Dalam budaya populer, citra berbelanja kompulsif cenderung melekat pada diri kaum hawa. Perempuan seolah memiliki mekanisme tersendiri untuk menyukai keindahan suatu produk, seperti tas, sepatu, pakaian, perhiasan, dan lainnya. Oleh karenanya, mereka dapat mengembangkan keinginan untuk membeli dan memiliki sesuatu yang menarik perhatian.
Popularitas berbelanja tampaknya makin digaungkan, salah satunya lewat novel (yang kemudian dijadikan film) Confessions of a Shopaholic. Hal menarik untuk ditelisik di sini adalah topik yang berkaitan dengan kebiasaan belanja atau shopaholic.
Istilah shopaholic kadang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kecanduan belanja atau oniomania. Kendati demikian, shopaholic sering dianggap sebagai kondisi kecanduan yang dapat diterima secara sosial. Namun, apakah benar jika shopaholic hanya sebatas hobi? Atau justru tanda adanya gangguan mental? Berikut ini fakta menariknya.