Kolesistitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Kondisi peradangan pada kantung empedu

Kolesistitis atau cholecystitis adalah peradangan pada kantung empedu atau kandung empedu. Kantung empedu adalah organ kecil yang bentuknya mirip buah pir yang letaknya ada di sisi kanan perut, di bawah hati. Kantung empedu menampung cairan pencernaan yang dilepaskan ke usus kecil (empedu).

Biasanya, empedu mengalir keluar dari kantung empedu dan masuk ke usus kecil. Jika empedu tersumbat, ini akan menumpuk di kantung empedu. Ini menyebabkan peradangan dan bisa menimbulkan infeksi.

Bisa bersifat akut maupun kronis, berikut ini fakta seputar kolesistitis yang penting untuk diketahui.

1. Penyebab

Kolesistitis dapat terjadi saat kantung empedu mengalami peradangan. Mengutip Mayo Clinic, peradangan ini dapat disebabkan oleh:

  • Batu empedu: Paling sering, kolesistitis adalah akibat partikel keras yang berkembang di kantung empedu (batu empedu). Batu empedu dapat menyumbat saluran (duktus sistikus) yang melaluinya empedu mengalir ketika meninggalkan kantung empedu. Empedu menumpuk, menyebabkan peradangan.
  • Tumor: Tumor dapat mencegah empedu mengalir keluar dari kantung empedu dengan benar, menyebabkan penumpukan empedu yang dapat menyebabkan kolesistitis.
  • Penyumbatan saluran empedu: Kerutan atau jaringan parut pada saluran empedu dapat menyebabkan penyumbatan yang menyebabkan kolesistitis.
  • Infeksi. AIDS dan infeksi virus tertentu dapat memicu peradangan kandung empedu.
  • Masalah pembuluh darah: Penyakit yang sangat parah dapat merusak pembuluh darah dan menurunkan aliran darah ke kantung empedu, yang menyebabkan kolesistitis.

Sementara itu, memiliki batu empedu adalah faktor risiko utama untuk mengembangkan kolesistitis.

Kolesistitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi sakit perut (freepik.com/diana.grytsku)

2. Gejala

Dilansir Cleveland Clinic, gejala kolesistitis bisa akut maupun kronis. Kolesistitis akut datang tiba-tiba dan menyebabkan rasa sakit yang parah dan berkelanjutan. Lebih dari 95 persen orang dengan kolesistitis akut memiliki batu empedu. Nyeri dimulai di perut kanan tengah hingga atas dan dapat menyebar ke tulang belikat kanan atau punggung. Nyeri dirasakan paling parah 15 sampai 20 menit setelah makan dan terus berlanjut. Nyeri yang tetap parah dianggap sebagai kondisi darurat medis.

Sementara itu, dalam kasus kolesistitis kronis, ini berarti seseorang mengalami serangan peradangan dan nyeri berulang. Nyeri cenderung kurang parah dan tidak berlangsung selama kolesistitis akut. Serangan berulang biasanya disebabkan oleh batu empedu yang menyumbat duktus sistikus secara intermiten.

Tanda dan gejala kolesistitis lainnya mungkin termasuk:

  • Rasa sakit atau ketidaknyamanan ketika area perut yang terkena disentuh.
  • Mual dan kembung.
  • Muntah.
  • Demam di atas 38 derajat Celcius. Demam mungkin tidak dialami pasien dewasa yang lebih tua dan biasanya tidak terjadi pada orang dengan kolesistitis kronis.
  • Menggigil.
  • Sakit perut yang makin parah saat menarik napas dalam-dalam.
  • Sakit perut dan kram setelah makan, terutama makanan berlemak.
  • Kulit dan mata menguning (penyakit kuning).

Baca Juga: Gallbladder Sludge: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatan

3. Diagnosis

Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis kolesistitis meliputi:

  • Tes darah: Untuk mencari tanda-tanda infeksi atau tanda-tanda masalah kantung empedu.
  • Tes pencitraan: Ultrasonografi (USG) perut, USG endoskopik, atau pemindaian computerized tomography (CT) dapat digunakan untuk membuat gambar kandung empedu yang dapat mengungkapkan tanda-tanda kolesistitis atau batu di saluran empedu dan kantung empedu.
  • Pemindaian yang menunjukkan pergerakan empedu melalui tubuh: Pemindaian hepatobiliary iminodiacetic acid (HIDA) melacak produksi dan aliran empedu dari hati ke usus kecil dan menunjukkan penyumbatan. Ini melibatkan penyuntikan pewarna radioaktif ke dalam tubuh yang menempel pada sel-sel penghasil empedu, sehingga dapat dilihat saat berjalan dengan empedu melalui saluran empedu.
Kolesistitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi operasi atau pembedahan (unsplash.com/Jafar Ahmed)

4. Pengobatan

Umumnya, pengobatan kolesistitis dilakukan di rumah sakit. Ini mungkin meliputi:

  • Puasa, untuk mengistirahatkan kantung empedu.
  • Pemberian cairan secara intravena untuk mencegah dehidrasi.
  • Obat nyeri.
  • Antibiotik untuk mengobati infeksi.
  • Mengangkat kantung empedu (kolesistektomi). Operasi ini biasanya dilakukan dengan membuat sayatan kecil melalui perut untuk memasukkan laparoskop (kamera kecil) untuk melihat ke dalam perut dan instrumen bedah untuk mengangkat kantung empedu. Kantung empedu biasanya diangkat dalam 24 hingga 48 jam setelah pasien terkonfirmasi memiliki kolesistitis akut.
  • Mengeringkan kantung empedu untuk mengobati dan mencegah penyebaran infeksi (kolesistostomi perkutan). Prosedur ini biasanya diperuntukkan bagi mereka yang terlalu sakit untuk menjalani operasi.
  • Menghilangkan batu empedu di area yang menghalangi saluran empedu. Prosedur yang dinamakan endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) dilakukan untuk pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi mengalami penyumbatan saluran empedu, dan dapat membersihkan saluran dari batu dan endapan.

Selama awal dan akhir kehamilan, kolesistitis dapat diobati dengan antibiotik. Operasi biasanya merupakan pilihan yang aman selama trimester kedua, tetapi juga bisa dilakukan dengan aman kapan saja antibiotik gagal mengobati infeksi.

5. Pencegahan

Pencegahan biasanya dilakukan dengan mengurangi risiko kolesistitis yaitu berupa:

  • Makan makanan yang sehat: Pilih makanan kaya akan serat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan lemak sehat lainnya. Jauhi makanan tinggi lemak dan kolesterol.
  • Olahraga: Olahraga membantu mengurangi kolesterol. Makin rendah kadar kolesterol, makin rendah kemungkinan mengalami batu empedu.
  • Menurunkan berat badan secara perlahan: Penurunan berat badan secara cepat dapat meningkatkan risiko batu empedu. Kalau mau menurunkan berat badan, cobalah turunkan 0,5 hingga 1 kilogram per minggu.
Kolesistitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi makanan sehat (freepik.com/master1305)

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Mengutip Johns Hopkins Medicine, beberapa kasus kolesistitis dapat menyebabkan masalah lain, termasuk:

  • Infeksi dan penumpukan nanah di kantung empedu.
  • Kematian jaringan di kantung empedu (gangren).
  • Cedera saluran empedu yang dapat memengaruhi hati.
  • Infeksi dan radang pankreas (pankreatitis).
  • Infeksi dan peradangan pada lapisan perut (peritonitis).

Jika kantung empedu belum diangkat dan pasien mengalami lebih banyak serangan kolesistitis, ia mungkin mengalami kolesistitis jangka panjang (kronis). Kolesistitis kronis mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, ini bisa merusak dinding kantung empedu. 

Dinding bisa menjadi bekas luka dan menebal. Kantung empedu akan mulai mengecil. Seiring waktu, itu membuatnya kurang mampu menyimpan dan melepaskan empedu. Pasien akan butuh operasi untuk mengangkat kantung empedu.

Demikianlah informasi seputar kolesistitis, peradangan pada kantung empedu. Jika kamu mengalami nyeri di kuadran kanan atas perut, segera periksakan diri ke dokter. Baik akut maupun kronis, kolesistitis butuh perawatan yang cepat dan tepat.

Baca Juga: Kolangitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya