AMR menimbulkan tantangan kesehatan, sosial, dan ekonomi yang signifikan secara global. Menurut laporan tahun 2019 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jika tidak ada tindakan yang diambil, AMR dapat memaksa hingga 24 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2030.
Selain itu, laporan Bank Dunia tahun 2017 memperkirakan bahwa pada tahun 2050, AMR yang tidak terkendali dapat mengurangi produk domestik bruto (PDB) global sebesar 3,8 persen per tahun dan mendorong 28 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan.
Infeksi sederhana dapat menjadi sulit atau tidak mungkin diobati, sehingga menyebabkan penyakit yang berkepanjangan. Prosedur medis penting, seperti operasi, transplantasi organ, dan perawatan kanker, yang mengandalkan antibiotik efektif untuk mencegah infeksi akan menghadapi risiko yang signifikan.
Sistem perawatan kesehatan kelak menghadapi peningkatan infeksi yang sulit diobati, sehingga meningkatkan permintaan akan perawatan khusus. Meningkatnya infeksi akan menyebabkan rawat inap yang lebih lama di rumah sakit, biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi, produktivitas yang berkurang dan beban ekonomi yang signifikan bagi individu dan masyarakat.
Referensi
"Disebut sebagai Silent Pandemic, Pemerintah Indonesia dan Negara G20 Atur Penggunaan Antibiotik". SehatNegeriku. Diakses pada Januari 2025.
"Ancaman Baru Silent Pandemic, Menko PMK Minta Masyarakat Pahami Penggunaan Antibiotik". Kemenko PMK. Diakses pada Januari 2025.
"The Antimicrobial Resistance Pandemic: Breaking the Silence". American Society for Microbiology. Diakses pada Januari 2025.
"New report calls for urgent action to avert antimicrobial resistance crisis." WHO. Diakses Januari 2025.
"Antimicrobial Resistance (AMR)." World Bank Group. Diakses Januari 2025.