakan untuk kasus gondongan yang parah.

Baca Juga: Hipoparatiroid: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

5. Pengobatan

Gondongan: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi orang tua merawat anaknya yang sakit gondongan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Mengutip Cleveland Clinic, tidak ada pengobatan khusus untuk gondongan; penyakit harus dibiarkan berjalan dengan sendirinya. Perawatan akan berfokus pada pengobatan gejala untuk membuat pasien senyaman mungkin. Langkah-langkah perawatannya adalah sebagai berikut:

  • Minum banyak cairan.
  • Jika kelenjar bengkak dan menyebabkan ketidaknyamanan, kompres es atau panas dapat membantu meringankan rasa sakit.
  • Obat non-aspirin seperti asetaminofen dan ibuprofen dapat digunakan untuk mengendalikan demam dan membantu mengatasi rasa sakit akibat pembengkakan kelenjar.

Jangan memberikan aspirin kepada anak! Anak-anak dengan infeksi virus, seperti gondongan, yang mengonsumsi aspirin dapat mengembangkan sindrom Reye, penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan gagal hati, pembengkakan otak, bahkan kematian.

Gondongan biasanya merupakan penyakit ringan. Komplikasi serius, termasuk meningitis, ensefalitis, atau tuli permanen, dapat terjadi, meskipun ini biasanya terjadi pada pasien remaja dan dewasa.

Segera hubungi dokter bila anak yang terkena gondongan mengalami demam tinggi, leher kaku, sakit kepala parah, atau tanda-tanda kebingungan.

6. Pencegahan

Gondongan: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi vaksinasi MMR pada anak (commons.wikimedia.org/SELF Magazine)

Vaksinasi dapat mencegah penyakit gondongan. Sebagian besar bayi dan anak-anak menerima vaksin campak, gondok, dan rubela (MMR) secara bersamaan, mengutip Healthline.

Suntikan MMR pertama umumnya diberikan antara usia 12 dan 15 bulan pada kunjungan rutin anak sehat. Vaksinasi kedua diperlukan untuk anak usia sekolah antara 4 dan 6 tahun. Dengan dua dosis, vaksin gondongan sekitar 88 persen efektif. Tingkat efektivitas hanya satu dosis adalah sekitar 78 persen.

Orang dewasa yang lahir sebelum tahun 1957 dan belum terjangkit gondongan mungkin ingin divaksinasi. Mereka yang bekerja di lingkungan berisiko tinggi, seperti rumah sakit atau sekolah, harus selalu mendapatkan vaksinasi gondongan.

Namun, orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, alergi terhadap gelatin atau neomisin, atau sedang hamil, tidak boleh menerima vaksin MMR. Konsultasikan dengan dokter mengenai jadwal imunisasi diri dan/atau anak.

7. Komplikasi yang bisa terjadi

Gondongan: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi gondongan pada anak (health.clevelandclinic.org)

Komplikasi gondongan tergolong jarang, tetapi beberapa komplikasinya bisa berpotensi serius, seperti dijelaskan pada laman Mayo Clinic. Sebagian besar komplikasi gondongan melibatkan peradangan dan pembengkakan di beberapa bagian tubuh, seperti:

  • Testis. Kondisi yang disebut sebagai orkitis ini menyebabkan satu atau kedua testis membengkak pada laki-laki yang telah mencapai pubertas. Orkitis menyakitkan, tetapi jarang menyebabkan kemandulan.
  • Otak. Infeksi virus seperti gondongan dapat menyebabkan radang otak (ensefalitis). Ensefalitis dapat menyebabkan masalah neurologis dan mengancam jiwa.
  • Selaput dan cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini, yang dikenal sebagai meningitis, dapat terjadi jika virus gondongan menyebar melalui aliran darah untuk menginfeksi sistem saraf pusat.
  • Pankreas. Tanda dan gejala kondisi ini, yang dikenal sebagai pankreatitis, termasuk nyeri di perut bagian atas, mual, dan muntah.

Komplikasi lain dari gondongan meliputi:

  • Gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran dapat terjadi pada satu atau kedua telinga. Meski jarang, gangguan pendengaran kadang bersifat permanen.
  • Masalah jantung. Gondongan telah dikaitkan dengan detak jantung abnormal dan penyakit otot jantung, tetapi ini jarang terjadi.
  • Keguguran. Tertular gondongan saat hamil, terutama pada awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran.

Kebanyakan anak yang terinfeksi gondongan akan sembuh total dalam beberapa minggu. Anak bisa kembali ke sekolah saat gejalanya sudah membaik dan sudah sekitar satu minggu sejak pembengkakan dimulai.

Apabila dialami oleh orang dewasa, biasanya gondongan akan lebih parah. Ibu hamil yang terkena gondongan memiliki tingkat aborsi spontan yang lebih tinggi.

Jika seorang anak terkena gondongan, sangat kecil kemungkinannya ia akan terkena gondongan lagi dalam hidupnya. Namun, cara terbaik untuk memastikan anak terlindungi dari infeksi virus ini adalah memastikan status imunisasi anak.

Baca Juga: 7 Cara Mengobati Tipes di Rumah agar Lekas Sembuh

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya