Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Gejala, Penyebab, Pengobatan

Ovarium menghasilkan hormon laki-laki secara berlebihan

Polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi hormonal yang bisa dialami perempuan usia subur. Ini merupakan kondisi ketidakseimbangan hormon yang disebabkan oleh ovarium yang menghasilkan hormon laki-laki secara berlebihan. Kondisi ini bisa memengaruhi kesuburan.

Selain itu, PCOS juga dapat menghentikan menstruasi atau membuatnya tidak teratur, menyebabkan jerawat dan rambut tubuh dan wajah yang tidak diinginkan, serta meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya termasuk diabetes dan tekanan darah tinggi.

Perempuan dengan PCOS bisa mendapatkan perawatan untuk gejalanya dan tetap bisa hamil, meskipun mungkin butuh minum obat untuk meningkatkan kesuburan.

1. Penyebab

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi polycystic ovary sindrome atau sindrom ovarium polikistik (parkwayeast.com.sg)

Penyebab pasti PCOS masih belum diketahui dengan jelas. Faktor-faktor yang berperan, seperti dilansir Mayo Clinic, dapat meliputi:

  • Kadar insulin yang berlebihan. Insulin adalah hormon yang diproduksi di pankreas yang memungkinkan sel menggunakan gula, suplai energi utama tubuh. Jika sel-sel menjadi resistan terhadap aksi insulin, maka kadar gula darah bisa meningkat dan tubuh mungkin memproduksi lebih banyak insulin. Kelebihan insulin ini dapat meningkatkan produksi androgen yang dapat menyulitkan ovulasi.

  • Peradangan tingkat rendah. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan produksi zat sel darah putih untuk melawan infeksi. Penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan dengan PCOS memiliki jenis peradangan tingkat rendah yang merangsang ovarium polikistik untuk memproduksi androgen, yang dapat menyebabkan masalah jantung dan pembuluh darah.

  • Keturunan. Penelitian menunjukkan bahwa gen tertentu mungkin berhubungan dengan PCOS.

  • Kelebihan androgen. Ovarium menghasilkan kadar androgen yang sangat tinggi, yang mengakibatkan hirsutisme (pertumbuhan rambut yang tidak normal pada perempuan) dan jerawat.

2. Gejala

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi hirsutisme atau pertumbuhan rambut berlebih pada perempuan (conquerpcos.org)

Beberapa perempuan bisa mulai melihat gejala PCOS saat menstruasi pertama, sementara beberapa lainnya mengetahui dirinya mengalami kondisi ini setelah berat badan bertambah banyak atau sulit hamil.

Seperti dipaparkan di laman Healthline, gejala PCOS yang paling umum dapat meliputi:

  • Haid tidak teratur. Kurangnya ovulasi mencegah lapisan rahim luruh setiap bulan. Beberapa perempuan dengan PCOS mendapatkan kurang dari delapan periode setahun atau tidak sama sekali.
  • Pendarahan haid yang berat. Lapisan rahim menumpuk untuk jangka waktu yang lebih lama, sehingga menstruasi yang dialami bisa lebih berat dari biasanya.
  • Pertumbuhan rambut (hirsutisme). Lebih dari 70 persen perempuan dengan kondisi ini memiliki pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh, termasuk di punggung, perut, dan dada.
  • Jerawat. Hormon laki-laki dapat membuat kulit lebih berminyak dan memicu jerawat di wajah, dada, dan punggung atas.
  • Kenaikan berat badan. Hingga 80 persen perempuan dengan PCOS mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Kebotakan dengan pola seperti laki-laki. Rambut di kulit kepala menjadi lebih tipis dan mungkin rontok.
  • Kulit menjadi lebih gelap: Bercak gelap pada kulit dapat terbentuk di lipatan tubuh seperti di leher, di selangkangan, dan di bawah payudara.
  • Sakit kepala. Perubahan hormon dapat memicu sakit kepala pada beberapa perempuan.

3. Diagnosis

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi USG panggul atau sonogram (sonoworld.co.uk)

Mengutip Office on Women's Health, tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis PCOS. Untuk diagnosis dan menyingkirkan penyebab lain dari gejala, dokter mungkin akan menanyakan riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes.

  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan mengukur tekanan darah, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang. Kulit juga akan diperiksa untuk mencari pertumbuhan rambut berlebih di wajah, dada atau punggung; jerawat; atau perubahan warna kulit. Dokter mungkin mencari kerontokan rambut atau tanda-tanda kondisi kesehatan lainnya (seperti pembesaran kelenjar tiroid).

  • Pemeriksaan panggul. Ini dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda hormon laki-laki tambahan (misalnya pembesaran klitoris) dan memeriksa apakah ovarium membesar atau bengkak.

  • Ultrasonografi panggul (sonogram). Tes ini untuk memeriksa apakah ada kista di ovarium serta memeriksa endometrium (lapisan rahim atau rahim).

  • Tes darah. Tes ini dilakukan untuk memeriksa kadar hormon androgen alias hormon laki-laki. Dokter juga akan memeriksa hormon lain yang terkait dengan masalah kesehatan umum lainnya yang dapat disalahartikan sebagai PCOS, misalnya penyakit tiroid. Dokter mungkin juga menguji kadar kolesterol dan menguji untuk diabetes.

Setelah kondisi lain dikesampingkan, seorang perempuan mungkin didiagnosis PCOS jika memiliki setidaknya dua dari gejala berikut:

  • Haid tidak teratur, termasuk haid yang datang terlalu sering, tidak cukup sering, atau tidak sama sekali.
  • Tanda-tanda kadar androgen yang tinggi, seperti pertumbuhan rambut ekstra di wajah, dagu, dan tubuh.
  • Jerawat.
  • Penipisan rambut kulit kepala.
  • Tingkat androgen darah lebih tinggi dari normal.
  • Kista multipel pada satu atau kedua ovarium.

Baca Juga: 7 Pilihan Pengobatan untuk Perempuan dengan PCOS

4. Pengobatan

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi diet sehat untuk pasien dengan PCOS (rmany.com)

Pengobatan untuk PCOS akan bergantung pada beberapa faktor, seperti usia, seberapa parah gejala, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan. Jenis perawatan yang akan diberikan juga mungkin akan bergantung pada apakah pasien ingin hamil atau tidak di kemudian hari, mengutip Johns Hopkins Medicine.

Apabila pasien ingin hamil, perawatan PCOS mungkin meliputi:

  • Perubahan pola makan dan aktivitas fisik. Pola makan sehat bergizi seimbang dan rutin olahraga bisa membantu menurunkan berat badan dan mengurangi gejala. Ini juga dapat membantu tubuh menggunakan insulin lebih efisien, menurunkan kadar glukosa darah, dan dapat membantu ovulasi.

  • Obat-obatan untuk memicu ovulasi. Tujuannya untuk membantu ovarium melepaskan telur secara normal. Obat-obatan ini juga memiliki risiko tertentu, misalnya meningkatkan peluang hamil kembar dan bisa menyebabkan hiperstimulasi ovarium. Ini adalah kondisi saat ovarium melepaskan terlalu banyak hormon. Gejalanya meliputi perut kembung dan nyeri panggul.

Jika pasien tidak ingin hamil, pengobatan yang bisa dipilih antara lain:

  • Pil KB. Pil KB hormonal dapat membantu mengontrol siklus menstruasi, menurunkan kadar hormon androgen, dan mengurangi jerawat.

  • Obat-obatan diabetes. Ini sering digunakan untuk menurunkan resistansi insulin pada PCOS. Perawatan ini juga bisa membantu mengurangi kadar hormon androgen, memperlambat pertumbuhan rambut, serta membantu ovulasi lebih teratur.

  • Perubahan pola makan dan aktivitas fisik. Pola makan sehat dan rutin olahraga dapat membantu menurunkan berat badan dan mengurangi gejala, juga membantu tubuh menggunakan insulin lebih efisien, menurunkan kadar glukosa darah, serta berovulasi.

  • Obat-obatan untuk menangani gejala lainnya. Misalnya obat untuk mengurangi pertumbuhan rambut atau jerawat.

Selain itu, bila kamu didiagnosis PCOS, dokter mungkin akan menyarankan beberapa tes tambahan untuk komplikasi, seperti:

  • Tes tekanan darah, toleransi glukosa, serta cek kolesterol dan trigliserida secara berkala.
  • Skrining untuk kecemasan dan depresi.
  • Skrining untuk sleep apnea obstruktif.

5. Pencegahan

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi pola makan sehat (pexels.com/Nathan Cowley)

Tidak ada cara yang terbukti dapat mencegah PCOS, tetapi ada langkah-langkah untuk mengurangi gejalanya, misalnya dengan:

  • Makan makanan bergizi
  • Olahraga secara teratur
  • Mengatur berat badan
  • Membatasi konsumsi makanan manis

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi komplikasi PCOS (pcosaa.org)

Ada sejumlah komplikasi dari PCOS, yaitu:

  • Ketidaksuburan atau infertilitas.
  • Diabetes gestasional atau tekanan darah tinggi yang diinduksi kehamilan.
  • Keguguran atau kelahiran prematur.
  • Nonalcoholic steatohepatitis, yaitu peradangan parah pada hati yang disebabkan oleh akumulasi lemak di hati.
  • Sindrom metabolik, yaitu sekelompok kondisi termasuk tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kadar kolesterol atau trigliserida abnormal yang secara signifikan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
  • Pradiabetes atau diabetes tipe 2.
  • Sleep apnea.
  • Depresi, kecemasan, dan gangguan makan.
  • Perdarahan uterus yang tidak normal.
  • Kanker endometrium.

Obesitas juga dikaitkan dengan PCOS dan bisa memperparah komplikasi gangguan ini.

Polycystic ovary syndrome alias PCOS adalah penyebab umum infertilitas dan dapat dikaitkan dengan penyakit lain. Bicaralah dengan dokter bila mengalami gejala dan mencurigai memiliki kondisi ini.

Perubahan gaya hidup dan perawatan medis dapat membantu pasien dalam mengelola gejala, menurunkan risiko munculnya masalah kesehatan lainnya, serta meraih kehamilan.

Baca Juga: Penyebab Sindrom Ovarium Polikistik, Salah Satunya Kelebihan Androgen!

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya